tag:blogger.com,1999:blog-12989873930495568902024-03-13T12:24:50.176-07:00CHINESE ZONEBlog ini adalah milik Grup *(K.F.C)* Kumpulan Facebooker Chinese.Sandy Vanzhttp://www.blogger.com/profile/11993467133709794442noreply@blogger.comBlogger163125tag:blogger.com,1999:blog-1298987393049556890.post-28390486844584209962010-11-19T22:27:00.000-08:002010-11-19T22:28:38.491-08:00Sejarah Cina BentengAkulturasi Cina Benteng, Wajah Lain Indonesia<br /><br />TIDAK seperti Cina peranakan pada umumnya, Ong Gian (47) berkulit gelap. Matanya pun tidak sipit. Sehari-hari ia bekerja sebagai petani di Neglasari, Tangerang. Selain itu, ia juga awak kelompok kesenian gambang kromong yang sering tampil di acara-acara hajatan perkawinan.<br /><br />Nenek moyangnya adalah Cina Hokkian yang datang ke Tangerang dan tinggal turun- temurun di kawasan Pasar Lama. Mereka masuk dengan perahu melalui Sungai Cisadane sejak lebih 300 tahun silam.<br /><br />Cina Benteng memang selalu diidentifikasi dengan stereotip orang Cina berkulit hitam atau gelap, jagoan bela diri, dan hidupnya pas-pasan atau malah miskin. Sampai sekarang, ternyata mereka juga tetap miskin meski sudah jarang yang jago bela diri.<br /><br />Meski ada beberapa yang sudah berhasil sebagai pedagang, sebagian besar Cina Benteng hidup sebagai petani, peternak, nelayan. Bahkan, ada juga pengayuh becak.<br /><br />SEJARAH Cina Tangerang memang sulit dipisahkan dengan kawasan Pasar Lama (Jalan Ki Samaun dan sekitarnya) yang berada di tepi sungai dan merupakan permukiman pertama masyarakat Cina di sana. Struktur tata ruangnya sangat baik dan itu merupakan cikal-bakal Kota Tangerang. Mereka tinggal di tiga gang, yang sekarang dikenal sebagai Gang Kalipasir, Gang Tengah (Cirarab), dan Gang Gula (Cilangkap). Sayangnya, sekarang tinggal sedikit saja bangunan yang masih berciri khas pecinan.<br /><br />Pada akhir tahun 1800-an, sejumlah orang Cina dipindahkan ke kawasan Pasar Baru dan sejak itu mulai menyebar ke daerah-daerah lainnya. Menurut Tagara Wijaya, yang bernama asli Oey Tjie Hoeng (77), yang menjabat Ketua Umum Klenteng Boen Sen Bio (1967-1978), Pasar Baru pada tempo dulu merupakan tempat transaksi (sistem barter) barang orang- orang Cina yang datang lewat sungai dengan penduduk lokal.<br /><br />Mengenai asal-usul kata Cina Benteng, menurut sinolog dari Universitas Indonesia, Eddy Prabowo Witanto MA, tidak terlepas dari kehadiran Benteng Makassar. Benteng yang dibangun pada zaman kolonial Belanda itu-sekarang sudah rata dengan tanah-terletak di tepi Sungai Cisadane, di pusat Kota Tangerang.<br /><br />Pada saat itu, kata Eddy, banyak orang Cina Tangerang yang kurang mampu tinggal di luar Benteng Makassar. Mereka terkonsentrasi di daerah sebelah utara, yaitu di Sewan dan Kampung Melayu. Mereka berdiam di sana sejak tahun 1700-an. Dari sanalah muncul, istilah “Cina Benteng”.<br /><br />Tahun 1740, terjadi pemberontakan orang Cina menyusul keputusan Gubernur Jenderal Valkenier untuk menangkapi orang-orang Cina yang dicurigai. Mereka akan dikirim ke Sri Lanka untuk dipekerjakan di perkebunan-perkebunan milik VOC.<br /><br />Pemberontakan itu dibalas serangan serdadu kompeni ke perkampungan-perkampungan Cina di Batavia (Jakarta). Sedikitnya 10.000 orang tewas dan sejak itu banyak orang Cina mengungsi untuk mencari tempat baru di daerah Tangerang, seperti Mauk, Serpong, Cisoka, Legok, dan bahkan sampai Parung di daerah Bogor.<br /><br />Itulah sebabnya banyak orang Cina yang tinggal di pedesaan di pelosok Tangerang-di luar pecinan di Pasar Lama dan Pasar Baru.<br /><br />Meski demikian, menurut pemerhati budaya Cina Indonesia, David Kwa, mereka yang tinggal di luar Pasar Lama dan Pasar Baru itu tetap disebut sebagai Cina Benteng.<br /><br />Sebagai kawasan permukiman Cina, di Pasar Lama dibangun kelenteng tertua, Boen Tek Bio, yang didirikan tahun 1684 dan merupakan bangunan paling tua di Tangerang. Lima tahun kemudian, 1869, di Pasar Baru dibangun kelenteng Boen San Bio (Nimmala).<br /><br />Kedua kelenteng itulah saksi sejarah bahwa orang-orang Cina sudah berdiam di Tangerang lebih dari tiga abad silam.<br /><br />Dalam penelitiannya, sarjana Seni Rupa dan Desain ITB Jurusan Desain Komunikasi Visual, Y Sherly Marianne, antara lain menyebutkan, sekitar 80 persen dari 19.191 warga Kelurahan Sukasari di Kotamadya Tangerang adalah orang Cina Benteng. Angka statistik April 2002 ini tidaklah mengherankan karena Pasar Lama masuk dalam wilayah Sukasari.<br /><br />Menurut Sherly, kehidupan masyarakat Cina Benteng memang keras agar bisa bertahan hidup. Sebab, sebagian besar pekerjaan mereka bukan dalam bidang ekonomi, tetapi sebagai petani di pedesaan.<br /><br />YANG unik dari masyarakat Cina Benteng adalah bahwa mereka sudah berakulturasi dan beradaptasi dengan lingkungan dan kebudayaan lokal. Dalam percakapan sehari-hari, misalnya, mereka sudah tidak dapat lagi berbahasa Cina. Logat mereka bahkan sudah sangat Sunda pinggiran bercampur Betawi. Ini sangat berbeda dengan masyarakat Cina Singkawang, Kalimantan Barat, yang berbahasa ina meskipun hidup kesehariannya juga banyak yang petani miskin.<br /><br />Logat Cina Benteng memang khas. Ketika mengucapkan kalimat, “Mau ke mana”, misalnya, kata “na” diucapkan lebih panjang sehingga terdengar “mau kemanaaaa”.<br /><br />Di bidang kesenian, mereka memainkan musik gambang kromong yang merupakan bentuk lain akulturasi masyarakat Cina Benteng. Sebab, gambang kromong selalu dimainkan dalam pesta-pesta perkawinan, umumnya diwarnai tari cokek yang sebenarnya merupakan budaya tayub masyarakat Sunda pesisir seperti Indramayu.<br /><br />Meski demikian, masyarakat Cina Benteng masih mempertahankan dan melestarikan adat istiadat nenek moyang mereka yang sudah ratusan tahun. Ini terlihat pada tata cara upacara perkawinan dan kematian. Salah satunya tampak pada keberadaan “Meja Abu” di setiap rumah orang Cina Benteng.<br /><br />“Tidak usah dipertentangkan. Realitasnya, masyarakat Cina Benteng memang sudah berakulturasi dengan lingkungan lokal, tapi mereka juga masih memegang adat istiadat kepercayaan nenek moyang dan leluhur mereka,” kata Eddy.<br /><br />Beberapa tradisi leluhur yang masih dipertahankan antara lain Cap Go Meh (perayaan 15 hari setelah Imlek), Pek Cun, Tiong Ciu Pia (kue bulan), dan Pek Gwee Cap Go (hari kesempurnaan).<br /><br />Demikian pula panggilan encek, encim, dan engkong masih digunakan sebagai tanda hormat kepada orang yang lebih tua. “Juga salam (pai) tetap dipertahankan dalam keluarga Cina Benteng pada saat bertemu dengan orang lain,” kata Asiuntapura Markum (55) yang lahir di Tangerang.<br /><br />Yang khas dari masyarakat Cina Benteng adalah pakaian pengantin yang merupakan campuran budaya Cina dan Betawi. Pakaian pengantin laki-laki, kata Eddy, merupakan pakaian kebesaran Dinasti Ching, seperti terlihat dari topinya, sedangkan pakaian pengantin perempuan hasil akulturasi Cina-Betawi yang tampak pada kembang goyang.<br /><br />SECARA ekonomi, masyarakat tradisional Cina Benteng hidup pas-pasan sebagai petani, peternak, nelayan, buruh kecil, dan pedagang kecil.<br /><br />Ny Kenny atau Lim Keng Nio (48) yang tinggal di Gang Cilangkap RT 03 RW 02, Kelurahan Sukasari, Tangerang, misalnya, setiap hari harus bangun pagi-pagi untuk membawa dagangan kue ke pasar. Ong Gian, petani sawah di Neglasari yang nyambi menjadi pemain musik gambang kromong, juga harus bekerja keras untuk bisa mempertahankan hidup.<br /><br />Fenomena Cina Benteng, kata Eddy, merupakan bukti nyata betapa harmonisnya kebudayaan Cina dengan kebudayaan lokal. Lebih dari itu, keberadaan Cina Benteng seakan menegaskan bahwa tidak semua orang Cina memiliki posisi kuat dalam bidang ekonomi. Dengan keluguannya, mereka bahkan tak punya akses politik yang mendukung posisinya di bidang ekonomi.<br /><br />David Kwa lebih melihat fenomena Cina Benteng sebagai contoh dan bukti nyata proses pembauran yang terjadi secara alamiah. Masyarakat Cina Benteng hampir tidak pernah mengalami friksi dengan etnis lainnya. Kenyataan ini membuat David yakin, persoalan sentimen etnis lebih bernuansa politis yang dikembangkan oleh orang-orang yang punya kepentingan politik.<br /><br />Realitas Cina Benteng yang tinggal di pusat kekuasaan politik dan ekonomi menunjukkan, masyarakat etnis Cina sesungguhnya sama dengan etnis lainnya. Ada yang punya banyak uang, tetapi ada pula yang hidup di bawah garis kemiskinan.<br /><br />Bahkan, Ridwan Saidi, pengamat budaya dari Betawi, melihat realitas Cina Benteng sebagai wajah lain Indonesia. Ada yang kaya, tetapi tidak sedikit pula yang miskin.<br /><br />Bagi mereka, wajar kalau perayaan Tahun Baru Imlek menjadi pengharapan agar rezeki di tahun baru ini lebih baik dari tahun sebelumnya. Wajar pula bahwa meski sudah berakulturasi begitu dalam, mereka tetap membeli bunga sedap malam dan bersembahyang di kelenteng-kelenteng.Sandy Vanzhttp://www.blogger.com/profile/11993467133709794442noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1298987393049556890.post-40054661760902595692010-11-19T22:11:00.000-08:002010-11-19T22:12:48.065-08:00Sejarah Masyarakat Tionghoa di BandungSejarah telah berkata bahwa bangsa China adalah bangsa yang ekspansif. Mereka menyebar ke berbagai belahan dunia, mulai dari ujung barat hingga ujung timur. Sifat ekspansif ini didorong oleh karakter budaya mereka sebagai pedagang. Sebutlah Jalur Sutra―rute perdagangan bangsa China kuno―yang termasyhur itu sebagai buktinya. Selain melalui darat, penyebaran mereka pun terjadi melalui laut. Salah satu tempat persebaran mereka adalah Indonesia.<br /><br />Menurut catatan sejarah, bangsa China pertama kali datang ke Indonesia melalui ekspedisi Laksamana Haji Muhammad Cheng Hoo (1405-1433). Ketika itu Cheng Hoo berkeliling dunia untuk membuka jalur perdagangan sutra dan keramik. Cheng Hoo pun pernah menginjakkan kaki di Pulau Jawa. Sejak ekspedisi itu, berangsur-angsur bangsa China terus berdatangan dan membangun pecinan di beberapa daerah di Pulau Jawa, termasuk Bandung.<br /><br />Sesuai dengan karakter budaya leluhur mereka, sebagian besar masyarakat Tionghoa (sebutan bagi masyarakat keturunan bangsa China di Indonesia) yang ada di Bandung pun melaksanakan kegiatan berdagang sebagai mata pencaharian mereka. Lokasi berdagang mereka tersebar di daerah-darah yang disebut dengan pecinan.<br /><br />Kuncen Bandung, Haryoto Kunto, dalam Wajah Bandoeng Tempo Doeloe (Granesia, 1984), menuturkan bahwa sebagian warga Tionghoa di Pulau Jawa pindah ke Bandung ketika terjadi perang Diponegoro (1825). Setiba di Bandung, sebagian besar dari mereka tinggal di kampung Suniaraja dan sekitar Jalan Pecinan Lama. Mereka kemudian menetap dan mencari nafkah disana.<br /><br />Pada tahun 1885, mereka mulai menyebar ke Jalan Kelenteng. Pecinan di Jalan Kelenteng ditandai dengan pembangunan Vihara Satya Budhi. Menurut keterangan pengurus Vihara Satya Budhi, pecinan di Bandung seperti rumah-rumah toko pada umumnya, tak ada asesoris khusus seperti pecinan di daerah lain di Indonesia. Warganya pun beragam, tak hanya keturunan Tionghoa.<br /><br />Pecinan berkembang pesat di sekitar Pasar Baru sejak 1905. Umumnya warga Tionghoa menjadi pedagang. Salah satunya, Tan Sioe How yang mendirikan kios jamu ”Babah Kuya” di Jalan Belakang Pasar pada tahun 1910. Bisa dikatakan, toko Babah Kuya merupakan salah satu perintis toko di kawasan ini. Selain Babah Kuya, warga Tionghoa lain pun banyak yang mendirikan kios.<br /><br />Budayawan Tionghoa, Drs. Soeria Disastra, mengatakan bahwa pecinan memang ada, tapi tidak ada batasan. Maksudnya, hubungan warga Tionghoa dan Pribumi sekitar abad ke-19 dekat sekali. Akan tetapi, Belanda tidak senang melihat kedekatan itu. Belanda pun memisahkan Tionghoa dan pribumi dari segi ekonomi. Warga Tionghoa dijadikan perantara perekonomian bangsa Eropa dan pribumi. Mereka menjual rempah-rempah dari pribumi ke Belanda untuk di ekspor. Lama kelamaan kedekatan itu pun memudar.<br /><br />Menurut Sie Tjoe Liong (75), generasi keempat pemilik kios ”Babah Kuya”, kawasan pecinan di Bandung terbentuk karena faktor politik. Warga pecinan tidak diizinkan berbaur dengan pribumi karna kebijakan pemerintah Hindia Belanda yang memisahkan pemukiman orang asing dengan pribumi. Kebijakan itu tidak hanya untuk warga Tionghoa tetapi juga untuk Arab dan Eropa.<br /><br />Selain di Pasar Baru, kawasan pecinan juga tumbuh di Suniaraja dan Citepus pada tahun 1914. Setiap pecinan dipimpin oleh Wijkmeester. Wijkmeester untuk daerah Suniaraja adalah Thung Pek Koey, sedangkan untuk daerah Citepus adalah Tan Nyim Coy. Wijkmeester dipimpin oleh seorang Luitennant der Chineeschen. Di Bandung, Luitennant-nya adalah Tan Djoen Liong (H. Buning, ”Maleische Almanak”, 1914). Para pemimpin Tionghoa itu diabadikan di beberapa tempat, misalnya di sekitar jalan Chinees-Wijk Citepus, ada pula Gang Goan Ann di Andir dan Jap Lun.<br /><br />Sie Tjoe Liong menjelaskan, ketika peristiwa Bandung Lautan Api (1946). Kios-kios di Pasar Baru dibakar tentara Belanda. Wilayah Bandung terpisah menjadi bagian utara dan selatan. Kedua wilayah dibatasi rel kereta api yang membujur dari Cimahi hingga Kiaracondong. Wilayah utara dikuasai Belanda, sedangkan selatan oleh pribumi dan warga asing.<br /><br />Akibat peristiwa itu, warga Tionghoa mengungsi ke kawasan Tegalega, Kosambi, Sudirman, dan Cimindi. Dengan demikian, dari Pasar Baru, kawasan pecinan meluas ke daerah-daerah tersebut. Warga Tionghoa dan pribumi pun bersatu kembali.<br /><br />Belanda menyebut kawasan ini Groote Post Weg. Pada masa pemerintahan Orde Lama (1945-1968), pemerintah membatasi bidang ekonomi dan politik. Akan tetapi, menurut Soeria Disastra, dari segi kebudayaan pemerintah membuka pintu lebar-lebar. Lain lagi dengan pemerintahan Orde Baru (1968-1998), warga Tionghoa mengalami pembatasan di segala bidang, kecuali ekonomi. Lagi-lagi, jurang pemisah itu pun muncul lagi.<br /><br />Akan tetapi, pada zaman Reformasi (1998-2008), kehidupan sudah lebih baik. Kebebasan yang diberikan mencakup hampir di segala bidang. ”Pengakuan Imlek sebagai libur nasional adalah hal yang sangat berarti bagi kami,” kata Soeria.<br /><br />Saat ini, daerah Pecinan di Bandung semakin luas meliputi Jalan Pasar Baru, Jalan ABC, Jalan Banceuy, Jalan Gardu Jati, Jalan Cibadak, dan Jalan Pecinan Bandung. Sie Tjoe Liong berpesan agar warga pribumi dan Tionghoa tetap akur. ”Sekarang mah ga ada pecinan teh. Sudah berbaur. Interaksi antara warga Tionghoa dan pribumi telah berlangsung lama. Kita adalah bangsa Indonesia,” kata dia.Sandy Vanzhttp://www.blogger.com/profile/11993467133709794442noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1298987393049556890.post-1660775296971222482010-11-18T09:35:00.000-08:002010-11-18T09:47:17.990-08:00Peran Etnis Tionghoa dan Sejarah Kemerdekaan RISejarah kemerdekaan Republik Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peran etnis Tionghoa yang memberikan dukungan tenaga, suplai logistik dan senjata. Keterlibatan etnis Tionghoa dalam upaya perjuangan menegakkan kemerdakaan RI, telah dimulai sejak lama.<br /><br />Bahkan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, dilaksanakan dirumah seorang Tionghoa bernama Sie Kok Liong, yang sekarang dijadikan sebagai Museum Sumpah Pemuda.<br /><br />Kita bisa menduga, sanksi seperti apa yang dijatuhkan pemerintah Kolonial Hindia Belanda kepada Sie Kok Liong yang mengizinkan pemuda Indonesia melaksanakan kongres di rumahnya. Namun demikian, nama Sie Kok Liong atau Muhammad Cia ini seakan mulai terhapus dari sejarah kemerdekaan Indonesia.<br /><br />Selain Sie Kok Liong, keterlibatan etnis Tionghoa dalam perjuangan menegakkan kemerdekaan RI juga dilakukan oleh Liem Koen Hian di Surabaya. Pada 1932, Liem Koen Hian mendirikan Partai Tionghoa Indonesia (PTI), yang perlu kita catat disini adalah digunakannya istilah Indonesia, yang waktu itu diharamkan oleh pemerintah Hindia Belanda.<br /><br />Perlu diingat pula, pada saat itu etnis Tionghoa juga mengalami diskriminasi dan dikategorikan sebagai bangsa Timur Jauh oleh pihak penjajah Hindia Belanda.<br /><br />Selain PTI juga ada gerakan bawah tanah yang bernama Chung Yang Hai Wei Ting Chin atau Chungking. Organisasi yang bermarkas di Malang ini dipimpin oleh Yap Bo Chin. Anggota Chungking ribuan orang dan tersebar merata di seluruh pulau Jawa.<br /><br />Organisasi ini berwatak radikal, tak jarang mereka melakukan sabotase terhadap jaringan telepon dan membongkar rel kereta api. Tujuannya untuk menghambat proses komunikasi dan pengiriman logistik bagi tentara penjajah di daerah pedalaman.<br /><br />Peran etnis Tionghoa dalam perjuangan bersenjata untuk menegakkan kemerdekaan Indonesia, tampak semakin kentara. Jaringan kolega kelompok etnis Tionghoa ini banyak membantu suplai logistik dan persenjataan yang diselundupkan dari Singapura.