Apa yang sanggup dan tidak sanggup kita lakukan, apa yang kita anggap mungkin atau mustahil, jarang sekali tergantung pada kemampuan kita yang sesungguhnya. Itu lebih tergantung pada anggapan/keyakinan kita tentang siapa kita.
Identitas secara sederhana adalah anggapan/keyakinan yang kita gunakan untuk mendefinisikan individualitas kita sendiri, apa yang menjadikan kita unik --baik, buruk, masabodoh-- dibandingkan individu-individu lainnya.
Kemampuan anda bersifat konstan, tetapi berapa banyak yang anda gunakan itu tergantung pada identitas anda sendiri. Dalam buku Pygmalion in the Classroom diceritakan perubahan dramatis dalam performa para murid ketika mereka yakin bahwa mereka dikaruniai. Berulang-ulang, para periset telah menunjukkan bahwa kemampuan murid-murid sangatlah dipengaruhi oleh identitas yang mereka kembangkan bagi diri sendiri akibat dari anggapan/keyakinan sang guru terhadap tingkat kecerdasan mereka.
Kita semua akan bertindak konsisten dengan pandangan kita tentang siapa kita sesungguhnya, entah pandangan tersebut akurat atau tidak. Alasannya adalah, salah satu daya terkuat dalam organisme manusia adalah kebutuhan akan konsistensi.
Begitu seseorang mempunyai keyakinan yang kuat tentang apa saja, ia akan mengabaikan dan bahkan menentang bukti apa pun yang bertentangan dengan keyakinannya itu. Secara bawah sadar, ia tidak akan yakin bahwa ia bisa berubah dalam jangka panjang, dan itu akan mengendalikan perilakunya.
Demikianlah, hidup di dunia yang terus berubah, satu-satunya hal yang kita semua andalkan untuk tetap adalah identitas kita sendiri. Kalau kita mulai mempertanyakan siapa kita, maka tidak akan ada landasan bagi segala pengertian di mana kita membangun kehidupan kita. Kalau anda tidak tahu anda siapa, mana mungkin anda memutuskan apa yang harus anda lakukan? Mana mungkin anda merumuskan nilai-nilai, memegang keyakinan-keyakinan , atau memantapkan aturan-aturan? Mana mungkin anda menilai apakah sesuatu itu baik, buruk, atau masabodoh?
Setelah kita kembangkan keyakinan-keyakinan baru tentang siapa kita, maka untuk mendukung identitas baru tersebut, barulah perilaku kita akan berubah.
0 komentar:
Posting Komentar