Selasa, 18 Mei 2010

KUE KERANJANG

Kue Keranjang yang disebut juga sebagai Nian Gao (年糕) atau dalam dialek Hokkian Tii Kwee (甜棵), yang mendapat nama dari wadah cetaknya yang berbentuk keranjang, adalah kue yang terbuat dari tepung ketan dan gula, serta mempunyai tekstur yang kenyal dan lengket. Kue ini merupakan salah satu kue khas atau wajib perayaan tahun baru Imlek, walaupun tidak di Beijing pada suatu saat. Kue keranjang ini mulai dipergunakan sebagai sesaji pada upacara sembahyang leluhur, enam hari menjelang tahun baru Imlek (Jie Sie Siang Ang), dan puncaknya pada malam menjelang tahun baru Imlek. Sebagai sesaji, kue ini biasanya tidak dimakan sampai Cap Go Meh (malam ke-15 setelah Imlek).

Dipercaya pada awalnya kue, ini ditujukan sebagai hidangan untuk menyenangkan dewa Tungku agar membawa laporan yang menyenangkan kepada raja Surga (玉皇大帝,Yu Huang Da Di). Selain itu, bentuknya yang bulat bermakna agar keluarga yang merayakan Imlek tersebut dapat terus bersatu, rukun dan bulat tekad dalam menghadapi tahun yang akan datang .

Kue keranjang diproduksi banyak kota, salah satunya adalah di Bogor dan Yogyakarta.

# Asal-usul nama

Kue keranjang memiliki nama asli Nien Kao atau Ni-Kwee yang disebut juga kue tahunan karena hanya dibuat setahun sekali pada masa menjelang tahun baru Imlek. Di Jawa Wetan disebut sebagai kue keranjang sebab dicetak dalam sebuah "keranjang" bolong kecil, sedangkan di Jawa Kulon diberi nama Kue China untuk menunjukkan asal kue tersebut yaitu China, walaupun ada beberapa kalangan yang merujuk pada suku pembuatnya, yaitu orang-orang Tionghoa.

Sedangkan dalam dialek Hokkian, tii kwee berarti kue manis, yang menyebabkan orang-orang tidak sulit menebak kalau kue ini rasanya manis.

# Arti di balik kue keranjang

Di China terdapat kebiasaan saat tahun baru Imlek untuk terlebih dahulu menyantap kue keranjang sebelum menyantap nasi sebagai suatu pengharapan agar dapat selalu beruntung dalam pekerjaannya sepanjang tahun.

Nien Kao atau Nian Gao, kata Nian sendiri berati tahun dan Gao berarti kue dan juga terdengar seperti kata tinggi, oleh sebab itu kue keranjang sering disusun tinggi atau bertingkat. Makin ke atas makin mengecil kue yang disusun itu, yang memberikan makna peningkatan dalam hal rezeki atau kemakmuran. Pada zaman dahulu banyaknya atau tingginya kue keranjang menandakan kemakmuran keluarga pemilik rumah. Biasanya kue keranjang disusun ke atas dengan kue mangkok berwarna merah di bagian atasnya. Ini adalah sebagai simbol kehidupan manis yang kian menanjak dan mekar seperti kue mangkok.

# Bagaimana cara menikmati Kue Keranjang ?

Kue keranjang bisa bertahan hingga 5-6 bulan jika disimpan dengan baik. Bagaimana cara mengolah kue yang umumnya dibungkus daun pisang atau plastik itu ? Sebab, setelah disimpan lama, kue yang berbahan dasar gula merah dan tepung ketan itu sulit dimakan karena keras.

Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengolah kue keranjang :

1. Jika kue keranjang dibungkus dengan daun pisang, lepaskan daun pisang dari kue, kemudian kukus di dandang selama 10-15 menit. Setelah itu sajikan. Kalau Anda suka, bisa disajikan dengan kelapa muda parut.

2. Siapkan telur, garam, dan tepung terigu, kemudian campur dengan air secukupnya. Siapkan wajan panas, isi dengan minyak secukupnya. Potong-potong kue keranjang sesuai selera, kemudian celupkan dalam adonan tepung dan telur, selanjutnya goreng. Jika Anda lebih suka rasa yang gurih, tidak perlu menggunakan tepung terigu, cukup kocokan telur dan garam saja.

3. Cara lain, kukus kue keranjang, kemudian potong-potong, tambahkan santan. Masukkan dalam daun pisang yang telah dijemur (agar lemas) kemudian kukus sebentar. Sajikan.

0 komentar:

Posting Komentar