<br /><br />Pasang Surut Etnis Tionghoa<br /><br />Menjelang proklamasi kemerdekaan RI, setidaknya terdapat empat orang etnis Tionghoa yang duduk dalam Badan Penyelidik Upaya Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan seorang dalam Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).<br /><br />Sedangkan pada masa awal-awal kemerdekaan, etnis Tionghoa juga diberi peran politik. Dimana Mr. Tan Po Gwan diangkat menjadi Menteri Negara Urusan Tionghoa dalam kabinet Sjahrir kedua. Selain itu, dalam kabinet Amir Sjarifoedin diangkat dua menteri dari etnis Tionghoa. Yaitu, Siauw Giok Tjhan yang diangkat sebagai Menteri Negara mewakili etnis Tionghoa dan Dr. Ong Eng Die yang diangkat sebagai Wakil Menteri Keuangan.<br /><br />Dr. Ong Eng Die ini selanjutnya ditunjuk sebagai Menteri Keuangan dalam kabinet Ali Sastroamidjojo. Selain Dr. Ong Eng Die, Ali Sastroaidjojo juga menunjuk Lie Kiat Teng sebagai Menteri Kesehatan.<br /><br />Peran politik yang diberikan kepada etnis Tionghoa ini bukan melulu pada pemberian jabatan publik. Dalam politik diplomasi melalui serangkaian perundingan pun, pemerintah Indonesia juga menunjuk orang-orang dari etnis Tionghoa untuk duduk sebagai anggota tim delegasi. Dalam perjanjian Renville ada Dr. Tjoa Siek In, sementara dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) ada Dr. Sim Kie Ay.<br /><br />Ketika Indonesia berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) tahun 1950, terdapat enam orang etnis Tionghoa yang duduk dalam parlemen RIS. Mereka mewakili Negara Republik Indonesia dan Negara-negara bagian yang ada dalam konsep RIS.<br /><br />Keenamnya adalah, Siauw Giaok Tjhan dan Drs. Yap Tjwan Bing (Wakil Republik Indonesia), Mr. Tan Tjin Leng (Negara Indonesia Timur), Ir. Tan Boen Aan dan Mr Tjoa Sie Hwi (Negara Jawa Timur) serta Tjoeng Lin Seng (Negara Kalimantan Barat)<br /><br />Bahkan yang mengejutkan, dalam pemilu 1955 banyak orang Tionghoa yang berhasil menduduki kursi parlemen dan berangkat dari partai poltik Islam, yaitu Oei Tjeng Hien (Masjumi) serta Tan Oen Hong dan Tan Kim Long (NU).<br /><br />Pada zaman orde baru, pemerintah melarang segala aktivitas yang berkaitan dengan budaya Tionghoa. Larangan ini bukan hanya membatasi aktivitas politik orang-orang Tionghoa, melainkan juga aktivitas budayanya. Bahkan pada masa ini dikeluarkan aturan bagi orang Tionghoa untuk mengganti namanya dengan nama Indonesia. Namun setelah reformasi, etnis Tionghoa memiliki ruang kembali untuk mengekspresikan nilai budaya dan kehendak politiknya secara bebas.Sandy Vanzhttp://www.blogger.com/profile/11993467133709794442noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1298987393049556890.post-22601756500114808442010-11-18T09:32:00.000-08:002010-11-18T09:33:37.686-08:00Sejarah Masyarakat Tionghoa di Surabaya (1910-1946)Komunitas Tionghoa yang tersebar di Indonesia merupakan komunitas yang masing-masing memiliki ciri khas dan tentunya memiliki sejarah tersendiri. Bahkan, sejarawan Denys Lombard dalam Nusa Jawa: Silang Budaya , Jaringan Asia menuliskan satu bab khusus ‘Warisan Cina’mengenai masuknya komunitas ini ke Jawa.<br />Komunitas Tionghoa tersebut dapat ditemui di hampir seluruh kota besar di Indonesia dengan variasi jumlah yang berbeda. Namun, tetap saja perlakuan terhadap mereka, sampai sekarang masih terasa diskriminatif dan dalam benak penduduk pribumi masih tersimpan stereotip yang memang sengaja dibuat sejak berabad-abad silam. Pun sejarah mencatat, peristiwa-peristiwa politis yang terjadi di Nusantara, mulai di masa VOC 1740 hingga reformasi 1998 selalu menyeret kelompok komunitas ini sebagai korban.<br />Salah satu kota besar tempat bermukim masyarakat Tionghoa di Indonesia adalah Surabaya, Jawa Timur. Surabaya merupakan salah satu kota penting di Jawa dan salah satu kota tertua di Indonesia. Di masa kolonial, kota ini berkembang dan menjadi salah satu kota modern. Tidaklah mengherankan jika dalam satu buku panduan wisata dari awal abad ke-20 menyebutkan Surabaya sebagai pintu masuk di Jawa bagi para pelancong, di samping Batavia (Jakarta).<br />Awal abad ke-20, Surabaya berkembang menjadi kota dagang yang besar dan ramai. Hal ini dapat dilihat dari beragamnya masyarakat yang tinggal di kota tersebut. Dalam autobiografinya Soekarno menyebutkan Surabaya adalah kota pelabuhan yang sibuk dan ribut, lebih menyerupai kota New York. Pelabuhannya baik dan menjadi pusat perdagangan yang aktif. Surabaya juga menjadi kota tempat perlombaan dagang yang kuat dari orang-orang Tionghoa yang cerdas, ditambah arus yang besar dari para pelaut dan pedagang yang membawa berita-berita dari segala penjuru dunia.<br />Sebagai salah satu kelompok masyarakat yang datang dan menetap di Surabaya, jumlah orang Tionghoa semakin meningkat. Bila dibandingkan dengan kelompok imigran lain, Arab dan India, masyarakat Tionghoa menempati jumlah terbesar. Hal ini dapat dilihat dari data pada tahun 1920, penduduk Tionghoa di Surabaya berjumlah 18.020 orang, Arab 2.539 orang, dan etnik Timur Asing lainnya 165 orang.<br />Diangkat dari skripsi di jurusan sejarah Fakultas Sastra Universitas Gajah Mada, buku Komunitas Tionghoa Surabaya (1910-1946) membahas masyarakat Tionghoa di Surabaya di masa kolonial yang dikaitkan dengan adanya gejolak sosial pada golongan Tionghoa. Penulis mencoba mengaitkan gejolak sosial masyarakat Tionghoa dengan kebijakan politik penguasa selama tiga masa.<br />Mulai dari pemerintah kolonial yang mengeluarkan peraturan yang membatasi gerak orang-orang Tionghoa seperti wijkenstelsel, passenstelsel (pas jalan), politierol (hal.69-79), peraturan masa pada pendudukan Jepang yang memerintahkan pada warga Tionghoa untuk menyediakan perempuan penghibur dari kalangan Tionghoa (hal.89) hingga berpuncak pada pemogokan selama 4 hari berturut-turut oleh pedagang dan pengusaha Tionghoa di Surabaya pada masa awal kemerdekaan 10 –13 Januari 1946. Pemogokan ini merupakan protes atas tingkah laku sewenang-wenang dan kambing hitam yang didasarkan pada diskriminasi rasial dalam penyediaan barang keperluan sehari-hari tentara dan personil pemerintahan pendudukan Sekutu. Pembahasan mengenai pemogokan ini secara lugas dapat dilihat pada bab 5 (hal.103-118) yang menjelaskan faktor-faktor yang mendorong terjadinya peristiwa pemogokan tersebut. Hanya saja dalam buku ini ada kesalahan cetak, tahun 1949 seharusnya dicetak 1946 (hal.103).<br />Secara khusus masyarakat Tionghoa di Surabaya dalam buku ini dibahas pada Bab 3 yang memuat keragaman asal usul yang terdiri dari berbagai suku bangsa, seperti Hokkian, Hakka, Teo-Chiu (hal.37-41), perbedaan antara orang Tionghoa totok (singkeh) dan peranakan (hal.41-45), ragam stratifikasi sosial (hal.45-48), agama dan kepercayaan (hal.48-50), organisasi-organisasi masyarakat Tionghoa (hal.50-54), jenis-jenis pekerjaan (hal.55-59), dan para pemimpin komunitas Tionghoa (hal.60-62).<br />Peraturan diskriminatif pada warga Tionghoa sebenarnya dapat ditelusuri ke belakang dengan melihat peraturan-peraturan yang dibuat berabad-abad lalu. Dalam Regeringsreglement tahun 1854, masyarakat Hindia Belanda dibagi dalam tiga golongan besar yaitu Europeanen (golongan orang Eropa), Vreemde Oosterlingen (Timur Asing), dan Inlander (pribumi). Pada pembagian secara rasial ini, orang Tionghoa dimasukkan dalam kelompok Timur Asing bersama orang India, Arab, dan Melayu. Pemisahan ini dimaksudkan untuk alasan keamanan. Mereka diharuskan mengenakan pakaian khas, ciri khas fisik kelompoknya masing-masing, seperti penggunaan thaucang (kuncir) bagi para pria Tionghoa. Khusus untuk istilah golongan Vreemde Oosterlingen merupakan pergeseran nama dari Vreemdelingen yang berlaku pada abad ke-17 dan ke-18.<br />Peraturan berikutnya adalah wijkenstelsel, pemusatan pemukiman orang Tionghoa, yang dikeluarkan pada tahun 1866 dan dimuat dalam Staatsblad van Nederlandsch Indië No 57. Peraturan ini menyebutkan bahwa para pejabat setempat menunjuk tempat-tempat yang dapat digunakan sebagai wilayah pemukiman orang Tionghoa dan Timur Asing lainnya. Lagi-lagi, peraturan ini untuk keamanan. Maksudnya, supaya orang-orang tersebut mudah diawasi. Bagi mereka yang melanggar dengan tetap tinggal di luar dari wilayah yang telah ditentukan, akan dikenakan sanksi penjara atau denda sebesar 25-100 gulden dengan diberi batas waktu tinggal. Di Surabaya, tempat yang ditunjuk sebagai wilayah pemukiman orang Tionghoa adalah di sebelah timur Jembatan Merah, daerah di sepanjang aliran Sungai Mas seperti Kapasa, Kembang Jepun, Panggoeng, Songoyudan, Bibis, dan Bongkaran. Wilayah Pecinan ini tepat berada di depan kantor residen Surabaya.<br />Disamping wijkenstelsel ada pula peraturan lain yaitu passenstelsel yang berlaku sejak 1816. Orang Tionghoa harus membawa kartu pas jalan jika hendak mengadakan perjalanan keluar daerah. Bagi mereka yang tidak mendaftarkan diri dan ketahuan tidak membawa kartu tersebut dalam perjalanan akan dikenai sanksi hukuman atau denda sebesar 10 gulden. Peraturan ini sangat merepotkan orang Tionghoa, terutama dalam hal mengembangkan perdagangan mereka. Hal itu karena prosedur yang sulit dan waktu pembuatan yang cukup lama.<br />Dalam hal peradilan, sejak 1848 bagi masyarakat Tionghoa berlaku peradilan politierol. Maksudnya suatu peradilan polisi dimana kepala polisi berhak bertindak sebagai hakim. Ia berhak memberi keputusan hukuman tanpa harus mendengarkan keterangan saksi terlebih dahulu. Jelas, dalam sistem ini unsur pemerasan dan ketidakadilan seringkali terjadi.<br />Perlakuan pemerintah Hindia Belanda tersebut menimbulkan semangat dan keinginan untuk menggalang persatuan di antara orang-orang Tionghoa perantauan, Tiong Hoa Hwee Koan (THHK) yang dibentuk pada 1900, Siang Hwee (Kamar dagang Tionghoa) yang dibentuk pada 1907, serta Chung Hua Hui. THHK dan Siang Hwee di Surabaya merupakan cabang dari Batavia. Mereka memiliki paham bahwa orang Tionghoa perantauan memiliki musuh bersama yaitu orang Belanda dan Eropa yang harus dihadapi dengan menguatkan perasaan nasionalisme. Pemerintah Hindia Belanda menganggap hal tersebut cukup berbahaya sehingga mereka mulai melonggarkan aturan yang membatasi orang Tionghoa dengan imbalan gerakan nasionalisme di kalangan Tionghoa harus dibatasi dan dikekang.<br />Hasil ketelitian dan kecermatan penulis dalam menggali sumber tertulis maupun lisan menghasilkan satu kajian lokal peranan masyarakat Tionghoa pada awal abad ke-20 di salah satu kota besar di Indonesia. Suatu hal yang patut dihargai untuk lebih dapat memahami peranan sejarah hubungan komunitas Tionghoa dengan komunitas lainnya di Nusantara, seperti halnya penerbitan ulang buku Indonesia dalam Api dan Bara, karya Tjamboek Berdoeri (Kwee Thiam Tjing) yang menggambarkan situasi kota Malang tahun 1939 hingga 1947.<br />Terlepas dari uniknya sejarah masing-masing komunitas Tionghoa di Indonesia tampaknya mereka masih mendapat perlakuan diskriminatif, misalnya dalam Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI). Penghapusan diskriminasi setelah Keppres No 56 tahun 1996 dan Inpres No 4 tahun 1999 sepertinya tidak efektif. Hal tersebut mungkin karena tidak jelasnya siapa (baca: lembaga mana) yang harus melakukannya. Apakah hanya tugas Departemen Kehakiman dan HAM semata?<br />Akhirnya kita semua pun harus dapat belajar dari sejarah untuk tidak mengulangi prasangka rasis gila yang menurut seorang prajurit Belanda di awal abad ke-20 dalam Gedenkschrift van een oud koloniaal sebagai hal yang menggelikan dan ide tolol.Sandy Vanzhttp://www.blogger.com/profile/11993467133709794442noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1298987393049556890.post-44303683392696687242010-11-18T09:16:00.000-08:002010-11-18T09:17:14.010-08:00Sejarah Suku Tionghoa di Bangka Belitung,:<br /><br />Sejarah toleransi antarsuku, agama, ras, dan golongan di Kepulauan Bangka Belitung sudah terjalin sejak berabad-abad silam. Jalinan itu bermula dari kedatangan masyarakat China ke kepulauan itu, kemudian membaur bersama kelompok masyarakat Melayu, Jawa, Bugis, dan kelompok lain.<br /><br />Penulis sejarah WP Goeneveldt, dalam buku Historical Notes on Indonesia and Malaya: Compiled from Chinese Source, menyebutkan, pembahasan tentang Pulau Bangka pernah ditulis dalam kitab klasik China, Hsing-cha Sheng-lan (tahun 1436). Diceritakan, Bangka Belitung merupakan wilayah kepulauan yang memiliki tradisi unik dan pemandangan indah dengan sungai-sungai dan tanah datar.<br /><br />Sumber lain menyebutkan, komunitas China mulai menetap di Pulau Belitung tahun 1293. Saat akhir kejayaan Kerajaan Sriwijaya itu, rombongan kapal tentara China yang berlayar hendak menyerang Kerajaan Singasari, Jawa Timur, dihantam badai besar. Rombongan itu terdampar dan akhirnya menetap di Belitung. Pada abad ke-18 tentara China di bawah kepemimpinan Laksamana Cheng Ho juga sempat singgah di Pulau Belitung.<br /><br />Kehadiran bangsa China secara besar-besaran di Kepulauan Bangka Belitung berawal dari penambangan timah pada awal abad ke-18. Mary F Somers Heidhues dalam Bangka Tin and Mentok Pepper memaparkan, ribuan pekerja asal China datang secara massal sebagai kuli kontrak di penambangan timah di Bangka dan Belitung tahun 1710.<br /><br />Kuli kontrak itu umumnya berasal dari daerah utara Kwantung dan selatan Fukien, China, dan biasa disebut Hakka. Kadang, mereka dipanggil Xinke atau orang Khek. Selain itu, ada kaum Hokkian yang datang atas kemauan sendiri untuk berdagang. Kelompok lain yang datang adalah kelompok Hainan, Kanton, dan kelompok Techiu. Setiap kelompok memiliki bahasa sendiri-sendiri.<br /><br />Sebagian kuli kontrak pulang kembali ke kampung halaman di China, sebagian lagi menetap di sejumlah kawasan di Pulau Belitung. Mereka yang tinggal rata-rata kaum lelaki dan akhirnya menikah dengan kaum perempuan lokal.<br /><br />Menurut pengamat budaya asal Pangkalpinang, Willy Siswanto, sejarah ini memunculkan kesadaran bersama di antara masyarakat China dan Melayu serta kelompok lain di Bangka Belitung. Mereka sama-sama menyadari, kehidupan di kepulauan itu berangkat dari usaha timah. Kesadaran ini melahirkan kedekatan emosional dan ada perasaan senasib, tanpa memedulikan suku, ras, dan golongan.<br /><br />Kesadaran itu lantas diturunkan dari generasi ke generasi, baik oleh masyarakat China, Melayu, maupun kelompok lain. Kebetulan sekali, kawasan Bangka Belitung tidak memiliki sejarah kerajaan besar yang mewariskan feodalisme-monarki sehingga tidak memicu budaya kelas. Tak ada stratifikasi sosial di kepulauan itu.<br /><br />Meski ada ikatan sejarah, hubungan Melayu-Tionghoa di Bangka Belitung sebenarnya juga tak luput dari gesekan. Menurut Suhaimi Sulaiman, pada masa penjajahan Belanda, rasa iri terhadap orang-orang Tionghoa yang dianakemaskan oleh Belanda juga terjadi di wilayah kepulauan itu.<br /><br />Namun, dalam perkembangannya, ketika Indonesia sudah merdeka, orang-orang Tionghoa di Bangka Belitung mulai berkolaborasi dengan orang-orang Melayu. ”Caranya ya itu tadi, mereka memberi berbagai kemudahan untuk orang Melayu,” kata Suhaimi.Sandy Vanzhttp://www.blogger.com/profile/11993467133709794442noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1298987393049556890.post-86328756340922763582010-11-18T09:04:00.000-08:002010-11-18T09:05:28.799-08:00Menelusuri Sejarah Etnis Tionghoa di TangerangKota Tangerang mempunyai perjalanan sejarah tersendiri yang berhubungan dengan budaya Tionghoa. Kota yang dibelah oleh Sungai Cisadane ini, mempunyai kekhasan tersendiri menyangkut warga keturunan Tionghoanya, mereka dikenal dengan sebutan Cina Benteng. Kedatangannya sejak tahun 1700-an meninggalkan beberapa jejak penting yang sekarang masih dijaga kelestariannya.<br /><br />Bersama dengan komunitas Historia, akhir Februari lalu penulis menyambangi beberapa situs budaya dan sejarah Tiong Hoa yang ada di kota Tangerang. Berkeliling menggunakan angkot, sambil ditemani udara panas Kota Tangerang, Perjalanan dimulai dari pukul sepuluh pagi hingga pukul tiga sore.<br /><br />Klenteng Boen San Bio<br /><br />Klenteng yang mempunyai nama lain Vihara Nimmala ini berada di kawasan Pasar Baru. Dengan usia 300 tahun, klenteng ini telah melalui berbagai perbaikan dan renovasi, terlebih sejak terjadinya kerusuhan 1998. Awalnya pada tahun 1689 klenteng ini hanyalah bangunan sederhana yang terdiri dari dinding Gedeg, tiang Bambu dan atap daun Rumbia.<br /><br />Tepat bersebelahan dengan klenteng ini adalah Pura Kerta Jaya. Pura ini didirikan tahun 1988, kedua tempat ibadah ini merupakan gambaran toleransi akan keberagaman antar umat beragama di kota industri ini.<br /><br />Klenteng Tjong Tek Bio dan Kampung Sewan Kongsi<br /><br />Dari klenteng Boen San Bio, berlanjut ke klenteng Tjong Tek Bio. Nama lain dari klenteng ini adalah Vihara Maha Bodhi, berdiri pada tahun 1830, berada di daerah bernama Sewan Kongsi. Kampung Sewan sendiri berasal dari kata Sewaaan, wilayah kampung ini dulu disewakan kepada warga etnis Tionghoa untuk tempat tinggal dan berkebun.<br /><br />Berada di dekat bendungan Pintu air 10, rumah – rumah di kampung ini masih banyak yang bergaya Tionghoa. Dengan pintu terletak di tengah diapit jendela, kusen bagian atas pintu selalu ditempelkan kertas berupa sajak dalam bahasa China yang biasa disebut Tuilian. Selain itu ada juga tulisan China yang ditulis diatas kertas berwarna merah atau kuning yang biasa disebut Hu, fungsinya sebagai penolak Bala.<br /><br />Di belakang kampung ini,terlihat Bendungan Pintu Air 10 berdiri megah. Bendungan yang dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda ini dibangun pada tahun 1927 dan mulai dioperasikan pada tahun 1932. Disebut Bendungan Pintu Air 10 karena memang pada bendungan ini terdapat 10 buah pintu air yang dibuka tutup secara bergantian tergantung debit air sungai Cisadane. Bedungan ini dahulu berfungsi selain sebagai pengatur debit air sungai Cisadane juga sebagai sumber pengairan untuk 1.500 ha sawah kala itu.<br /><br />Klenteng Tjo Su Bio dan kelenteng Boen tek Bio<br /><br />Semakin siang, perjalanan dilanjutkan ke klenteng tua lainnya. Klenteng Tjo Su Bio berdiri pada tahun 1946, terletak di kampung Rawa Kucing . Tidak banyak yang istimewa dari klenteng ini, kecuali adanya patung Dewa Kera Sung Go Kong yang langsung jadi spot menarik untuk berfoto.<br /><br />Lain dengan klenteng Boen Tek Bio, Boen berarti sastra, Tek artinya kebajikan dan bio artinya kelenteng. Tempat ini merupakan klenteng tertua di Kota Tangerang, berdiri pada tahun 1684. Dibangun atas atas bantuan secara gotong royong warga petak sembilan yang ada di Batavia. Di kompleks klenteng ini juga berdiri vihara Padumutara. Klenteng yang berada di kawasan Pasar Lama ini mempunyai tradisi selama ratusan tahun, yaitu ritual gotong Toapekong, patung –patung dewa dan perayaan Pe’cun. Lilin – lilin raksasa berdiri sebesar tubuh manusia di halaman depan, di sisi kiri dan kanan klenteng ini, terdapat ruang – ruang tempat berdoa dengan patung – patung dewa dewi yang berbeda – beda. Dewi Kwan Im adalah tuan rumah dari klenteng ini.<br /><br />Dari klenteng tertua, kami pun beranjak menuju stasiun untuk kembali ke Jakarta. Puas rasanya berpanas –panas ria sambil menikmati warna – warni kelenteng, yang juga warna – warni kehidupan di Kota Tangerang.Sandy Vanzhttp://www.blogger.com/profile/11993467133709794442noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1298987393049556890.post-18724358326908984492010-11-18T08:46:00.000-08:002010-11-18T08:48:30.295-08:00Sejarah Tionghoa Di indonesia Yang terlupakan oleh Negara.Sejarah Tionghoa Di indonesia Yang terlupakan oleh Negara<br /><br />Milestone<br /><br />1740 Pemberontakan orang tionghoa kepada VOC yg mengakibatkan Pembunuhan Rasial Terhadap Orang tionghoa selama 3 hari<br />di batavia<br />1848 Penggolongan system sosial secara ras oleh belanda<br />1850 Masuknya imigran tionghoa baru sebagai buruh perkebunan<br />1900 tiong hwa hwe koan thhk berdiri di batavia<br />1908 HCS sekolah belanda untuk orang tionghoa didirikan<br />1910 UU kewarganegaraan hindia belanda diterbitkan<br />1918 volksraad dibentuk belanda orang tionghoa memiliki wakil golongan tionghoa<br />1925 Pelarabgan pemindahan hak tanah kepada orang tionghoa<br />1927 Chung Hua Hui didirikan pada tahun 1927<br />1930 berdirinya Partai Tionghoa Indonesia di surabaya oleh liem Koen Hian<br />1946 beriri (SMH) SIN MING HUI atau sinar baru<br />peristiwa tanggerang anti tionghoa<br />1947 berdirinya po antui<br />1949 Partai Persatuan Tionghoa (PPT)<br />1950 Persatuan tionghoa berubah menjadi Partai Demokrasi Tionghoa Indonesia (PDTI)<br />1954 Badan Permusyaratan Kewarganegaran Indonesia (Baperki) Didirikan 12-13 Maret 1954<br />1955 Baperki mendirikan sekolah sekolah bagi orang tionghoa<br />Permusyawaratan Pemuda Indonesia (PPI) dilahirkan pada 28 Oktober 1955 undurbow Baperki<br />1958 berdirinya universitas res publika<br />1957 larangan anak tionghoa masuk sekolah belanda oleh jepang<br />1959 larangan org tionghoa berdagang di tingkat kabupaten/pedesaan kebawah hanya diperbolehkan di kota besar PP10<br />1962 berdirinya kampus URECA di surabaya<br />1963 kerusuhan anti tionghoa di jawabarat bandung dan sukabumi "peristiwa 10 mei" juga di jawa tengah<br />oei tjoe tat diangkat menjadi mentri<br />berdirinya Lembaga Pembinaan Kesatuan Bangsa (LPKB) yg disponsori oleh Militer<br />Peng Koen Auw Jong dan Jakob Utama menerbitkan Intisari terbit 17 Agustus 1963 pertamakali<br />1965 Meletus G30S/PKI yg mengakibatkan huruhara penangkanpan, pembunuhan , peruskan toko serta rumah dan anti tionghoa sampai dengan tahun 1968<br />Universiat res publika dibakar massa pemuda dan mahasiswa 15 oktober<br />Universiat res publika diambil alih dan berganti universitas trisakti didirikan 29 november<br />1966 Bapaerki dibubarkan oleh instruksi suharto 12 maret<br />terbit Kep MPRS xxxii yg melarang pers menggunakanaksara cina<br />terbit Inpres no 14 tentang pelarangan agama ,kepercayaan serta adat istiadat tionghoa<br />Pengusiran dan pemulangan orang tionghoa<br />laporan penutup seminar AD ke 2/ 1966 untuk menganti kata tionghoa menjadi CINA<br />1967 Sekolah baperki di 25 cabang dibubarkan/membubarkan diri 3 desember<br />intruksi LPKB 003/vii-2/1967 an InstMen Dalam negri no 4 tentang ganti nama tionghoa<br />Demontrasi orang tionghoa atas kekerasan atas orang tionghoa di beberapa daerah april<br />Pembubaran LPKB melalui KePres No220 1967<br />Berdirinya (SCUT) Staf Chusus Urusan Tjina sbg penerus tugas LPKB<br />1968 Kerusuhan anti cina di Surabaya<br />Kerusuhan anti cina di glodok oleh RPKAD<br />SNPC Sekolah nasional proyek chusus oleh SCUT<br />1970 Kerusuhan anti cina di manado<br />1973 pencabutan terbit Kep MPRS xxxii yg melarang pers menggunakanaksara cina<br />Kerusuhan anti cina di bandung<br />1974 Berdiri BPKB badan pembina kesatuan bangsa di jakarta oelh gubernur jakarta<br />Kerusuhan anti cina di jakarta<br />1975 SNPC Sekolah nasional proyek chusus dibubarkan<br />1977 terbit InMen dalam Negri no x01 mengenai K1 kusus warga tionghoa dijakarta<br />pekan komunikasi penghayatan Kesatuan Bangsa dr sini muncul ide mendirikan BAKOMPKB<br />Berdirinya BAKOMPKB yg merupakan neoLPKB<br />1978 terbit peraturan mentri kehakiman JB 3/4/12 ttg SKBRI<br />Surat Edaran Mendagri no 477/74054 1978 ttg petunjuk pengisian kolam agama yg melarang agama tidak resmi<br />1980 InPres no 2 1980 dan Kepres no 13<br />1983 KepMen Kehakiman M01-HL04.02 SKBRI hny menjadi syarat warga yg memiliki dwikewarganegaraan<br />1996 Terbitnya Kepres yg mencabut SKBRI<br />1998 Kerusuhan rasial anti tionghoa 13-14 mei di jakarta, solo, medan , surabaya<br />Berdirinya SNB dan gandi<br />1999 berdirinya INTI, PSMTI,PARTI, SIMPATIK<br />Peringatan 1 tahun Kerusuhan Mei oleh simpatik di reruntuhan Glodok City jakarta barat<br />2000 Simpatik Melakukan Demonstrasi Di Depan Istana Negara Menuntut penuntasan<br />Pencabutan Inpres no 14 tentang pelarangan agama ,kepercayaan serta adat istiadat tionghoa oleh pres gusdur<br />Pencabutan Surat Edaran Mendagri no 477/74054 1978 ttg petunjuk pengisian kolam agama yg melarang agama tidak resmi<br />2004 kabupaten/Kota Solo Menerbitkan intruksi SKBRI tidak digunakan lagi<br />2006 Aug RUU kewarganegaraan disah kan menghapus kata WNI "asli/pribumi non pribumi" hasil kerja yayasan gandi(Gerakan Anti Diskriminasi) dan anggota DPR Murdaya Po diperjuangkan oleh orang tionghoa Wahyu Effendi dan teman KPC melati Keluaga Perkawinan Campur antar warga asing<br /><br />2006 Des RUU Adminduk telah disahkan dan menghapus segala bentuk diskriminasi warga tionghoa dalam pencatatan Akta Lahir, Akta Pernikahan, Akta Kematian masuk sekolah/universitas,pembuatan pasport tanpa memerlukan SBKRI dan implementasi di lapangan dapat melaporkan kepada yang berwajib akan kena denda dan hukumanSandy Vanzhttp://www.blogger.com/profile/11993467133709794442noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1298987393049556890.post-90803043358507607552010-11-17T09:37:00.000-08:002010-11-17T09:38:02.238-08:00Peran Warga Tionghoa Bagi Republik IndonesiaPeran Sosial Budaya dan Pendidikan<br /><br />Didirikannya sekolah-sekolah Tionghoa oleh organisasi Tiong Hoa Hwee Koan (THHK) sejak 1900, mendorong berkembangnya pers dan sastra Melayu Tionghoa. Maka dalam waktu 70 tahun telah dihasilkan sekitar 3000 buku, suatu prestasi yang luar biasa bila dibandingkan dengan sastra yang dihasilkan oleh angkatan pujangga baru, angkatan 45, 66 dan pasca 66 yang tidak seproduktif itu. Dengan demikian komunitas ini telah berjasa dalam membentuk satu awal perkembangan bahasa Indonesia.<br /><br />Sumbangsih warga Tionghoa Indonesia juga terlihat dalam koran Sin Po, dimana koran Sin Po menjadi koran pertama yang menerbitkan teks lagu Indonesia Raya setelah disepakati pada Sumpah Pemuda tahun 1928.<br /><br />Nama Sie Kok Liong memang sangat jarang didengar oleh masyarakat Indonesia, namun Sie Kok Liong merupakan seorang warga Tionghoa yang menyewakan rumahnya bagi para pemuda dalam menyelenggarakan Sumpah Pemuda. Hanya sedikit catatan mengenai Sie Kok Liong, seiring dengan tumbuhnya sekolah-sekolah pada awal abad ke-20 di Jakarta tumbuh pula pondokan-pondokan pelajar untuk menampung mereka yang tidak tertampung di asrama sekolah atau untuk mereka yang ingin hidup lebih bebas di luar asrama yang ketat. Salah satu di antara pondokan pelajar itu adalah Gedung Kramat 106 milik Sie Kok Liong. Di Gedung Kramat 106 inilah sejumlah pemuda pergerakan dan pelajar sering berkumpul. Gedung itu, selain menjadi tempat tinggal dan sering digunakan sebagai tempat latihan kesenian Langen Siswo juga sering dipakai untuk tempat diskusi tentang politik para pemuda dan pelajar. Terlebih lagi setelah Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) didirikan pada September 1926. Selain dijadikan kantor PPPI dan kantor redaksi majalah Indonesia Raya yang diterbitkan oleh PPPI, berbagai organisasi pemuda sering menggunakan gedung ini sebagai tempat kongres. Bahkan pada 1928 Gedung Kramat 106 jadi salah satu tempat penyelenggaraan Kongres Pemuda II tanggal 27 - 28 Oktober 1928.<br /><br />Universitas Trisakti yang kini menjadi salah satu universitas terkenal di Indonesia juga merupakan salah satu sumbangsih warga Tionghoa di Indonesia. Pada tahun 1958, universitas ini didirikan oleh para petinggi Baperki yang kebanyakan keturunan Tionghoa salah satunya yaitu Siauw Giok Tjhan, pada tahun 1962 oleh Presiden Soekarno nama universitas ini diganti menjadi Universitas Res Publika hingga 1965, dan sejak Orde Baru, universitas ini beralih nama menjadi Universitas Trisakti hingga sekarang.<br /><br />Di Medan dikenal kedermawanan Tjong A Fie, rasa hormatnya terhadap Sultan Deli Makmun Al Rasyid diwujudkannya pengusaha Tionghoa ini dengan menyumbang sepertiga dari pembangunan Mesjid Raya Medan. Rumah peninggalan Tjong A Fie sampai sekarang masih ada di kota Medan walaupun bangunannya terlihat tidak terurus lagi.<br /><br />Di Bagansiapiapi terdapat festival atau upacara bakar tongkang sebagai ucapan rasa syukur masyarakat Tionghoa Bagansiapapi atas perlindungan Dewa Ki Ong Ya. Upacara bakar tongkang sangat diandalkan pemerintah daerah setempat sebagai daya tarik wisata daerah dimana setiap tahunnya menyedot puluhan ribu kunjungan wisatawan baik dalam maupun luar negeri.<br /><br />Saat ini di Taman Mini Indonesia Indah sedang dibangun taman budaya Tionghoa Indonesia yang diprakarsai oleh PSMTI. Pembangunan taman ini direncanakan akan selesai sebelum tahun 2012 dengan biaya kurang lebih 50 milyar rupiah.Sandy Vanzhttp://www.blogger.com/profile/11993467133709794442noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1298987393049556890.post-53586611293119046622010-11-17T09:36:00.001-08:002010-11-17T09:36:39.160-08:00Kerusuhan Rasial terhadap Warga Tionghoa di IndonesiaKerusuhan-kerusuhan yang menimpa etnis Tionghoa antara lain pembunuhan massal di Jawa 1946-1948, peristiwa rasialis 10 Mei 1963 di Bandung, 5 Agustus 1973 di Jakarta, Malari 1974 di Jakarta, Kerusuhan Mei 1998 di beberapa kota besar seperti Jakarta, Medan, Bandung, Solo ,dll. serta berbagai kerusuhan rasial lainnya.[rujukan?]<br /><br />Beberapa contoh kerusuhan rasial yang terjadi yaitu :<br /><br />Bandung, 10 Mei 1963 Kerusuhan anti suku peranakan Tionghoa terbesar di Jawa Barat. Awalnya, terjadi keributan di kampus Institut Teknologi Bandung antara mahasiswa pribumi dan non-pribumi. Keributan berubah menjadi kerusuhan yang menjalar ke mana-mana, bahkan ke kota-kota lain seperti Yogyakarta, Malang, Surabaya, dan Medan.<br /><br />Pekalongan, 31 Desember 1972 Terjadi keributan antara orang-orang Arab dan peranakan Tionghoa. Awalnya, perkelahian yang berujung terbunuhnya seorang pemuda Tionghoa. Keributan terjadi saat acara pemakaman.<br /><br />Palu, 27 Juni 1973 Sekelompok pemuda menghancurkan toko Tionghoa. Kerusuhan muncul karena pemilik toko itu memakai kertas yang bertuliskan huruf Arab sebagai pembungkus dagangan.<br /><br />Bandung, 5 Agustus 1973 Dimulai dari serempetan sebuah gerobak dengan mobil yang berbuntut perkelahian. Kebetulan penumpang mobil orang-orang Tionghoa. Akhirnya, kerusuhan meledak di mana-mana.<br /><br />Ujungpandang, April 1980 Suharti, seorang pembantu rumah-tangga meninggal mendadak. Kemudian beredar desas-desus: Ia mati karena dianiaya majikannya seorang Tionghoa. Kerusuhan rasial meledak. Ratusan rumah dan toko milik suku peranakan Tionghoa dirusak.<br /><br />Medan, 12 April 1980 Sekelompok mahasiswa USU bersepeda motor keliling kota, sambil memekikkan teriakan anti suku peranakan Tionghoa. Kerusuhan itu bermula dari perkelahian.<br /><br />Solo, 20 November 1980 Kerusuhan melanda kota Solo dan merembet ke kota-kota lain di Jawa Tengah. Bermula dari perkelahian pelajar Sekolah Guru Olahraga, antara Pipit Supriyadi dan Kicak, seorang pemuda suku peranakan TiongHoa. Perkelahian itu berubah menjadi perusakan dan pembakaran toko-toko milik orang-orang TiongHoa.<br /><br />Surabaya, September 1986 Pembantu rumah tangga dianiaya oleh majikannya suku peranakan TiongHoa. Kejadian itu memancing kemarahan masyarakat Surabaya. Mereka melempari mobil dan toko-toko milik orang-orang TiongHoa.<br /><br />Pekalongan, 24 November 1995 Yoe Sing Yung, pedagang kelontong, menyobek kitab suci Alquran. Akibat ulah penderita gangguan jiwa itu, masyarakat marah dan menghancurkan toko-toko milik orang-orang Tiong Hoa.<br /><br />Bandung, 14 Januari 1996 Massa mengamuk seusai pertunjukan musik Iwan Fals. Mereka melempari toko-toko milik orang-orang TiongHoa. Pemicunya, mereka kecewa tak bisa masuk pertunjukan karena tak punya karcis.<br /><br />Rengasdengklok, 30 Januari 1997 Mula-mula ada seorang suku peranakan Tiong Hoa yang merasa terganggu suara beduk Subuh. Percekcokan terjadi. Masyarakat mengamuk, menghancurkan rumah dan toko TiongHoa.<br /><br />Ujungpandang, 15 September 1997 Benny Karre, seorang keturunan Tiong Hoa dan pengidap penyakit jiwa, membacok seorang anak pribumi, kerusuhan meledak, toko-toko TiongHoa dibakar dan dihancurkan.<br /><br />Februari 1998 Kraksaan, Donggala, Sumbawa, Flores, Jatiwangi, Losari, Gebang, Pamanukan, Lombok, Rantauprapat, Aeknabara: Januari – Anti Tionghua<br /><br />Kerusuhan Mei 1998 Salah satu contoh kerusuhan rasial yang paling dikenang masyarakat Tionghoa Indonesia yaitu Kerusuhan Mei 1998.<br /><br />Pada kerusuhan ini banyak toko-toko dan perusahaan-perusahaan dihancurkan oleh amuk massa — terutama milik warga Indonesia keturunan Tionghoa. Konsentrasi kerusuhan terbesar terjadi di Jakarta, Bandung, dan Solo. Terdapat ratusan wanita keturunan Tionghoa yang diperkosa dan mengalami pelecehan seksual dalam kerusuhan tersebut. Sebagian bahkan diperkosa beramai-ramai, dianiaya secara sadis, kemudian dibunuh. Dalam kerusuhan tersebut, banyak warga Indonesia keturunan Tionghoa yang terbunuh, terluka, mengalami pelecehan seksual, penderitaan fisik dan batin serta banyak warga keturunan Tionghoa yang meninggalkan Indonesia.<br /><br />Sampai bertahun-tahun berikutnya Pemerintah Indonesia belum mengambil tindakan apapun terhadap nama-nama besar yang dianggap provokator kerusuhan Mei 1998. Bahkan pemerintah mengeluarkan pernyataan berkontradiksi dengan fakta yang sebenarnya yang terjadi dengan mengatakan sama sekali tidak ada pemerkosaan massal terhadap wanita keturunan Tionghoa disebabkan tidak ada bukti-bukti konkret tentang pemerkosaan tersebut.<br /><br />Sebab dan alasan kerusuhan ini masih banyak diliputi ketidakjelasan dan kontroversi sampai hari ini. Namun demikian umumnya orang setuju bahwa peristiwa ini merupakan sebuah lembaran hitam sejarah Indonesia, sementara beberapa pihak, terutama pihak Tionghoa, berpendapat ini merupakan tindakan pembasmian orang-orang tersebut.<br /><br />5-8 Mei 1998 Medan, Belawan, Pulobrayan, Lubuk-Pakam, Perbaungan, Tebing-Tinggi, Pematang-Siantar, Tanjungmorawa, Pantailabu, Galang, Pagarmerbau, Beringin, Batangkuis, Percut Sei Tuan: Ketidakpuasan politik yang berkembang jadi anti Tionghoa.<br /><br />Jakarta, 13-14 Mei 1998 Kemarahan massa akibat penembakan mahasiswa Universitas Trisakti yang dikembangkan oleh kelompok politik tertentu jadi kerusuhan anti Cina. Peristiwa ini merupakan persitiwa anti Cina paling besar sepanjang sejarah Republik Indonesia. Sejumlah perempuan keturunan Tionghoa diperkosa.<br /><br />Solo, 14 Mei 1998 Ketidakpuasan politik yang kemudian digerakkan oleh kelompok politik tertentu menjadi kerusuhan anti TionghuaSandy Vanzhttp://www.blogger.com/profile/11993467133709794442noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1298987393049556890.post-27532287622048955822010-11-17T09:16:00.000-08:002010-11-17T09:36:01.566-08:00Thionghoa IndonesiaSuku bangsa Tionghoa (biasa disebut juga Cina) di Indonesia adalah salah satu etnis di Indonesia. Biasanya mereka menyebut dirinya dengan istilah Tenglang (Hokkien), Tengnang (Tiochiu), atau Thongnyin (Hakka). Dalam bahasa Mandarin mereka disebut Tangren (Hanzi: 唐人, "orang Tang"). Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa orang Tionghoa-Indonesia mayoritas berasal dari Cina selatan yang menyebut diri mereka sebagai orang Tang, sementara orang Cina utara menyebut diri mereka sebagai orang Han (Hanzi: 漢人, hanyu pinyin: hanren, "orang Han").<br /><br />Leluhur orang Tionghoa-Indonesia berimigrasi secara bergelombang sejak ribuan tahun yang lalu melalui kegiatan perniagaan. Peran mereka beberapa kali muncul dalam sejarah Indonesia, bahkan sebelum Republik Indonesia dideklarasikan dan terbentuk. Catatan-catatan dari Cina menyatakan bahwa kerajaan-kerajaan kuno di Nusantara telah berhubungan erat dengan dinasti-dinasti yang berkuasa di Cina. Faktor inilah yang kemudian menyuburkan perdagangan dan lalu lintas barang maupun manusia dari Cina ke Nusantara dan sebaliknya.<br /><br />Setelah negara Indonesia merdeka, orang Tionghoa yang berkewarganegaraan Indonesia digolongkan sebagai salah satu suku dalam lingkup nasional Indonesia, sesuai Pasal 2 UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia<br /><br />Asal kata<br />Kata Tionghwa telah digunakan dalam surat setia kepada tentara Nippon ini.<br /><br />Tionghoa atau tionghwa, adalah istilah yang dibuat sendiri oleh orang keturunan Cina di Indonesia, yang berasal dari kata zhonghua dalam Bahasa Mandarin. Zhonghua dalam dialek Hokkian dilafalkan sebagai Tionghoa.<br /><br />Wacana Cung Hwa setidaknya sudah dimulai sejak tahun 1880, yaitu adanya keinginan dari orang-orang di Cina untuk terbebas dari kekuasaan dinasti kerajaan dan membentuk suatu negara yang lebih demokratis dan kuat. Wacana ini sampai terdengar oleh orang asal Cina yang bermukim di Hindia Belanda yang ketika itu dinamakan Orang Cina.<br /><br />Sekelompok orang asal Cina yang anak-anaknya lahir di Hindia Belanda, merasa perlu mempelajari kebudayaan dan bahasanya. Pada tahun 1900, mereka mendirikan sekolah di Hindia Belanda, di bawah naungan suatu badan yang dinamakan "Tjung Hwa Hwei Kwan", yang bila lafalnya diindonesiakan menjadi Tiong Hoa Hwe Kwan (THHK). THHK dalam perjalanannya bukan saja memberikan pendidikan bahasa dan kebudayaan Cina, tapi juga menumbuhkan rasa persatuan orang-orang Tionghoa di Hindia Belanda, seiring dengan perubahan istilah "Cina" menjadi "Tionghoa" di Hindia Belanda.<br /><br />Populasi Di Indonesia<br />Berdasarkan Volkstelling (sensus) di masa Hindia Belanda, populasi Tionghoa-Indonesia mencapai 1.233.000 (2,03%) dari penduduk Indonesia di tahun 1930. Tidak ada data resmi mengenai jumlah populasi Tionghoa di Indonesia dikeluarkan pemerintah sejak Indonesia merdeka. Namun ahli antropologi Amerika, G.W. Skinner, dalam risetnya pernah memperkirakan populasi masyarakat Tionghoa di Indonesia mencapai 2.505.000 (2,5%) pada tahun 1961.<br /><br />Dalam sensus penduduk pada tahun 2000, ketika untuk pertama kalinya responden sensus ditanyai mengenai asal etnis mereka, hanya 1% dari jumlah keseluruhan populasi Indonesia mengaku sebagai Tionghoa. Perkiraan kasar yang dipercaya mengenai jumlah suku Tionghoa-Indonesia saat ini ialah berada di antara kisaran 4% - 5% dari seluruh jumlah populasi Indonesia.<br /><br />Daerah asal di Cina<br />Peta distribusi daerah asal leluhur suku Tionghoa-Indonesia<br /><br />Ramainya interaksi perdagangan di daerah pesisir tenggara Cina, menyebabkan banyak sekali orang-orang yang juga merasa perlu keluar berlayar untuk berdagang. Tujuan utama saat itu adalah Asia Tenggara. Karena pelayaran sangat tergantung pada angin musim, maka setiap tahunnya para pedagang akan bermukim di wilayah-wilayah Asia Tenggara yang disinggahi mereka. Demikian seterusnya ada pedagang yang memutuskan untuk menetap dan menikahi wanita setempat, ada pula pedagang yang pulang ke Cina untuk terus berdagang.<br /><br />Orang-orang Tionghoa di Indonesia, umumnya berasal dari tenggara Cina. Mereka termasuk suku-suku:<br /><br /> * Hakka<br /> * Hainan<br /> * Hokkien<br /> * Kantonis<br /> * Hokchia<br /> * Tiochiu<br /><br />Daerah asal yang terkonsentrasi di pesisir tenggara ini dapat dimengerti, karena dari sejak zaman Dinasti Tang kota-kota pelabuhan di pesisir tenggara Cina memang telah menjadi bandar perdagangan yang ramai. Quanzhou pernah tercatat sebagai bandar pelabuhan terbesar dan tersibuk di dunia pada zaman tersebut.<br /><br />Daerah konsentrasi<br /><br />Sebagian besar dari orang-orang Tionghoa di Indonesia menetap di pulau Jawa. Daerah-daerah lain di mana mereka juga menetap dalam jumlah besar selain di daerah perkotaan adalah: Sumatera Utara, Bangka-Belitung, Sumatera Selatan, Lampung, Lombok, Kalimantan Barat, Banjarmasin dan beberapa tempat di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara.<br /><br /> * Hakka - Aceh, Sumatera Utara, Batam, Sumatera Selatan, Bangka-Belitung, Lampung, Jawa, Kalimantan Barat,Banjarmasin, Sulawesi Selatan, Manado, Ambon dan Jayapura.<br /> * Hainan - Pekanbaru, Batam, dan Manado.<br /> * Hokkien - Sumatera Utara, Riau ( Pekanbaru Selatpanjang, Bagansiapiapi, dan Bengkalis), Padang, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jawa, Bali (terutama di Denpasar dan Singaraja), Banjarmasin, Kutai, Sumbawa, Manggarai, Kupang, Makassar, Kendari, Sulawesi Tengah, Manado, dan Ambon.<br /> * Kantonis - Jakarta, Makassar dan Manado.<br /> * Hokchia - Jawa (terutama di Bandung, Cirebon, Banjarmasin dan Surabaya).<br /> * Tiochiu - Sumatera Utara, Riau, Riau Kepulauan, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Barat (khususnya di Pontianak dan Ketapang).<br /><br />Di Tangerang Banten, masyarakat Tionghoa telah menyatu dengan penduduk setempat dan mengalami pembauran lewat perkawinan, sehingga warna kulit mereka kadang-kadang lebih gelap dari Tionghoa yang lain. Istilah buat mereka disebut Cina Benteng. Keseniannya yang masih ada disebut Cokek, sebuah tarian lawan jenis secara bersama dengan iringan paduan musik campuran Cina, Jawa, Sunda dan Melayu.<br /><br />Masa masa Awal<br />Orang dari Tiongkok daratan telah ribuan tahun mengunjungi dan mendiami kepulauan Nusantara.<br /><br />Beberapa catatan tertua ditulis oleh para agamawan, seperti Fa Hien pada abad ke-4 dan I Ching pada abad ke-7. Fa Hien melaporkan suatu kerajaan di Jawa ("To lo mo") dan I Ching ingin datang ke India untuk mempelajari agama Buddha dan singgah dulu di Nusantara untuk belajar bahasa Sansekerta dahulu. Di Jawa ia berguru pada seseorang bernama Jñânabhadra.<br /><br />Dengan berkembangnya kerajaan-kerajaan di Nusantara, para imigran Tiongkok pun mulai berdatangan, terutama untuk kepentingan perdagangan. Pada prasasti-prasasti dari Jawa orang Cina disebut-sebut sebagai warga asing yang menetap di samping nama-nama sukubangsa dari Nusantara, daratan Asia Tenggara dan anakbenua India. Dalam suatu prasasti perunggu bertahun 860 dari Jawa Timur disebut suatu istilah, Juru Cina, yang berkait dengan jabatan pengurus orang-orang Tionghoa yang tinggal di sana. Beberapa motif relief di Candi Sewu diduga juga mendapat pengaruh dari motif-motif kain sutera Tiongkok.[8]<br /><br />Catatan Ma Huan, ketika turut serta dalam ekspedisi Cheng Ho, menyebut secara jelas bahwa pedagang Cina muslim menghuni ibukota dan kota-kota bandar Majapahit (abad ke-15) dan membentuk satu dari tiga komponen penduduk kerajaan itu.[9] Ekspedisi Cheng Ho juga meninggalkan jejak di Semarang, ketika orang keduanya, Wang Jinghong, sakit dan memaksa rombongan melepas sauh di Simongan (sekarang bagian dari Kota Semarang). Wang kemudian menetap karena tidak mampu mengikuti ekspedisi selanjutnya. Ia dan pengikutnya menjadi salah satu cikal-bakal warga Tionghoa Semarang. Wang mengabadikan Cheng Ho menjadi sebuah patung (disebut "Mbah Ledakar Juragan Dampo Awang Sam Po Kong"), serta membangun kelenteng Sam Po Kong atau Gedung Batu.[10] Di komplek ini Wang juga dikuburkan dan dijuluki "Mbah Jurumudi Dampo Awang".[11]<br /><br />Sejumlah sejarawan juga menunjukkan bahwa Raden Patah, pendiri Kesultanan Demak, memiliki darah Tiongkok selain keturunan Majapahit. Beberapa wali penyebar agama Islam di Jawa juga memiliki darah Tiongkok, meskipun mereka memeluk Islam dan tidak lagi secara aktif mempraktekkan kultur Tionghoa.<br /><br />Kitab Sunda Tina Layang Parahyang menyebutkan kedatangan rombongan Tionghoa ke muara Ci Sadane (sekarang Teluknaga) pada tahun 1407, di masa daerah itu masih di bawah kekuasaan Kerajaan Sunda (Pajajaran). Pemimpinnya adalah Halung dan mereka terdampar sebelum mencapai tujuan di Kalapa.<br /><br />Era kolonial<br /><br />Di masa kolonial, Belanda pernah mengangkat beberapa pemimpin komunitas dengan gelar Kapiten Cina, yang diwajibkan setia dan menjadi penghubung antara pemerintah dengan komunitas Tionghoa. Beberapa diantara mereka ternyata juga telah berjasa bagi masyarakat umum, misalnya So Beng Kong dan Phoa Beng Gan yang membangun kanal di Batavia[rujukan?]. Di Yogyakarta, Kapiten Tan Djin Sing sempat menjadi Bupati Yogyakarta.[12]<br /><br />Sebetulnya terdapat juga kelompok Tionghoa yang pernah berjuang melawan Belanda, baik sendiri maupun bersama etnis lain. Bersama etnis Jawa, kelompok Tionghoa berperang melawan VOC tahun 1740-1743. Di Kalimantan Barat, komunitas Tionghoa yang tergabung dalam "Republik" Lanfong berperang dengan pasukan Belanda pada abad XIX.<br /><br />Dalam perjalanan sejarah pra kemerdekaan, beberapa kali etnis Tionghoa menjadi sasaran pembunuhan massal atau penjarahan, seperti pembantaian di Batavia 1740 dan pembantaian masa perang Jawa 1825-1830. Pembantaian di Batavia tersebut [13][14][4] melahirkan gerakan perlawanan dari etnis Tionghoa yang bergerak di beberapa kota di Jawa Tengah yang dibantu pula oleh etnis Jawa. Pada gilirannya ini mengakibatkan pecahnya kerajaan Mataram. Orang Tionghoa tidak lagi diperbolehkan bermukim di sembarang tempat. Aturan Wijkenstelsel ini menciptakan pemukiman etnis Tionghoa atau pecinan di sejumlah kota besar di Hindia Belanda.<br /><br />Pendidikan<br /><br />Kebangkitan nasionalisme di Hindia Belanda tidak terlepas dari perkembangan yang terjadi pada komunitas Tionghoa. Tanggal 17 Maret 1900 terbentuk di Batavia Tiong Hoa Hwee Koan (THHK) yang mendirikan sekolah-sekolah, seperti di kota Garut dirintis dan didirikan pada tahun 1907 oleh seorang pengusaha hasil bumi saat itu bernama Lauw O Teng beserta kedua anak lelakinya bernama Lauw Tek Hay dan Lauw Tek Siang,dengan maksud agar orang Tionghoa bisa pintar, (kemudian jumlahnya mencapai 54 buah sekolah dan di tahun 1908 dan mencapai 450 sekolah tahun 1934). Inisiatif ini diikuti oleh etnis lain, seperti keturunan Arab yang mendirikan Djamiat-ul Chair meniru model THHK. Pada gilirannya hal ini menyadarkan priyayi Jawa tentang pentingnya pendidikan bagi generasi muda sehingga dibentuklah Budi Utomo.<br /><br />Perekonomian<br /><br />Target pemerintah kolonial untuk mencegah interaksi pribumi dengan etnis Tionghoa melalui aturan passenstelsel dan Wijkenstelsel itu ternyata menciptakan konsentrasi kegiatan ekonomi orang Tionghoa di perkotaan. Ketika perekonomian dunia beralih ke sektor industri, orang-orang Tionghoa paling siap berusaha dengan spesialisasi usaha makanan-minuman, jamu, peralatan rumah tangga, bahan bangunan, pemintalan, batik, kretek dan transportasi. Tahun 1909 di Buitenzorg (Bogor) Sarekat Dagang Islamiyah didirikan oleh RA Tirtoadisuryo mengikuti model Siang Hwee (kamar dagang orang Tionghoa) yang dibentuk tahun 1906 di Batavia. Bahkan pembentukan Sarekat Islam (SI) di Surakarta tidak terlepas dari pengaruh asosiasi yang lebih dulu dibuat oleh warga Tionghoa. Pendiri SI, Haji Samanhudi, pada mulanya adalah anggota Kong Sing, organisasi paguyuban tolong-menolong orang Tionghoa di Surakarta. Samanhudi juga kemudian membentuk Rekso Rumekso yaitu Kong Sing-nya orang Jawa.<br /><br />Pergerakan<br /><br />Pemerintah kolonial Belanda makin kuatir karena Sun Yat Sen memproklamasikan Republik Cina, Januari 1912. Organisasi Tionghoa yang pada mulanya berkecimpung dalam bidang sosial-budaya mulai mengarah kepada politik. Tujuannya menghapuskan perlakukan diskriminatif terhadap orang-orang Tionghoa di Hindia Belanda dalam bidang pendidikan, hukum/peradilan, status sipil, beban pajak, hambatan bergerak dan bertempat tinggal.<br /><br />Dalam rangka pelaksanaan Politik Etis, pemerintah kolonial berusaha memajukan pendidikan, namun warga Tionghoa tidak diikutkan dalam program tersebut. Padahal orang Tionghoa membayar pajak ganda (pajak penghasilan dan pajak kekayaan). Pajak penghasilan diwajibkan kepada warga pribumi yang bukan petani. Pajak kekayaan (rumah, kuda, kereta, kendaraan bermotor dan peralatan rumah tangga) dikenakan hanya bagi Orang Eropa dan Timur Asing (termasuk orang etnis Tionghoa). Hambatan untuk bergerak dikenakan bagi warga Tionghoa dengan adanya passenstelsel.<br /><br />Pada waktu terjadinya Sumpah Pemuda, ada beberapa nama dari kelompok Tionghoa sempat hadir, antara lain Kwee Tiam Hong dan tiga pemuda Tionghoa lainnya. Sin Po sebagai koran Melayu Tionghoa juga sangat banyak memberikan sumbangan dalam menyebarkan informasi yang bersifat nasionalis. Pada 1920-an itu, harian Sin Po memelopori penggunaan kata Indonesia bumiputera sebagai pengganti kata Belanda inlander di semua penerbitannya. Langkah ini kemudian diikuti oleh banyak harian lain. Sebagai balas budi, semua pers lokal kemudian mengganti kata "Tjina" dengan kata Tionghoa. Pada 1931 Liem Koen Hian mendirikan PTI, Partai Tionghoa Indonesia (dan bukan Partai Tjina Indonesia).<br /><br />Masa Revolusi dan Pra Kemerdekaan RI<br /><br />Pada masa revolusi tahun 1945-an, Mayor John Lie yang menyelundupkan barang-barang ke Singapura untuk kepentingan pembiayaan Republik. Rumah Djiaw Kie Siong di Rengasdengklok, dekat Karawang, diambil-alih oleh Tentara Pembela Tanah Air (PETA), kemudian penghuninya dipindahkan agar Bung Karno dan Bung Hatta dapat beristirahat setelah "disingkirkan" dari Jakarta pada tanggal 16 Agustus 1945. Di Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang merumuskan UUD'45 terdapat 4 orang Tionghoa yaitu; Liem Koen Hian, Tan Eng Hoa, Oey Tiang Tjoe, Oey Tjong Hauw, dan di Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) terdapat 1 orang Tionghoa yaitu Drs.Yap Tjwan Bing. Liem Koen Hian yang meninggal dalam status sebagai warganegara asing, sesungguhnya ikut merancang UUD 1945. Lagu Indonesia Raya yang diciptakan oleh W.R. Supratman, pun pertama kali dipublikasikan oleh Koran Sin Po.<br /><br />Dalam perjuangan fisik ada beberapa pejuang dari kalangan Tionghoa, namun nama mereka tidak banyak dicatat dan diberitakan. Salah seorang yang dikenali ialah Tony Wen, yaitu orang yang terlibat dalam penurunan bendera Belanda di Hotel Oranye Surabaya.<br /><br />Orde Lama<br /><br />Pada Orde Lama, terdapat beberapa menteri Republik Indonesia dari keturunan Tionghoa seperti Oei Tjoe Tat, Ong Eng Die, Siauw Giok Tjhan, dll. Bahkan Oei Tjoe Tat pernah diangkat sebagai salah satu Tangan Kanan Ir. Soekarno pada masa Kabinet Dwikora. Pada masa ini hubungan Ir. Soekarno dengan beberapa tokoh dari kalangan Tionghoa dapat dikatakan sangat baik. Walau pada Orde Lama terdapat beberapa kebijakan politik yang diskriminatif seperti Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1959 yang melarang WNA Tionghoa untuk berdagang eceran di daerah di luar ibukota provinsi dan kabupaten. Hal ini menimbulkan dampak yang luas terhadap distribusi barang dan pada akhirnya menjadi salah satu sebab keterpurukan ekonomi menjelang tahun 1965 dan lainnya.<br /><br />Orde Baru<br /><br />Selama Orde Baru dilakukan penerapan ketentuan tentang Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia, atau yang lebih populer disebut SBKRI, yang utamanya ditujukan kepada warga negara Indonesia (WNI) etnis Tionghoa beserta keturunan-keturunannya. Walaupun ketentuan ini bersifat administratif, secara esensi penerapan SBKRI sama artinya dengan upaya yang menempatkan WNI Tionghoa pada posisi status hukum WNI yang "masih dipertanyakan".<br /><br />Pada Orde Baru Warga keturunan Tionghoa juga dilarang berekspresi. Sejak tahun 1967, warga keturunan dianggap sebagai warga negara asing di Indonesia dan kedudukannya berada di bawah warga pribumi, yang secara tidak langsung juga menghapus hak-hak asasi mereka. Kesenian barongsai secara terbuka, perayaan hari raya Imlek, dan pemakaian Bahasa Mandarin dilarang, meski kemudian hal ini diperjuangkan oleh komunitas Tionghoa Indonesia terutama dari komunitas pengobatan Tionghoa tradisional karena pelarangan sama sekali akan berdampak pada resep obat yang mereka buat yang hanya bisa ditulis dengan bahasa Mandarin. Mereka pergi hingga ke Mahkamah Agung dan akhirnya Jaksa Agung Indonesia waktu itu memberi izin dengan catatan bahwa Tionghoa Indonesia berjanji tidak menghimpun kekuatan untuk memberontak dan menggulingkan pemerintahan Indonesia.<br /><br />Satu-satunya surat kabar berbahasa Mandarin yang diizinkan terbit adalah Harian Indonesia yang sebagian artikelnya ditulis dalam bahasa Indonesia. Harian ini dikelola dan diawasi oleh militer Indonesia dalam hal ini adalah ABRI meski beberapa orang Tionghoa Indonesia bekerja juga di sana. Agama tradisional Tionghoa dilarang. Akibatnya agama Konghucu kehilangan pengakuan pemerintah.<br /><br />Pemerintah Orde Baru berdalih bahwa warga Tionghoa yang populasinya ketika itu mencapai kurang lebih 5 juta dari keseluruhan rakyat Indonesia dikhawatirkan akan menyebarkan pengaruh komunisme di Tanah Air. Padahal, kenyataan berkata bahwa kebanyakan dari mereka berprofesi sebagai pedagang, yang tentu bertolak belakang dengan apa yang diajarkan oleh komunisme, yang sangat mengharamkan perdagangan dilakukan[rujukan?].<br /><br />Orang Tionghoa dijauhkan dari kehidupan politik praktis. Sebagian lagi memilih untuk menghindari dunia politik karena khawatir akan keselamatan dirinya.<br /><br />Pada masa akhir dari Orde Baru, terdapat peristiwa kerusuhan rasial yang merupakan peristiwa terkelam bagi masyarakat Indonesia terutama warga Tionghoa karena kerusuhan tersebut menyebabkan jatuhnya banyak korban bahkan banyak diantara mereka mengalami pelecehan seksual, penjarahan, kekerasan, dan lainnya.<br /><br />Reformasi<br /><br />Reformasi yang digulirkan pada 1998 telah banyak menyebabkan perubahan bagi kehidupan warga Tionghoa di Indonesia. Walau belum 100% perubahan tersebut terjadi, namun hal ini sudah menunjukkan adanya tren perubahan pandangan pemerintah dan warga pribumi terhadap masyarakat Tionghoa. Bila pada masa Orde Baru aksara, budaya, ataupun atraksi Tionghoa dilarang dipertontonkan di depan publik, saat ini telah menjadi pemandangan umum hal tersebut dilakukan. Di Medan, Sumatera Utara, misalnya, adalah hal yang biasa ketika warga Tionghoa menggunakan bahasa Hokkien ataupun memajang aksara Tionghoa di toko atau rumahnya. Selain itu, pada Pemilu 2004 lalu, kandidat presiden dan wakil presiden Megawati-Wahid Hasyim menggunakan aksara Tionghoa dalam selebaran kampanyenya untuk menarik minat warga Tionghoa.Sandy Vanzhttp://www.blogger.com/profile/11993467133709794442noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1298987393049556890.post-26588472876126236272010-11-17T09:05:00.000-08:002010-11-17T09:07:41.069-08:00Sejarah Tionghua masuk ke Kalimantan BaratSejarah Tionghua masuk ke Kalimantan Barat<br /><br />Sejak abad ketiga, pelaut Cina telah berlayar ke Indonesia untuk melakukan perdagangan. Rute pelayaran menyusuri pantai Asia Timur dan pulangnya melalui Kalimantan Barat dan Filipina dengan mempergunakan angin musim.<br />Pada abad ketujuh, hubungan Tiongkok dengan Kalimantan Barat sudah sering terjadi, tetapi belum menetap. Imigran dari Cina kemudian masuk ke Kerajaan Sambas dan Mempawah dan terorganisir dalam kongsi sosial politik yang berpusat di Monterado dan Bodok dalam Kerajaan Sambas dan Mandor dalam Kerajaan Mempawah.<br />Pasukan Khubilai Khan di bawah pimpinan Ike Meso, Shih Pi dan Khau Sing dalam perjalanannya untuk menghukum Kertanegara, singgah di kepulauan Karimata yang terletak berhadapan dengan Kerajaan Tanjungpura. Karena kekalahan pasukan ini dari angkatan perang Jawa dan takut mendapat hukuman dari Khubilai Khan, kemungkinan besar beberapa dari mereka melarikan diri dan menetap di Kalimantan Barat.<br />Pada tahun 1407, di Sambas didirikan Muslim/Hanafi - Chinese Community. Tahun 1463 laksamana Cheng Ho, seorang Hui dari Yunan, atas perintah Kaisar Cheng Tsu alias Jung Lo (kaisar keempat dinasti Ming) selama tujuh kali memimpin ekspedisi pelayaran ke Nan Yang. Beberapa anak buahnya ada yang kemudian menetap di Kalimantan Barat dan membaur dengan penduduk setempat. Mereka juga membawa ajaran Islam yang mereka anut.<br /><br />Sejak Abad 17<br /><br />Di abad ke-17 hijrah bangsa Cina ke Kalimantan Barat menempuh dua rute yakni melalui Indocina - Malaya - Kalimantan Barat dan Borneo Utara - Kalimantan Barat. Tahun 1745, orang Cina didatangkan besar-besaran untuk kepentingan perkongsian, karena Sultan Sambas dan Panembahan Mempawah menggunakan tenaga-tenaga orang Cina sebagai wajib rodi dipekerjakan di tambang-tambang emas. Kedatangan mereka di Monterado membentuk kongsi Taikong (Parit Besar) dan Samto Kiaw (Tiga Jembatan).<br />Tahun 1770, orang-orang Cina perkongsian yang berpusat di Monterado dan Bodok berperang dengan suku Dayak yang menewaskan kepala suku Dayak di kedua daerah itu. Sultan Sambas kemudian menetapkan orang-orang Cina di kedua daerah tersebut hanya tunduk kepada Sultan dan wajib membayar upeti setiap bulan, bukan setiap tahun seperti sebelumnya. Tetapi mereka diberi kekuasaan mengatur pemerintahan, pengadilan, keamanan dan sebagainya. Semenjak itu timbullah Republik Kecil yang berpusat di Monterado dan orang Dayak pindah ke daerah yang aman dari orang Cina.<br />Pada Oktober 1771 kota Pontianak berdiri. Tahun 1772 datang seorang bernama Lo Fong (Pak) dari kampung Shak Shan Po, Kunyichu, Kanton membawa 100 keluarganya mendarat di Siantan, Pontianak Utara. Sebelumnya di Pontianak sudah ada kongsi Tszu Sjin dari suku Tio Ciu yang memandang Lo Fong sebagai orang penting. Mandor dan sekitarnya juga telah didiami suku Tio Ciu, terutama dari Tioyo dan Kityo. Daerah Mimbong didiami pekerja dari Kun-tsu dan Tai-pu. Seorang bernama Liu Kon Siong yang tinggal dengan lebih dari lima ratus keluarganya mengangkat dirinya sebagai Tai-Ko di sana. Di San Sim (Tengah-tengah Pegunungan) berdiam pekerja dari daerah Thai-Phu dan berada di bawah kekuasaan Tong A Tsoi sebagai Tai-Ko.<br />Lo Fong kemudian pindah ke Mandor dan membangun rumah untuk rakyat, majelis umum (Thong) serta pasar. Namun ia merasa tersaingi oleh Mao Yien yang memiliki pasar 220 pintu, terdiri dari 200 pintu pasar lama yang didiami masyarakat Tio Tjiu, Kti-Yo, Hai Fung dan Liuk Fung dengan Tai-Ko Ung Kui Peh dan 20 pintu pasar baru yang didiami masyarakat asal Kia Yin Tju dengan Tai-Ko Kong Mew Pak. Mao Yien juga mendirikan benteng Lan Fo (Anggrek Persatuan) dan mengangkat 4 pembantu dengan nama Lo-Man.<br />Lo Fong kemudian mengutus Liu Thoi Ni untuk membawa surat rahasia kepada Ung Kui Peh dan Kong Mew Pak, sehingga mereka terpaksa menyerah dan menggabungkan diri di bawah kekuasaan Lo Fong tanpa pertumpahan darah. Lo Fong kemudian juga merebut kekuasaan Tai-Ko Liu Kon Siong di daerah Min Bong (Benuang) sampai ke San King (Air Mati).<br /><br />Sejak Abad 18<br /><br />Lo Fong kemudian menguasai pertambangan emas Liu Kon Siong dan pertambangan perak Pangeran Sita dari Ngabang. Kekuasaan Lo Fong meliputi kerajaan Mempawah, Pontianak dan Landak dan disatukan pada tahun 1777 dengan nama Republik Lan Fong.<br />Tahun 1795 Lo Fong meninggal dunia dan dimakamkan di Sak Dja Mandor. Republik yang setiap tahun mengirim upeti kepada Kaisar Tiongkok ini pun bubar. Oleh orang Cina Mandor disebut Toeng Ban Lit (daerah timur dengan 1000 undang-undang .<br />Tahun 1795, berkobar pertempuran antara kongsi Tai-Kong yang berpusat di Monterado dengan kongsi Sam Tiu Kiu yang berpusat di Sambas karena pihak Sam Tiu Kiu melakukan penggalian emas di Sungai Raya Singkawang, daerah kekuasaan Tai-Kong. Tahun 1796, dengan bantuan kerajaan Sambas, kongsi Sam Tiu Kiu berhasil menguasai Monterado. Namun seorang panglima sultan bernama Tengku Sambo mati terbunuh ketika menyerbu benteng terakhir kongsi Tai Kong. Perang ini oleh rakyat Sambas disebut juga Perang Tengku Sambo.<br />Pada 6 September 1818 Belanda masuk ke Kerajaan Sambas. Tanggal 23 September Muller dilantik sebagai Pejabat Residen Sambas dan esoknya mengumumkan Monterado di bawah kekuasaan pemerintahan Belanda. Pada 28 November diadakan pula pertemuan dengan kepala-kepala kongsi dan orang-orang Cina di Sambas.<br />Tahun 1819, masyarakat Cina di Sambas dan Mandor memberontak dan tidak mengakui pemerintahan Belanda. Seribu orang dari Mandor menyerang kongsi Belanda di Pontianak.<br />Pada 22 September 1822 diumumkan hasil perundingan segitiga antara Sultan Pontianak, pemerintahan Belanda dan kepala-kepala kongsi Cina.<br />Namun pada 1823, setelah berhasil menguasai daerah Lara, Sin Ta Kiu (Sam Tiu Kiu), Sambas, kongsi Tai Kong mengadakan pemberontakan terhadap belanda karena merasa hasil perundingan merugikan pihaknya. Dengan bantuan Sam Tiu Kiu dan orang-orang Cina di Sambas, kongsi Tai Kong kemudian dipukul mundur ke Monterado.<br />Setelah gagal pada serangan kedua tanggal 28 Februari 1823, pada 5 Maret penduduk Cina yang memberontak menyatakan menyerah dan kemudian 11 Mei komisaris Belanda mengeluarkan peraturan-peraturan dan kewajiban-kewajiban kongsi-kongsi.<br />Tahun 1850, kerajaan Sambas yang dipimpin Sultan Abubakar Tadjudin II hampir jatuh ke tangan perkongsian gabungan Tai Kong, Sam Tiu Kiu dan Mang Kit Tiu. Kerajaan Sambas meminta bantuan kepada Belanda. Tahun 1851, kompeni Belanda tiba dipimpin Overste Zorg yang kemudian gugur ketika perebutan benteng pusat pertahanan Sam Tiu Kiu di Seminis Pemangkat. Ia dimakamkan di bukit Penibungan, Pemangkat.<br /><br />Setelah Abad 18<br /><br />Tahun 1854 pemberontakan kian meluas dan didukung bangsa Cina yang di luar perkongsian. Belanda kemudian mengirimkan pasukan tambahan ke Sambas yang dipimpin Residen Anderson. Akhirnya pada 1856 Republik Monterado yang telah berdiri selama 100 tahun berhasil dikalahkan. Tanggal 4 Januari 1857 Belanda mengambil alih kekuasaan Cina di kerajaan Mempawah, dan tahun 1884 seluruh perkongsian Cina di Kalimantan Barat dibubarkan oleh Belanda.<br />Tahun 1914, bertepatan dengan Perang Dunia I, terjadi pemberontakan Sam Tiam (tiga mata, tiga kode, tiga cara). Pemberontakan di Monterado dipimpin oleh bekas keluarga Republik Monterado, sedangkan pemberontakan di Mempawah dipimpin oleh bekas keluarga Republik Lan Fong. Mereka juga dibantu oleh masyarakat Melayu dan Dayak yang dipaksa untuk ikut. Pemberontakan berakhir tahun 1916 dengan kemenangan di pihak Belanda. Belanda kemudian mendirikan tugu peringatan di Mandor bagi prajurit-prajuritnya yang gugur selama dua kali pemberontakan Cina (tahun 1854-1856 dan 1914-1916). Perang 1914-1916 dinamakan Perang Kenceng oleh masyarakat Kalimantan Barat.<br />Tahun 1921-1929 karena di Tiongkok (Cina) terjadi perang saudara, imigrasi besar-besaran orang Cina kembali terjadi dengan daerah tujuan Semenanjung Malaya, Serawak dan Kalimantan BaratSandy Vanzhttp://www.blogger.com/profile/11993467133709794442noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1298987393049556890.post-40861835019319707262010-11-16T08:19:00.000-08:002010-11-16T08:54:01.835-08:00Initial Ghost"INITIALGHOST"<br /><br />"Vav. aku kan uda bilangsama kamu...Please.. jangan suka balap-balap motor gitu. Aku gak suka!" marahMelly pada Evan.<br /><br />"Melly, aku janji. Aku gakbakal kenapa-kenapa kog. Aku udah bisa jaga diri. Lagi pula ini hobby aku yank"jawab Evan membujuk pacarnya, Melly.<br /><br />Yup.. Melly dan Evan merupakan sepasangkekasih. Pertemuan antara mereka itu terjadi pada tahun 2008 bulan september.Saat hujan membasahi kota pada pukul 23.00 malam. Melly, gadis cantik,berambutpanjang, berbody modis baru pulang lembur dari kerja. karena hujan ia punmenyebrang jalan sambil berlari tanpa melihat jalan.-Yah maklum. Sudah malamjadi jalanan sepi-. Tiba-tiba dari arah kanan ada seseorang menggunakan helmfullface dengan motor KING datang dengan laju hingga akhirnya<br /><br />Ckiiiitttt...... Bruuakkk... ...!!!! Kecelakaanpunterjadi.<br /><br />Motor yang di Kendarai orang itu jatuhterpeleset karna jalan yang licin saat mengelak menabrak Melly. Sedangkan Melly shock terjatuh dan pingsan. Saat bangunMelly, dia tidak berada di kamarnya. Dia berada di kamar seseorang. Kamar yangagak berantakan,lumayan gede, banyak poster-poster pembalap GP sepertiValentino Rossi, Cassey stoner, Nicky Hayden dan ada 2 buah piala besar. Humph.. sepertinya kamar cowok.<br /><br />Tiba-tiba datang seorang cowok cakep, berkulitkuning langsat, tinggi bermata sipit.<br /><br />"kamu udah sadar?" Tanyacowok itu.<br /><br />"kamu siapa. Aku dimana?"Tanya Melly.<br /><br />"aku Evan. Kamu di kamaraku." Jawab Evan sambil tersenyum,membuat kedua lesum pipinya Nampak.<br /><br />Melly pun langsung ketakutan. Ia langsung mengambilselimut dan menutup tubuhnya seakan tak mau di tiduri.<br /><br />"Ngapain loe. Ngeres!! akugak ngapa-ngapain kamu kali.. sorry yah. Tadi aku nabrak kamu di jalan. Kamupingsan jadi ku bawa kamu ke rumah ku."<br /><br />"ow.. maafin aku yah Van,aku tadi gak perhatikan jalan."<br /><br />"gpp kog. Nama kamusiapa?" Tanya Evan.<br /><br />"aku Melly. Oh.. tangankamu.." ujar Melly yang belum menyelesaikan pembicaraannya ketika melihattangan kanan Evan masih berdarah.<br /><br />"oh ini, gpp kog. Cumaluka biasa."<br /><br />"Luka biasa gimana. Gak diobatin infeksi loh. Kamu ada p3k gak.? Biar luka mu aku obatin." Ujar Melly.<br /><br />Evanpun mengambil obat P3K yang ada dilemari kecilnya dan memberikannya pada Melly. Melly sempat heran, sangat banyakperban, kapas, obat merah, perekat, obat pembersih luka, alcohol dan alat-alatmedis lainnya. Setelah selesai membersihkan luka di tangan Evan, melly Punbertanya padanya.<br /><br />"Van, ngomong-ngomong kamuitu kerjanya dokter yah. Kog banyak banget alat p3k nya?"<br /><br />Hahahhaha.... Evan hanya tertawa terbahak.Sementara Melly hanya menggerutu kesal karena di tertawakan.<br /><br />"Hahahaha... Lucu-Lucu... kamulucu banget. Hahahha" tertawa Evan.<br /><br />"hah..? Lucu apa? huw.."gerutu Melly sambil menggembungkan pipinya dan memanyunkan mulutnya.<br /><br />"kamu logika donk. Masaada sih kamar seorang dokter yang SERAPI ini..?? hahahah" Tanya Evanmenyindir kamarnya.<br /><br />"jadi.. kerjaan kamu apa?kog banyak banget obat-obat luar, alat-alat medis dan yang lainnya?"<br /><br />"hahaha...Kerjaan aku mahaku anak kuliahan. Sambilannya sih ada deh.. mau tau aja"<br /><br />"Pelit.." jawab Mellydengan wajah cemberut.<br /><br />"Derita Loe..!!" ujar Evansambil mencubit pelan kedua pipi Melly.<br /><br />Yah.. begitulah awal pertemuan kisah cintamereka. Namun di benak Melly, dia masih penasaran dan selalu bertanya-tanya apapekerjaan Evan. Pada saat hubungan mereka berjalan 6 bulan-Maret-. Melly barumengetahui kalau Pekerjaan Evan adalah seorang Pembalap. Baik dalam sirkuitatau Balap liar dan sampai taruhan uang. Melly tak setuju Evan menjadipembalap. Karena Melly kuatir akan keadaan Evan. Pantas saja waktu itu banyaksekali peralatan Medis di rumah Evan. Rupanya Evan sudah seringjatuh/kecelakaan saat berbalap motor.<br /><br />"Van,Sumpah. Aku Gak Suka Kamu Jadi Pembalap. Carilah Kerjaan Yang Lain Yang LebihHalal. Kamu Itu Ikut Balap Cuma Dapat Uang 500ribu Atau 2-3 Juta. Ok Lah..Kalau Kamu Menang Kamu Dapat Uang Segitu. Tapi Kalau Kamu Kalah? Kamu Mati?Masa Harga Kamu Cuma Segitu?" nasihat Melly.<br /><br />"Mel..ini udah hobby aku.. anggap aja ini sebagai pekerjaan ku. Plis." Mohon Evan.<br /><br />"aku beri waktu 3 tahun untuk kamu mulai dari sekarang. Selama 3 tahun aku berikamu kebebasan. Setelah itu. Kamu harus pensiun untuk balap-balap seperti ini.Kalau masih tetap ngotot. Jangan salahkan aku kalau kamu kehilangan aku." UjarMelly mengancam.<br /><br />April 2009,1 tahun lebih Sudah perjanjianMelly dan Evan mengenai soal balap. Hubungan mereka tetap-tetap lancar dan Evanmasih saja meneruskan hobbynya sebagai pembalap. Bahkan sekarang Evan menjadiPembalap yang handal dan terkenal di kalangan anak muda. Semua senior-seniorpembalap yang sebelumnya naik daun, dikalahkan oleh Evan. Hari ini Mellymendengar nanti malam Evan akan ikut taruhan Rp.5.000.000 balap liar bersamajoki dari bengkel Bang Roy jam 1 subuh.<br /><br />Dengan modal nekat, Melly pergi ke tempatEvan Balap. Dengan suasana dikerumuni anak-anak muda yang pergi menonton.Dengan Motor KING milik Evan, dan Motor Satria F milik Joki Bang Roy. Merekapun turun di jalan. Alhasil, Evan menjadi pemenang.<br /><br />Karena kesal, Melly pun pulang sambilberjalan sendirian. Ia tak peduli lagi dengan hari ini. Ia begitu sedih,melihat Evan harus mencari uang seperti ini. Saat sedang berjalan sendiri,tiba-tiba di depannya ada seorang pria, berumur sekitar 28 tahun keatas,tinggi, postur tubuh sedang, dan rambut Botak yang sedang menonton pertandinganbalap dari jauh.<br /><br />"melihatsang kekasih menang, harusnya kita juga senang. Ini kog malah sedih." Ujar Priaitu tanpa memandang Melly saat Melly melewatinya.<br /><br />Melly hanya memandang sambil senyumterpaksa.<br /><br />"Kamupacarnya kan?" Tanya Pria melanjuti pembicaraannya.<br /><br />Melly pun terdiam dan menjawab pertanyaanPria itu.<br /><br />"yangkamu maksud siapa? Evan" Tanya Melly sambil melipat tangannya.<br /><br />"Yup.Seharusnya kamu menemani dia, karena dia sudah menang." Ujar pria itu.<br /><br />"hah..gak penting dia mau menang atau apa. BTW, kamu siapa? Kog tau aku pacarnyaEvan." Tanya Melly.<br /><br />"Panggilaku Bang Jhon. Apa kamu mau mengubah pacar kamu? Supaya dia tidak mengikutibalap-balap seperti ini?"<br /><br />"Hmmp..aku mau dia tak seperti itu. Tapi dia keras kepala. Huw.. kalau aku bisa balapmotor dan ngerti akan Racing, Aku mau kalahkan dia! Biar dia kapok dan gakseperti ini lagi." Kesal melly.<br /><br />"Kurasa kau bisa melakukannya. Aku akan membantu kamu." Saran Bang Jhon.<br /><br />"caranya?"Tanya Melly.<br /><br />"Kamu datang aja ke bengkel ku. Di kawasan Beringin nomor 51. Besok aku tunggujam 10 pagi. Aku akan ajarkan kamu untuk mengalahkan dia. Kamu jangan takutaku. Aku takkan apa-apakan kamu."<br /><br />Melly mencatat alamat bang Jhon lalu Mellypun pergi meninggalkan Bang Jhon.<br /><br />Sesampai di rumah, Melly terus berfikirtentang pembicaraan tadi.<br /><br />"apa aku harus mengalahkan Evan. Siapa BangJhon itu? Kenapa dia ingin membantuku. Apa dia musuh Evan. Tapi gpp lah. Akuakan mengalahkan Evan. Apapun caranya. Aku gak mau dia ikut balap-balap sepertiini. Aku ingin dia menghargai hidup." Gumam Melly dalam hati dengan penuhtekad.<br /><br />Sesuai dengan waktu yang telah direncanakan oleh Bang Jhon. Melly pun pergi ke bengkel bang jhon dengan MobilTerios hitam miliknya. Di sana Bang Jhon sudah menunggu di bengkelnya. Ada yanganeh dengan Bengkel Bang Jhon. Selain tempatnya agak jauh dari masyarakat,bengkelnya sudah terlihat kumuh dan tak terawat. Mellypun turun dari mobil danmenuju bengkelnya.<br /><br />"Datang juga yah.. uda siap jadi pembalap blum?" Tanya Bang Jhon.<br /><br />"akuingin cepat-cepat rasanya mengalahkannya."<br /><br />"baiklah.Ada beberapa syarat yang harus kamu lakukan. Kamu itu feminim sekali. Aku inginkamu menjadi tomboy sedikit. Berani kotor-kotoran. Tinggalkan waktu mu merawatdiri demi dunia balap." Ujar Bang Jhon.<br /><br />"hah..kotor-kotoran gimana.? Pegang oli gitu. OMG.. please deh.." jawab Melly jijik.<br /><br />"kamumau atau gak.kalau gak mau, sebaiknya kamu pulang saja."<br /><br />Melly terdiam sesaat lalu menyetujui syaratBang Jhon.<br /><br />"kamuada motor? Bisa makai motor kopling full?" Tanya Bang Jhon.<br /><br />"ada.motor saya kopling kog." Jawab Melly.<br /><br />"Baiklah..besok kamu bawa motor kamu. Baiklah, Sekarang aku ingin menunjukan kamusesuatu. Ikut aku."<br /><br />Bang jhon mengajak Melly kesamping bengkeldan menyuruh Melly membuka pintunya.<br /><br />Di sana hanya ada banyak tumpukan ban dalambekas, dan beberapa drum untuk menyimpan oli bekas. Bang Jhon menyuruh Mellymencari Kunci di dalam tumpukan Ban Bekas dan Melly mendapatnya.<br /><br />Lalu Melly di suruh membuka Pintu Bengkelyang di buat dari trellis besi. Setelah terbuka, melly dan Bang Jhon pun masuk.Dan ada 1 ruangan kecil di bengkel itu. Melly membukanya dan ada 1 buah MotorHitam F1Zr dengan Batok kepala yang Hancur, body Lecet,Spatbor Pecah dan sangatBerdebu.<br /><br />"F1zryah. Mirip motorku. Ini motor siapa?" Tanya Melly.<br /><br />"Inimotorku. Motor ini yang selalu menemaniku dan menjadi sahabatku. Tapi aku tidakbisa memperbaiki motor ini, karena aku sudah tidak bisa apa-apa lagi. Kini akuhanya mengandalkanmu. Aku akan mengajarimu Cara meng-service motor. Kalau motorini sudah sembuh. Aku akan memberikan motor ini padamu dan kamu bolehmengalahkan Evan dengan motor ini. Kamu mau kan janji sama aku?" ujar dan TanyaBang Jhon.<br /><br />Melly hanya mengangguk dengan muka yangserius.<br /><br />"akujanji aku akan bisa dalam hal ini. Asal Bang Jhon mau mengajarkan aku. Aku akanbuat Evan berhenti dalam dunia Balap. Aku akan berusaha supaya Bang jhon bisamengandalkan aku." Jawab Melly serius.<br /><br />"BaiklahBesok aku tunggu kamu di sini. Jam 10. Dan aku mau kamu jangan bilangsiapa-siapa tentang diriku. Jangan bilang siapa-siapa kalau aku mengajarimuservice motor."<br /><br />Melly hanya mengangguk tersenyum. Setelahdari bengkel, Melly pun pulang kerumah. Malam harinya Evan datang kerumah denganpembicaraan serius.<br /><br />"Mell..minggu depan aku harus keluar kota. Aku mengikuti tournament Balap motor dandisana aku di kontrak orang 9 bulan untuk balap. Berarti sampai januari 2010"Ujar Evan.<br /><br />"Trus?"jawab Melly sambil menghela nafas.<br /><br />"apakamu masih mau nunggu aku.?" Tanya Evan sedih.<br /><br />"huuh..kalau ini mau kamu, ya aku jg gak bisa apa-apa yank. Aku juga gak bisa melaranghobby kamu. Tapi aku gak mau kamu menjadi berubah saat kamu pulang."<br /><br />"akutakkan berubah. Aku masih seperti ini. Selalu setia sama Kamu Mell" jawab Evansambil mencium kening Melly.<br /><br />Malampun berlarut. Evan pulang kerumah.Keesokkan harinya Melly datang kebengkel dan di sana dia mulai kelasnya menjadiPembalap. Melly menceritakan semua ke Bang Jhon kalau minggu depan Evan akanpergi keluar kota selama 9 bulan. Bang jhon pun mulai mengajarinya setiap haridari hal-hal terkecil. Mulai dari bongkar pasang body Motor, ganti oli,kencangkan rantai,merangsang gas motornya sampai naik 120 km/jam, hinggabongkar mesin.<br /><br />Malam hari, di saat besok paginya Evanpergi keluar kota. Evan menyempatkan diri untuk menemui Melly. Mereka duduk dan berbicara di ruang tamu.<br /><br />"sayang, kamu beneran mau tunggu aku kan. Aku janji aku gak kan selingkuh.Percaya sama aku. Janji..!!" Ujar Evan sambil mengangkat tangan kanannya,jarinya di buat seperti Peace dan di letakkan di samping mukanya.<br /><br />"iya2. Bawel.. aku juga janji." Jawab Melly sambil melakukan hal yang samadengan Evan.<br /><br />Evan terdiam, dan sempat bingung.<br /><br />"Mell,kog kamu jorok gini sih. Kog tanganmu hitam-hitam gini.?" Tanya Evan.<br /><br />"gawat.. Oli bekas setting motor lum hilang.Mampus gue"<br /><br />"inikan Kena oli. Kamu maen oli ya yank." Lanjut Evan.<br /><br />Melly langsung memeluk perut Evan danbersandar di pundak kanan Evan untuk mengalihkan pembicaraan.<br /><br />"iyaVan. Aku Habis maen oli. Udah ah. Gak usah di bahas. Aku hari ini mauManja-manja sama kamu."<br /><br />Keesokan harinya, tiba saatnya Evan pergikeluar kota. Walau hati Melly merasa sedih. Tapi tekadnya untuk mengalahkanEvan tetap ia pertahankan. Ia tak takut Evan selingkuh atau tidak. Karena padadasarnya Evan adalah orang yang setia. Paginya melly mengantarkan Evan pergi keBandara. Sepulang mengantar Evan, ia pergi ke Bengkel.<br /><br />"udahpergi cowok mu?" Tanya Bang Jhon.<br /><br />"yup.. huw.. udah ah.. gak usah pikir. Hari ini aku harus buat apa?"<br /><br />"hariini kita balap." Jawab Bang Jhon.<br /><br />"hah.. tapi aku gak bisa balap. Aku aja naek motor paling laju 60 km/jam doang.Takut ah.." keluh Melly.<br /><br />"katanya mau jadi pembalap. Kalau mau balap itu jangan andalkan motor laju. Tapinyali kita juga harus laju. Kalau gak gitu, kamu tidur aja dirumah. Kamugonceng saya dengan motormu. Ntar kita pergi ke sirkuit lurus, disitu kamuharus gas full motor kamu. Setelah kamu bisa melaju di trek lurus. Kita akanbelajar menyelip." Nasihat bang Jhon.<br /><br />Melly hanya mengangguk menggerutu sambilmengembungkan kedua pipinya. Melly pun menggonceng Bang Jhon dengan motor f1zrnya.Sampai di sirkuit,-Trek lurus- bang Jhon memaksa Melly gas full motornya.Sedikit takut, namun ia mencoba.<br /><br />"sudahsedikit berani?" Tanya Bang Jhon.<br /><br />"Ya.Ternyata balap itu asik."<br /><br />"balap itu asyik gak asyik. Asyiknya kalau kita menang. Gak asyiknya kalau kitakalah, and jatoh. Sepertinya kamu sudah bisa dalam trek lurus ini. Kita turunjalan raya. Cari orang yang bawa motor laju. Coba kamu balap dengan dia."<br /><br />"Tapi bang Jhon. Kalau aku kalah?" cemas Melly sambil memutar Jalan.<br /><br />"jangan takut. Belajar untuk nyelip kendaraan aja."<br /><br />Sesampai di jalan raya, badan Melly keluarkeringat dingin --padahal cuaca cukup panas- Bibir manisnya berwarna pink jadipucat,<br /><br />" shit. Aku takut. Gimana nih. Tapi, kalaugak gini, aku gak bisa kalahkan Evan. Aku harus bisa ngalahin Evan. Bang Jhon benar,kalau nyali aku gak laju, mending aku tidur di rumah. Ok.. aku akan berusaha.Cia Yo Melly." Ujar Melly dalam hati.<br /><br />Melly pun mundurkan gigi pada Motornya danMelaju. Ia beranikan diri menyalip mobil-mobil dan motor walau dengan rasaTakut.<br /><br />Pulang dari Bengkel, Melly melakukan halyang sama. Mencoba bawa laju motor dan Menyelip kendaraan.<br /><br />Selang 1 bulan belajar, Melly pun bisa BawaMotor dengan Laju.<br /><br />Di bengkel, saat Melly membetulkan MotorF1zr Milik bang Jhon.<br /><br />"Mell,mau ikut balap gak?"<br /><br />"hah..?"jawab heran Melly.<br /><br />"Balap.Mau gak?"<br /><br />"Liarapa Beneran? Trus dimana"<br /><br />"disirkuit lurus tempat kemarin kita tarik yang ada bundarannya. Balap liar sih,ada taruhannya juga. Yang kalah bayar yang menang 2 juta. Mau gak? Balapnyaminggu depan. Kalau kamu mau. Pakai motor mu aja. Kita -Bubut- motormu. Tapikamu daftar sendiri yah."<br /><br />"koggitu Neh.?" Tanya melly aneh<br /><br />"gakmau ya udah. Padahal ini kesepatan Bagus untuk kamu loh." Gerutu Bang Jhon.<br /><br />"tapi gimana mau daftarnya?" Tanya Melly Bingung.<br /><br />"kamu langsung aja turun balap. Tapi 1 hal yang aku mau kasih tau. Kamu harussebisa mungkin sembunyikan identitas kamu. Apapun caranya Jangan Biarkan Merekatau kalau kamu cewek, dan jangan Bicara pada mereka. Anggap aja kamu bisu.Kalau kamu gak lakuin semua, kamu gak bakal bisa kalahkan Evan. KarnaTeman-temannya akan beri tahu pada cowok kamu itu. Dan latihan kamu selama iniGagal total. Dan aku yakin kamu pasti menang." Ujar Bang Jhon.<br /><br />Melly pun membulatkan Tekadnya untuk ikutbalap minggu depan. Keesokan harinya ia membeli jaket kulit hitam yang agakbesar supaya dia terlihat gemuk dan semua orang tidak akan mengira ia cewek.Tak lupa membeli helm full face, dan semua perlengkapan kostum balap. Meskipunterlihat sedikit berlebihan, Melly tak pedulikan hal itu.<br /><br />Kini hari yang di tunggu, melly sudahmenyiapkan motor yang di rancangnya. pukul 23.00 malam pun di mulai. Banyakorang yg heran dengan Melly dan bertanya2..<br /><br />"siapa dia? anakbaru ya..?"<br /><br />Mellypun mendekati salah satu cowok yangikut balap tersebut. Melly memberikannya sebuah surat yg sudah ia tulis.<br /><br />"hey. G pendatang baru. Maaf, klu g haruspake surat, coz' gue gak bisa ngomong.Gue mau ikut balap ini. Taruhannya 2 juta kan, klu g kalah, gw kluar 3 jutauntuk yg menang. And terakhir, tolong antarkan gue ke bandarnya. Bilangkan mady, gue mau ikut balap. Tolong jadi perantara g. thanks sebelumnya"<br /><br />Begitu lah isi suratnya.<br /><br />Cowok itu pun mengantarnya ke Bandar. Danwaktupun tiba.<br /><br />3 orang telah siap turun ke jalan denganmotor masing-masing. Ke2 orang itu adalah teman baik Evan. Boy, dengan motorsupra hitamnya, Rendy, dengan motor Mio' dengan airbrush hijaunya dan Termasuk Mellydengan Motor F1zr hitamnya.<br /><br />Balap pun mulai. Melly di posisi palingakhir. Sempat ada rasa takut di hati Melly, makanya dia posisinya paling akhir.<br /><br />"melly, kamu harus bisa mengalahkan mereka.Kalau Kamu gak bisa kalahkan mereka, kamu juga gak akan bisa kalahkan Evan." Ujarmelly dalam hati untuk menyemangati dirinya.<br /><br />Melly pun melaju kecepatan motornyasehingga menyusul Boy dan Rendy. Dan alhasil Melly menang Balap. Sesuai janji taruhan Melly mendapat uang 4juta.<br /><br />"siapanama kamu?" Tanya Bandar saat memberikan uang pada Melly.<br /><br />Melly hanya menggeleng-geleng kepala.<br /><br />"akuakan memanggilmu inisial ghost. Karna kamu tiba-tiba muncul disini."<br /><br />Melly mengambil Hpnya, lalu mengetik shortmessage untuk Bandar.<br /><br />"kalau ada balap lagi, kabarin gue yah. Gue minta nomor hp loe, ntar gue SMS lo"<br /><br />Setelah Melly dapat nomor hp sang Bandar,lalu ia mengambil uangnya pulang. Keesokan harinya, dengan riang gembira iadatang ke bengkel.<br /><br />"Bangjhoooonn... hahahaha... aku menang bang.."<br /><br />"selamatkalau gitu. Gimana perasaanmu.? Tanya bang Jhon.<br /><br />"senangbangeeettt... hehehe.." jawab Melly kegirangan.<br /><br />"laluuang yg kamu dapat, mau di apakan?"<br /><br />"uangnyabuat bang Jhon aja untuk perbaiki Body motor yang udah lecet trus pecah-pecah. Oh ya, bang Jhon. Aku dapat nama barudari Bandar. Nama ku Ghost. Katanya aku tiba-tiba muncul di sana."<br /><br />"baguslah kalau begitu. Nah kalau gitu. Kita cepat perbaiki motorku."<br /><br />Melly pun bergegas membantu Bang Jhonmemperbaiki motornya.<br /><br />3 bulan berlalu, Ghost atau inisial Mellysering mengikuti balap dengan Teman-temannya Evan. Walaupun teman-temannya Evantak pernah mengetahui kalau Ghost sang pembalap baru itu adalah pacar Evan,yang sekarang keluar kota mengikuti tournament balap 9 bulan.<br /><br />Seperti Evan, Melly selalu mengalahkanmotor-motor lawannya.<br /><br />Dan dalam waktu yang singkat, melly sudahbisa seperti Evan yang mengalahkan senior-senior. Sore hari, di bengkel. Mellydan Bang Jhon beristirahat.<br /><br />"sudah8 bulan yah bang Jhon sejak 1x kita ketemu. Gak kerasa banget."<br /><br />"apayang kamu rasakan sekarang,ghost?"<br /><br />"hahaha..huah.. yg aku rasakan sekarang takut. Aku takut apa aku bisa kalahkan Evan dansadarkan Evan. Aku ingin Evan sadar akan Hidup. Bahwa hidup hanya sekali.Mungkin kesalahan aku terlalu mengekang dia. Tapi karna aku sayang sama dia danaku tak mau kehilangan dia" curhat Melly.<br /><br />"percaya padaku. Suatu hari dia akan berubah karena kamu. Saat kamu balap dengandia. Jangan dengan emosi. Tapi dengan hati. Pikiranmu harus santai dan tenang.Kalau dengan Emosi dan pikiran ingin di depan dia, kamu gak kan menang."<br /><br />"huw..akan ku coba itu. Ngomong-ngomong bang Jhon. Sudah hampir 1 tahun kita kenal.Apakah bang Jhon sudah berkeluarga?"<br /><br />Bang jhon hanya Menghela nafas dan terdiamsesaat.<br /><br />"akupunya seorang wanita yang aku cintai. Sangat aku cintai. Tapi aku menyesal,karena aku tidak mendengar apa yang ia bilang. Dia menyuruhku untuk tidakbalap-balap lagi. Tapi aku tidak mau dengar omongan dia. Dan akhirnya dia capekmenasihati aku, dia pergi ke Hongkong. Padahal aku sudah tunangan. Padaakhirnya dia menikah dengan pemuda di Hongkong. Sekarang aku sudah tidak bisaberbuat apa-apa lagi."<br /><br />"kenapabang Jhon tidak menyusulnya? Setidaknya mengucapkan selamat menempuh hidup baruatau tidak minta maaf sama dia.? Atau kenapa bang Jhon tidak mencari pasanganbaru?"<br /><br />"kurasa tidak perlu.Sekarang aku ada di hatinya. Buat aku itu cukup. Aku sudah merasa tenang."Jawab bang Jhon sambil menatap langit sore.<br /><br />"terus, alasan bang Jhonmau membantuku?"<br /><br />"aku tak mau hubungankalian jadi seperti aku. Aku yakin sekali, kamu cinta sekali dengan Evan.Makanya aku mau membantumu."<br /><br />"1 bulan lagi Evan pulangke sini. Aku harus bisa mengalahkan dia. Tapi motornya sangat laju. Bagaimanacaranya?" Tanya Melly<br /><br />" saat kamu balap samadia, usahakan kamu juga ajakteman-temanku. Ya mungkin sekarang mereka semua udah jadi bos dan punya bengkelmasing-masing. Tapi aku yakin bukan hanya orang yang seusiamu saja yangmenonton. Teman-temanku beserta jokinya masing-masing ikut melihat pertandinganbalapmu bersama Evan. Lalu saat itu kamu turun dengan motor ini" ujar Bang Jhonsambil mengelus-elus body motornya yang hampir selesai di perbaiki.<br /><br />"terima kasih bang Jhon,aku tak bisa apa-apa kalau tanpa bantuan Bang Jhon. Terima kasih." Ujar Mellysambil tersenyum.<br /><br />1 bulan telah Berlalu. Evan pun pulang dariluar kota. Kepulangan Evan disambut gembira oleh Melly dan teman-temannya.<br /><br />Hari ke-2 kepulangan Evan, Evan mengajakMelly pergi Ke Moll. Disana Mereka bertemu Teman-teman balap Evan. Boy, Rendydan Bandar di Foodcourt.<br /><br />"woibroo!! Makan gak ajak-ajak Nih.." ujar Evan sambil menepuk bahu kanan Boy.<br /><br />"sombong banget pulang gak bilang-bilang. Eh, aku gabung ya. Ada yang mau akubicarakan" Ujar Boy.<br /><br />"maungomong apaan? Seru banget" Tanya Evan sambil mengambil 2 kursi untuknya danMelly.<br /><br />"selamaloe di Luar kota. Ada Pembalap pendatang baru. Hebat banget,Van. 8 bulan ajadia bisa ngalahin semuanya. Ampe senior-senior aja udah di kalahin. Waktu diabalap ama gue dengan Rendy, kami aja kalah." Ujar Boy.<br /><br />"hah..?siapa? Anak mana?" Tanya Evan penasaran.<br /><br />"namanya Ghost. aku yang kasik nama itu ke dia. Soalnya dia bisu. Dan kita jugagak tau namanya. Ya udah gue kasik aja namanya ghost. Habisnya tiba-tiba datangsih kayak setan. aku aja gak tau anak mana. Penampilannya aneh. Kalau balap,selalu Pake jaket kulit hitam gede, celana hitam panjang, sepatu, helm fullface ampe mukanya gak Nampak. Misterius banget. Tapi, dia hebat juga loh.."lanjut Bandar.<br /><br />Evan terdiam sesaat sambil mengelus-elusdagunya. Sedangkan Melly hanya sms-an dengan temannya.<br /><br />"kenapa le..? kepikiran mau tarek sama tu orang. Mulai deh penyakitnya." TanyaRendy sambil tertawa.<br /><br />"gimanasupaya aku bisa ketemu tu orang? Penasaran banget." Tanya evan Penasaran.<br /><br />"gampangitu mah. Tar aku sms dia aja." Jawab Bandar<br /><br />"kalaugitu minta nomornya dong." Evan pun langsung menelepon Ghost.<br /><br />"Hyuh.. untung aja q beli 1 hp lagi, danhpnya di rumah. Hehehe.. slamat..slamat.." gumam melly dalam hati.<br /><br />"gakdi angkat bro." ujar Evan kesal.<br /><br />"udahlha. Kalau kau mau balap dengan dia. Buat aja jadwalnya. Dia pasti muncul kog."<br /><br />Evanpun menyetujuinya. 2 minggu kemudianEvan dengan Ghost akan balap. Gak sadar, melly pucat dan keringat dingin karenategang ia harus balap dengan Evan. Malam harinya Melly sebagai Ghost sms Evan.<br /><br />"Hey, loe Evan yha..? gw denger loecari gw, gw Ghost. Ada apa?"<br /><br />"hahaha... hebat loe bisa dapat nomor gw. Hahaha. . itu gakpenting. Gue Cuma mau ajak Loe duel. Kita balap. 1 by 1. " jwb Evan<br /><br />"hahaha.. gampang diatur lha. Tapigw mnt 1. Loe ajak semua bos-bos bengkel yg u kenal, termasuk bos loe andjoki-joki loe. Gw tunggu tantangan itu"<br /><br />"hahaha... Ok..sapa tkt.. 2 minggu lagi, jam 12 malam. janganLari loe. Siapin motor loe sebaik mungkiN. Dasar BiSU..!!!"<br /><br />Begitulah percakapan singkat antar Ghost dan Evan di Pesan Singkat.<br /><br />Keesokkan harinya..<br /><br />"BangJhon. 2 minggu lagi aku balap dengan Evan. Apa yang harus aku lakukan." Tanya Melly sambil berbaring tiarap dimotornya.<br /><br />"Akuakan berikan Motor kesayangan ku padamu.Karena kamu sudah membantu aku memperbaiki. Namun kamu harus ingat 1 hal. Motoritu udah kita setting untuk balap di Trek panjang. Aku harap kamu hati-hati.Bisa-bisa kamu akan jatuh kalau tidak hati-hati. Tapi gak papa lha. Yangnamanya naik motor, gak mungkin gak akan jatuh. Karena, setiap sesuatu yangkita lakukan, baik itu positif atau negative, kita akan dapat balasan yangsesuai." Jawab bang Jhon sambil duduk bersandar.<br /><br />"huw.. tapi kenapa bang Jhon menyuruh aku mengajak semua senior-senior dan bos-bosbengkel beserta Jokinya?" Tanya Melly.<br /><br />"karnaaku tau, kamu masih penasaran denganku. Siapa aku, darimana asalku. Kalau kamuturun ke jalan dengan motor ku, kamu akan tau siapa aku. Tapi aku berharap kamugak berfikir jahat tentang aku. Dan aku juga tidah bisa memberikanapa-apa,selain motorku ini. Sadarkan kekasihmu,Mel. Aku tak ingin kau berujungseperti aku."<br /><br />Melly hanya terdiam dan merenung.<br /><br />"akutakut.aku takut aku tidak bisa menenangkan diri aku." Ujar Melly dengan matahampir menangis.<br /><br />"kalaubegitu, dengarlah lagu yang menurutmu bisa menenangkan hatimu. Ingat. Janganbalap menggunakan Emosi. Tapi ketenangan."<br /><br />"laguyang membuatku tenang. Hmmm... sepertinya ada. Oh ya bang, apa bang Jhon akanmelihatku balap dengan Evan.?"<br /><br />"ya.Tapi dari kejauhan. Seperti aku melihat Evan balap pada malam itu. Tepatnyasaat kita 1x bertemu" ujar Bang Jhon.<br /><br />"Huwaaaaaa.........aku mau teriak sepuasnyaaaaa..." teriak Melly..<br /><br />"hahaha..ya udah. Kamu pulang aja. 3 hari sebelum kamu balap dengan Evan. Kamu datangsini aja. Ok..!"<br /><br />"ya..baik lah."<br /><br />*********<br /><br />3 hari menjelang balap. Ghost mendapatkanSMS dari Evan.<br /><br />"Eh bisu..!! siapblom..hahaha... kalau gak siap, pulang kerumah aja deh loe."<br /><br />"yea.. siap-siap aja ketenaran loeturun."<br /><br />Tepat hari ini diadakan balap, sore harinyadi bengkel Bang jhon.<br /><br />"siapgak?"<br /><br />"Yeah..masih deg-degaan."<br /><br />"ambilmotor ku, kuncinya tempat biasa."<br /><br />Melly pun bergegas mengambil Motor Bang Jhonyang sudah 8 bulan lebih mereka setting.<br /><br />"pakaimotor ini nanti malam. Ok..!!"<br /><br />Tiba waktunya malam pun tiba. Semua orangsudah ramai berkumpul di Sirkuit. Ghost pun datang. Tapi ada yang tumben denganHelmnya. Dia memakai Helm Half face. Hanya Wajahnya ditutup masker hitam. Bajudan Celana tetap. Pada saat Ghost datang. Senior-senior dan bos-bos bengkelbanyak yang terkejut dan berkata "tidak mungkin" , "mustahil"<br /><br />Ghost cukup heran dengan semua pandangananeh yang memandangnya.<br /><br />"Hoe..jadi ini yang namanya Ghost. Jadi pengen lihat muka Loe." Ujar Evan dengantangannya yang ingin membuka helm Ghost. Namun itu di Cegah.<br /><br />Ghost menulis di kertas yang ia bawa denganPenanya, ia berkata "KALAHKAN AKU DULU. MAKA KAU BISA MELIHAT WAJAHKU"<br /><br />"chuueee!!Sombong banget Loe.." ujar Evan remeh.<br /><br />Pertandingan Balap akan di mulai 5 menitlagi. Ghost dan Evan sudah stand by di tempat. Lalu ada seorang Laki-lakiberambut Jabrik, tinggi, putih,sipit, berhidung Mancung, dan umurnya sekitar 25tahun mendekati Ghost.<br /><br />"akuandi. Ini motor Bang Jhon kan? Kamu dapat dari mana motor ini? Motor ini hanyaaku dan Bang yang tahu tempat penyimpanannya."<br /><br />Belum sempat Ghost Menjawab,pertandinganpun dimulai. Dengan bermodal Motor dan lagu yang bisa membuatnyatenang. Ia pun mulai menyusul motor Evan. 3 putaran Lagi yang harus merekaselesaikan. Motor Evan Melaju 1 tiang dari Motor Ghost. Ghost pun menyusul Evandan sekarang Mereka sejajar. Karena Kesombongan dan keegoisan Evan, ia nekatMenendang Motor Ghost yang Ada di kanan Motor Evan. Pada saat itu, jalananberpasir dan Alhasil Ghost terjatuh dan terseret membuat Helmnya Lepas dan kepalanya mengeluarkanbanyak darah. Orang-orang yang menonton semua berbondong-bondong pergi KetempatGhost. Mereka terkejut, ternyata Ghost seorang perempuan. Boy yang kebetulanMelihat Ghost terkejut karena Ghost adalah Melly. Evan pun Bergegas pergiketempat Ghost dengan wajah tertawa. Namun ia malah mendapat tinjuan dari Boy.<br /><br />"Kaumasih bisa ketawa.. kau tau gak itu siapa? Itu pacarmu. Melly"marah Boy padaEvan.<br /><br />Dengan Bergegas Evan Melihat seorang wanitadengan Rambut panjang Lurus tergurai bersimbah darah terjatuh tiarap.<br /><br />Ia memberanikan diri untuk melihat Siapawanita itu. Setelah dilihat, Evan menangis teriak memeluk Ghost yang ternyataMelly..<br /><br />"aarrrgghh........!!!!!!!!!!!GAK MUNGKIN.. INI GAK MUNGKIN."<br /><br />Sementara 15 meter dari posisi Melly. Andi,3orang Bos bengkel beserta masing-masing Jokinya mengerumuni Motor Bang Jhonsambil menangis.<br /><br />"gakmungkin, gak mungkin Bisa. Motor ini Cuma aku dan bang Jhon yang tahu." UjarAndy.<br /><br />Melly pun di bawa Evan pergi kerumah sakit.Di ruang Tunggu, Evan, Boy, dan teman-temannya menenangkan Evan.<br /><br />Lalu datang Andi,3 orang Bos bengkelbeserta masing-masing Jokinya menghampiri Evan.<br /><br />"Van, yang Jatuh itu, Cewekmu yah?" TanyaAndy.<br /><br />"kalauia kenapa? Hah?" jawab Evan sambil Emosi karena kesalahannya.<br /><br />Belum sempat membalas, Dokter Keluar dariRuangan. Evan bergegas menanyakan Dokter.<br /><br />"Dok,dokter. Gimana keadaan melly dok. Gimana.?"<br /><br />"tenangBung. Dia dalam keadaan Kritis karena mengalami pendarahan pada Otaknya.Kemungkinan ia bisa sembuh sangat sedikit. Tapi teruslah berdoa. Saya tidakbisa membantu semuanya." Ujar dokter.<br /><br />"tapidok. Boleh saya jenguk dia?"<br /><br />"saatini belum bisa, dia sedang koma. Tapi saat dia pingsan, ia menyebut nama BangJhon berkali-kali. Mungkin kerabat anda yang bernama bang Jhon bisamenemaninya. Baiklah saya permisi dulu."<br /><br />"BangJhon.? Guys. Siapa bang Jhon itu. Kalian semua kenal?" Tanya Evan.<br /><br />"kamikenal kog. Motor bang Jhon lah yang Ghost gunakan" jawab Bang Dree, salah satuBos bengkel.<br /><br />"kalaugitu. Ketemukan aku dengan dia. Biar aku kasik dia pelajaran."<br /><br />"kalaumau cari dia, cari aja sendiri. Gak kan pernah bisa lu temukan. aku duluJokinya aja sekarang mau ketemu dia gak kan bisa?" ujar Andy, yang merupakanJoki Bang Jhon.<br /><br />"kenapa??Hah,,?" Tanya Evan.<br /><br />"TungguGhost sadar, kami akan ceritakan semuanya" jawab Andy.<br /><br />1 minggu Telah berlalu. Melly sadar dariKomanya. Evan hanya bisa menangis sedih sambil mencium tangan Melly.<br /><br />"Mell,kenapa kamu lakukan semua ini?" Tanya Evan menangis.<br /><br />"hihi..gpp kog. Ku lakukan ini semua karna aku mau Evan gak balap lagi, gak sombonglagi."<br /><br />Evan terdiam dan menangis tersedu-sedu. Laludatang andy, dan bos bengkel kemarin.<br /><br />"Mellyyah? Kenalkan Aku Andy. Joki bang Jhon." Ujar Andy memperkenalkan diri.<br /><br />Melly pun heran dan Evan langsung bertanyapada Melly.<br /><br />"iyamel, siapa bang Jhon."<br /><br />Melly pun bingung Dengan andi.<br /><br />"JokiBang Jhon. Gak mungkin. Kenapa selama aku belajar Service motor dengan BangJhon tidak pernah Bertemu denganmu?"<br /><br />"Karenabang Jhon yang mengajarmu itu sudah Meninggal 5 tahun yang lalu." Ujar Andy.<br /><br />Spontan Melly terdiam dan terkejut.<br /><br />"Meninggal.Karna apa. Gak mungkin. Itu gak mungkin. Lalu siapa yang ngajarin aku bengkel."<br /><br />"akuAndy, Andre, Rey, dan Atie ini teman baiknya Bang Jhon. Dia meninggal karna diakasus balap juga. Pacarnya tak mengizinkan dia untuk turun di trek panjangdengan motor yang kamu pakai. Tapi Bang Jhon masih membantah. Karena kesalPacarnya Meninggalkan dia. Bang Jhon tanpa Pikir panjang langsung pergikebandara menggunakan motornya. Padahal motor itu untuk trek panjang dan bisaberakibat fatal kalau salah-salah kita gak bisa gunakan. Waktu itu bang Jhonmelaju dengan cepat, tanpa sadar remnya tidak berfungsi dan akhirnya iamenabrak mobil Box dan di tempat itu dia pergi. Padahal kami yang mengservicemotor itu. Kami yakin remnya berfungsi. Tapi, kenapa bisa seperti ini." UjarAndy jelas.<br /><br />"ini foto terakhir kami besama mengelilingi peti mati bang Jhon" lanjut Andresambil menunjukkan foto di dompetnya.<br /><br />Di dalam foto itu ada bang jhon yang sudahterbujur kaku.<br /><br />"gakmungkin. Tapi kenapa bang Jhon mau mengajarkan aku. Dia bilang dia mau melihataku balap. Kog gitu. Dia pergi." Ujar Melly menangis tersedu.<br /><br />"kamisaja terkejut melihatmu menggunakan motor bang Jhon. Hanya kami saja yang tahudimana letak kunci bengkel." Lanjut Rey.<br /><br />Akhirnya Misteri tentang siapa Bang Jhonsudah diketahui oleh Melly. Melly hanya terdiam membisu. Sesaat ia memejamkan matanya untuk berdoa kepada bang Jhon.<br /><br />2hari kemudian, Melly mengalami Pendarahan otak lagi. Kondisi otak Melly semakinparah dan di detik-detik terakhir Evan selalu menemaninya.<br /><br />"Van,jangan sedih ya.." ujar Melly dengan suara membisik.<br /><br />"Mell,gimana aku gak sedih. Kamu gini. Kamu kenapa gak bilang kalau kamu itu Ghost.?"Tanya Evan menangis.<br /><br />"habisnyakalau Cyg di bilangin ngeyel sih. Hihihi"<br /><br />"udahMell, jangan sok manja lagi. Kamu harus kuat. Kamu harus sembuh." Dukung Evan.<br /><br />"Van,mungkin ini detik terakhir aku. Aku Cuma mau bilang, sampai kapanpun, aku tetapsayang sama kamu, Van. Carilah wanita yang pantas untuk kamu. Dan ingat 1 hal.Aku akan selalu ada di hatimu.dan aku mau kamu gak ikut balap-balap lagi. Janjiya. Please.. untuk terakhir kalinya." Ujar Melly dengan tubuh yang lemas.<br /><br />Dengan sigap, dan perasaan ikhlas. Evanmencoba merelakan Kepergian Melly. Evanpun mengajak Melly berdoa.<br /><br />"Tuhan,saat ini kami datang kehadiratmu, Tuhan. Tuhan, apabila hari ini kau inginMelly berada di sisimu, ku titipkan dia padaMu. Engkau jaga dia dan berikan diakenyamanan bersamamu. Dan ku mohon Tuhan, engkau kuatkan hatiku dan sabarkanaku ya Tuhan, AMIN" doa Evan.<br /><br />"Van,aku udah gak mampu lagi. Aku pengen pergi didalam pelukanmu. Boleh.?" PintaMelly.<br /><br />Tanpa basa basi Evan pun berbaring disamping Kanan Melly dan memeluk Melly sampai Melly pergi. Tak peduli banyak yang melihat Evan saat diruangan itu. Dalampelukannya, Melly terlihat seperti sedang tertidur. Bibir mungilnya sedikittersenyum. Wajahnya Begitu tenang.<br /><br />"mel, tetap di hati aku yah. Aku yakin kamuada di hati aku."Sandy Vanzhttp://www.blogger.com/profile/11993467133709794442noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1298987393049556890.post-87055081254043709752010-11-16T08:07:00.001-08:002010-11-16T08:07:40.444-08:00Mandikan aku MAMAAku punya sahabat, sebut saja namanya Pita. Ketika masih kuliah, aku mengenalnya sebagai seorang yang berotak cemerlang. Universitas mengirimnya ke negeri bunga Tulip untuk mempelajari hukum internasional di Universitas Utrecht, sedangkan aku memilih menyelesaikan pendidikanku di bidang kedokteran. Pita terus mengejar impiannya hingga suatu saat ia mendapatkan seorang suami yang sama-sama berprestasi. Bertepatan dengan diangkatnya Pita menjadi staf diplomat dan selesainya suaminya meraih gelar doktor, lahirlah seorang anak laki-laki buah cinta mereka, Eka namanya. Pita semakin sibuk dengan pekerjaannya sedangkan Eka baru berumur 6 bulan. Pita sangat sering meninggalkan Eka pergi dari satu kota ke kota lain, bahkan dari satu negara ke negara lain.<br /><br />Aku pernah bertanya kepadanya, "Bukankah Eka masih terlalu kecil untuk ditinggalkan ?" "Tidak, aku sudah mempersiapkan segalanya dan semua pasti berjalan baik", jawab Pita.<br /><br />Di bawah perawatan baby-sitter dan pengawasan kakek-neneknya, Eka tumbuh menjadi anak yang cerdas dan lincah. Kakek neneknya tidak pernah lupa menceritakan kepada Eka akan kehebatan kedua orang tuanya yang telah menjadi kebanggaan mereka semua. Meskipun kedua orang tuanya begitu sibuk, namun Eka bisa memahami kesibukan mereka.<br /><br />Suatu hari, Eka pernah meminta seorang adik kepada kedua orang tuanya. Kedua orang tuanya menjelaskan tentang kesibukan mereka yang belum memungkinkan untuk memberikan Eka seorang adik. Kali ini, Eka lagi-lagi mengerti kondisi orang tuanya. Karena sikap Eka yang begitu pengertian dan dewasa, Pita menyebutnya "malaikat kecil". Meskipun kedua orang tuanya sering pulang larut malam, namun Eka tetap bersikap manis dan tidak ngambek. Karena kemanisan sikap Eka, aku pernah mengimpikan seorang anak sepertinya.<br /><br />Pagi yang cerah di hari itu, entah kenapa Eka tidak mau dimandikan oleh baby sitternya. "Eka ingin mama yang memandikan", katanya.<br /><br />Pita yang setiap hari berpacu dengan waktu tentu saja menjadi gusar. Eka mengajukan permohonan yang sama selama kurang lebih seminggu, tetapi Pita dan suaminya tidak begitu peduli. "Mungkin ia sedang dalam masa peralihan sehingga ia minta perhatian yang lebih", pikir mereka.<br /><br />Sampai suatu sore, aku dikejutkan oleh telepon Ida, sang baby sitter. Ada kepanikan di dalam suaranya, "Bu dokter, Eka sakit demam dan kejang-kejang. Sekarang ia di UGD".<br /><br />Tanpa pikir panjang aku langsung menuju UGD, tetapi semua sudah terlambat. Tuhan telah memanggil Eka, malaikat kecil yang lincah, pintar dan pengertian. Saat kejadian, mamanya sedang meresmikan kantor barunya.<br /><br />Dalam keadaan terpukul, Pita pulang ke rumah dan satu-satunya yang ingin ia lakukan adalah memandikan malaikat kecilnya Eka. Keinginan untuk memandikan Eka memang tercapai, walau dalam keadaan tubuh yang terbujur kaku. Ia memandikan Eka diiringi deraian air mata dan rintihan pedih, "Ini mama sayang ... mama yang memandikan Eka".<br /><br />Tubuh kecil Eka telah tertimbun tanah, tetapi kami masih berdiri membisu disana. Aku membiarkan Pita mengucapkan kata-kata yang bisa menghibur dirinya sendiri atas kepergian Eka-nya. Hening sejenak, sebelum Pita akhirnya tertunduk, "Bangun Eka, mama mau mandikan Eka, berikan mama kesempatan sekali lagi, Ka ..."<br /><br />Rintihan itu begitu menyayat kalbu, tapi semua sudah terlanjur. Penyesalan selalu datang terlambat dan kesempatan yang sama tidak akan pernah terulang.<br /><br />Nyatakanlah perhatian dan kasih kepada orang-orang yang kita kasihi, selama masih ada kesempatan. Kita bisa mencari waktu lain untuk berkarier dan berusaha, tetapi orang-orang yang kita kasihi tidak selamanya bisa bersama kita. Siapa yang tahu berapa lama seseorang hidup di dunia ini ? Itu adalah misteri ilahi. Berbuat baik dan nyatakanlah kasih selama masih ada kesempatan, itulah perintah TuhanSandy Vanzhttp://www.blogger.com/profile/11993467133709794442noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1298987393049556890.post-45382315419653057662010-11-16T07:58:00.001-08:002010-11-16T07:58:52.004-08:00Bencana Besar Akibat Salah MengadiliBencana Besar Akibat Salah Mengadili<br /><br />(Erabaru.or.id) – Menurut Kitab Han, buku sejarah klasik Tiongkok 2200 tahun yang lalu, ada seorang hakim bernama Senior Yu yang sangat terkenal akan keadilan dan kebijaksanaannya.<br /><br />Pada masa pemerintahan Kaisar Xuan dari Dinasti Han, orang membangun sebuah tugu penghargaan untuk Senior Yu semasa dia masih hidup.<br /><br />Senior Yu menjabat kepala penjara kota juga merangkap seorang hakim daerah. Dia suka berterus terang dan bertindak adil saat menjalankan tugas. Semua keputusan diserahkan kepada pengadilan, semua pelaporan kasus ditulis oleh Senior Yu setelah diyakininya sebagai penilaian yang paling tepat dan seimbang. Dan sering kali pihak terpidana pun akan setuju kalau hukuman Senior Yu adalah adil.<br /><br />Pada saat itu, di kota Timur Laut, ada seorang wanita yang baik dan berbakti bernama Zhou Qing. Dia sungguh-sungguh penuh perhatian dalam merawat mertuanya, yang memang sudah menjadi tradisi bangsa Tionghoa pada saat itu.<br /><br />Ibu mertuanya berkata, "menantuku bekerja sangat keras untuk merawatku! Aku sudah sangat tua. Kenapa aku menyayangi hidupku yang sudah tak lama di dunia ini lagi dan membebani generasi muda?" Wanita tua itu kemudian akhirnya melakukan bunuh diri dengan gantung diri.<br /><br />Seorang putri tertua dari ibu mertua yang meninggal tersebut mendatangi rumahnya dan menuduh Zhou Qing telah membunuh ibunya. Dia mengajukan tuntutannya pada Kantor Gubernur Kota. Dan pemerintah kemudian menangkap menantu yang hati baik itu dan menyiksanya. Dia dipaksa mengakui kejahatan yang telah dilakukannya.<br /><br />Setelah mendengar kasus tersebut, Senior Yu menasehati gubenur, "Wanita ini telah merawat ibu mertuanya selama lebih dari 10 tahun dan kesetiaannya telah dikenal di daerah ini. Saya tidak percaya dia telah membunuh ibu mertuanya." Namun Gubernur menolak nasehat Senior Yu, dan memaksa untuk menghukum mati Zhou Qing. Setelah berbagai usaha untuk merubah pikiran Gubernur tersebut, Senior Yu menjadi patah semangatnya.<br /><br />Menurut kepercayaan Tiongkok, ketika orang tak bersalah dibunuh, bencana akan melanda kota tempat tinggal korban. Setelah Zhou Qing dihukum mati, kota Timur Laut dilanda kekeringan selama 3 tahun berkelanjutan. Gubernur dinyatakan bersalah dan dicopot dari kedudukannya.<br /><br />Ketika Gubernur baru mulai bertugas, dia bertanya kepada Senior Yu, "Bagaimana bisa, hujan tidak turun selama 3 tahun?" Senior Yu menjawab, "Anak mertua yang setia tidak seharusnya mati. Dia telah salah dihukum mati oleh mantan Gubernur. Kekacauan dan bencana terjadi karena salah membunuh orang."<br /><br />Gubernur baru segera pergi ke makam Zhou Qing untuk menghormatinya secara langsung. Gubernur baru mendirikan patung kehormatan atas integritas semasa hidup Zhou Qing. Hujan segera turun dan memperoleh panen besar tahun itu.Sandy Vanzhttp://www.blogger.com/profile/11993467133709794442noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1298987393049556890.post-22122609639183159902010-11-16T07:52:00.000-08:002010-11-16T07:55:25.799-08:00Pentingnya Menjaga Pikiran Tetap Aktif Dan PositifPentingnya Menjaga Pikiran Tetap Aktif Dan Positif<br />by. Adi W. Gunawan<br /><br />Beberapa hari lalu saya kedatangan klien dari luar kota. Ibu ini, sebut saja, Bu Ani, mengeluhkan cukup banyak hal. Beberapa di antaranya adalah sulit tidur, jantung berdebar, produksi asam lambung berlebihan, takut gelap, dan kecemasan yang cukup tinggi.<br /><br />Singkat cerita, setelah melalui proses wawancara mendalam saya mendapatkan beberapa hal penting sebagai titik awal terapi yang akan saya lakukan. Salah satu sumber masalah adalah emosi marah, terluka, kecewa, sakit hati, dan jengkel terhadap suaminya.<br /><br />Apa yang harus dilakukan dalam kondisi ini? Apakah saya akan melakukan regresi untuk menemukan sumber masalah? Apakah saya akan melakukan Hypno-EFT untuk menetralisir emosinya? Ataukah dengan teknik yang lain?<br /><br />Sebenarnya untuk membereskan suatu masalah, lebih tepatnya emosi negatif, tidaklah sulit. Ada sangat banyak teknik yang bisa digunakan, yang telah teruji secara klinis mampu membereskan emosi-emosi negatif seintens apapun. Namun dalam kasus ini saya tidak bisa melakukan regresi maupun teknik lain untuk menemukan akar masalah. Lha, buat apa diregresi? Sumber masalahnya sudah jelas.<br /><br />Masalah ini, tentunya berdasarkan versi Bu Ani, yang disebabkan oleh pemberian makna terhadap tindakan atau perbuatan suaminya terhadap dirinya, selalu benar menurut pikiran klien. Dalam hal ini klien tidak bisa dan tidak boleh disalahkan sama sekali. Yang perlu dilakukan adalah menetralisir emosinya dan diikuti dengan reedukasi pikiran bawah sadar.<br /><br />Namun yang menjadi pertanyaan adalah, “Katakanlah emosi Bu Ani sudah berhasil dinetralisir, tapi kan ia masih tinggal bersama suaminya, yang notabene adalah sumber masalahnya. Nanti pasti muncul lagi emosi negatifnya. Kalau begini terus kan capek deh. Apa yang harus dilakukan?’<br /><br />Ini tentunya tidak mudah. Yang dihadapi klien ini masuk dalam kategori ‘Unresolved Present Issue”. Artinya, masalah yang dihadapi klien adalah masalah yang terjadi dari masa lalu, berlanjut hingga masa sekarang, dan bisa berlangsung terus hingga ke masa depan..<br /><br />Singkat cerita setelah terapi Bu Ani merasa sangat lega. Edukasi pikiran bawah sadarnya juga berlangsung dengan mudah. Barusan saya melakukan follow up keadaannya. Dari jawaban yang dikirim oleh anak Bu Ani katanya sekarang kondisi ibunya sudah sangat baik dan stabil. Dengan demikian apa yang dilakukan oleh suaminya sudah tidak lagi memengaruhi Bu Ani.<br /><br />Anda pasti bertanya, “Pak Adi, apa yang Bapak lakukan pada Bu Ani sehingga apa yang dilakukan suaminya sudah tidak lagi memengaruhi dirinya?”<br /><br />He..he.. kalau ini nggak bisa saya jawab di sini ya.. Bukannya saya nggak mau. Tapi akan sangat panjang dan teknis.<br /><br />Salah satu hal yang saya sarankan untuk Ibu Ani lakukan adalah ia perlu menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang positif dan konstruktif. Lha, selama ini, yang kerja suami dan anaknya. Bu Ani praktis jadi pengacara alis pengangguran tanpa acara. Yang Bu Ani lakukan setiap hari adalah menonton sinetron dan berbagai acara televisi yang masuk kategori negatif dan provokatif. Nggak perlu saya sebutkan ya, anda tahulah sendiri maksud saya.<br /><br />Bu Ani sendiri mengakui bahwa dulu waktu anak-anaknya masih kecil, pikirannya tidak senegatif sekarang ini. Memang ada masalah dalam keluarga. Tapi ini biasa saja dan tidak terlalu memengaruhi dirinya. Saat anaknya mulai besar dan sekolah atau kuliah di Surabaya, nah saat itulah perasaan tidak nyaman mulai mendera dirinya. Sampai saat ia bertemu dengan saya. Dan memang hal ini diperparah oleh tindakan suaminya.<br /><br />Nah, pikiran yang menganggur, yang hanya diisi dengan hal-hal negatif, justru akan semakin berbahaya. Salah satu sifat pikiran adalah aktif memikirkan sesuatu, baik itu yang positif atau yang negatif. Dan dari pengalaman terbukti bahwa pikiran kita lebih cenderung memikirkan hal-hal negatif daripada yang positif. Lho, kok bisa begini?<br /><br />Kita ini dari kecil lebih banyak menerima program negatif. Ada yang mengatakan bahwa perbandingan hal positif dan negatif yang kita terima sejak kecil adalah satu berbanding empat belas. Maksudnya, untuk satu hal positif maka ada sekitar empat belas hal negatif lain yang kita juga terima.<br /><br />Saya jadi teringat rekan saya, Pak Merta Ada, guru meditasi terkenal dari Bali, yang juga berbicara di Quantum Life Transformation Weekend di Jakarta baru-baru ini. Pak Merta mengatakan bahwa jika tidak dijaga maka pikiran akan cenderung mengarah ke hal-hal negatif. Pikiran negatif ini akan mengakibatkan timbulnya energi negatif yang selanjutnya akan mempengaruhi tubuh cakra, tubuh meridian, dan akhirnya akan memengaruhi tubuh fisik kita.<br /><br />Nah,untuk mengatasi hal-hal negatif inilah saya menyarankan Bu Ani untuk mulai menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang positif. Misalnya membantu mengasuh cucunya, menanam dan merawat tanaman yang ia suka, karaoke, mengikuti kegiatan gereja, senam, dancing, aktif melakukan bakti sosial, membaca, meditasi, atau apapun itu yang bisa menyibukkan dirinya secara positif.<br /><br />Pikiran yang disibukkan dengan hal-hal positif dapat menetralisir hal-hal negatif yang sebenarnya tidak negatif. Sesuatu yang sebenarnya tidak negatif menjadi negatif karena pikiran yang menganggur nggak ada kerjaan mencari-cari kesibukan sendiri, tidak terkendali, dan akhirnya menghasilkan kebosanan atau bahkan emosi negatif.<br /><br />Saat pikiran mulai negatif biasanya kita tidak menyadarinya. Ibarat bola salju yang baru bergulir turun dari atas bukit. Semakin lama bola salju ini semakin besar baik ukuran maupun momentumnya, hingga suatu saat kita menyadarinya namun sudah terlambat. Kita digulung, larut, dan dikuasai oleh pikiran negatif. Jika sudah mencapai level ini maka sangatlah sulit untuk menghentikan pikiran negatif dengan cara biasaSandy Vanzhttp://www.blogger.com/profile/11993467133709794442noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1298987393049556890.post-28539949901088858542010-11-16T07:44:00.000-08:002010-11-16T07:51:30.804-08:00Xie Xie Ni De AiXie Xie Ni De Ai <br /><br /> <br /><br /> Pagi yang indah untuk di nikmati dan merupakan hari yang sangat di sukai oleh gadis cantik berhidung mancung bernama Bella. Sambil berjalan ia mengetik SMS di Handphone nya. Hari ini Bella akan bertemu dengan abang angkatnya di kafe Koekan. Tiba-tiba di perbelokan kiri… Bruukkk…!!! Karena tidak memperhatikan jalan, bela menabrak seorang cowok. Rupanya cowok yang di tabrak itu juga tidak memperhatikan jalan karena ia melakukan hal yang sama dengan Bella. Handphone mereka pun jatuh –handphone mereka tipenya sama-. Bella mengambil hp-nya tanpa melihat cowok yang di tabraknya. Bella memasukkan Hp-nya ke tas dan langsung pergi menuju kafe Koekan dan menemui abang angkatnya.<br /><br /> “lama amet, Mey? Dari mana?” tanya Stev, abang angkat Bella yang terbiasa memanggil Bella Mey. Yang artinya Adik perempuan.<br /><br /> “hah..? enggak. tadi Hp-ku jatuh. Ah udah lah.. lupain.” Ujar Bella sambil merapikan pakaian dan rambutnya yang tergurai lurus panjang.<br /><br /> “ouw. . ya udah. Kamu pesan makanan gih. Tar koko yang bayar. Oh ya.. giman? Selama koko di ausi kamu gak nakal-nakal kan?” Tanya Stev dengan sebutan Koko yang artinya Kakak laki-laki<br /><br /> “Hmmp.. yah biasa-biasa lah. Koko tar tinggal dimana?”<br /><br /> “unggmm… gak tau juga lah. Mungkin tinggal di hotel.”<br /><br /> “jangan deh. Ya udah tar nginep di rumah aku aja. Daripada hotel kan mahal.”<br /><br /> “Memangnya boleh,Mey?” tanya Stev.<br /><br /> “jah e lah.. macam baru pertama kali nginep dirumah Mey aja.”<br /><br /> “hahahaha…..”<br /><br />Setelah berbincang-bincang lama. Bella dan Stev pulang kerumah. Sesampai dirumah Bella, Stev langsung menaruh koper dan pakaiannya di kamar yang biasa ia nginap. Yah.. stev memang biasa nginap di sini. Jadi ia sudah tahu seluruh ruangan di rumah Bella.<br /><br />Bella duduk di sofa depan Televisi. Lalu ia mencari Handphonenya yang ia simpan di tas. Tetapi aneh, Ini bukan HP-nya Bella. Rupanya Hp-nya Bella tertukar dengan cowok yang tadi.<br /><br /> “ko… koko.. sini deh. Hp ku ketukar neh.” Teriak Bella memanggil Stev<br /><br /> “ketukar gimana?” ujar Stev sambil keluar dari kamar mandi dan mengelap rambutnya dengan handuk.<br /><br /> “tadi aku tuh sambil jalan maen Hp. Udah itu aku nabrak orang, trus aku gak lihat orang itu dan aku langsung ngambil hp aku. Eh gak taunya ketukar.”<br /><br /> “kenapa Hpnya bisa ketukar?”<br /><br /> “gak tau. Soalnya kan Hp Mey sama Hp nya sama.”<br /><br /> “ya uda.. bongkar dulu deh.. lihat fotonya dulu. Mungkin ada 1 folder yang isinya foto dia semua.”<br /><br />Stev dan Bella membongkar galery Hp orang yang tak dikenalnya itu. Namun ia tak melihat foto cowok itu. Tetapi banyak Foto cewek. Mungkin itu pacarnya. Atau adiknya.<br /><br /> “ko.. cewek semua. Gak da foto cowok itu. Foto ceweknya itu-itu aja.”<br /><br /> “ya udah, Mey coba telpon ke nomor Mey pake hp ini.”<br /><br />Di telepon, ternyata masuk. Namun tak diangkat. Di sms kan juga tak di balas.<br /><br />Karena sudah capek ngurus hp itu. Bella pun gak mau perdulikan hp itu.<br /><br />2 minggu sudah Hp cowok itu di tangan Bella. Tiba-tiba ada sms dari nomor Bella.<br /><br /> “sorry banget yah. Slma ne g gak pnh blz xmx qmu.. angkat telepon kamu.. bz na aku tuh sibuk bgt..T_T.. oh ya.. gue Rey. Nama loe siapa. ?”<br /><br /> “huuw.. knpa br sms skrg. G kira uda gak mw Lg ne hp.. klu gak mau g da jual kale.. o ya. . balikin Hp ku dunk…T_T.. hp kita sih sama.. tp g lbh enk pake hp g.. key.. nm g Bella.”<br /><br /> “hump.. ok deh.. tar malem jam 8 ketemuan aja di taman Six deket danau. Tau kan..?”<br /><br /> “Oouq. Tau kog.. ok deh..”<br /><br /> <br /><br />Malam harinya, Bella pergi ke tempat yang sudah di janjikan. Bella duduk di bawah pohon sambil menunggu Rey. Gak beberapa lama kemudian, datang seorang cowok cakep berbody keren, tinggi, putih. Dia Rey.<br /><br /> “hey. .Bella yah?” ujar Rey sambil memberi tangan pada Bella.<br /><br /> “yup.” Sambut Bella dengan senyum manis dari bibir mungilnya<br /><br />Rey pun lalu duduk di samping Bella dan menukar kembali Hp mereka.<br /><br /> “huah.. kangen banget ama Hp-ku..” ujar Bella senang..<br /><br /> “ampe segitunya.. ckckck..”<br /><br /> “ya ialah.. memangnya enak megang Hp milik orang laen. Apa lagi orangnya gak kita kenal.. huw.. apa lagi di telpon gak di angkat, sms gak dibales.”<br /><br /> “aku sibuk kali bel, mau gimana?”<br /><br /> “mank sibuk apaan.. kayak artis aja. Hahahaha…”<br /><br /> “hahaha….”<br /><br /> “oh ya.. kog di hp mu banyak foto cewek sih? And ceweknya Cuma itu-itu aja. Itu siapa kamu? Pacarnya yah?”Tanya Bella.<br /><br /> “ow.. itu adikku”<br /><br />Pembicaraan mereka semakin berlanjut dan berlarut ditemani suasana malam dan angin yang berhembus lembut dan semakin malam.<br /><br />Sesampai di rumah,<br /><br /> “wew.. Mey.. ada ketemu tu orang gak? Hp nya udah di balikin lum?”tanya stev yang sedang menonton siaran TV.<br /><br /> “Udah kog ko.. Mey tidur dulu ya..ngantuk ne ko..night”<br /><br /> “Night…”<br /><br /> *****<br /><br />Mulai dari kejadian itu Hampir setiap Hari Bella dan Rey selalu berkomunikasi, bertemuan, dan weekend. Namun Bella hanya menganggap hubungan mereka hanya sebatas abang dan adik. Karena Bella menghormati Rey yang lebih tua dari Bella.<br /><br />Dan di suatu hari yang gak pernah terbayang oleh Bella.. Rey menyatakan cintanya pada Bella.<br /><br /> “Bel, aku suka sama kamu. Aku pengen kamu menjadi milikku. Boleh kan?”<br /><br /> “nguik…?? Hahaha.. kamu minum obat apa sih? Salah minum yah?” tanya bella geli sambil memegang dahi Rey.<br /><br />Lalu Rey mengambil tangan Bella dan memeluk tanganya dengan kedua tangan Rey.<br /><br /> “Bel, aku serius. Aku gak bohong. Aku sayang sama kamu.”<br /><br />Bella terdiam sejenak sambil melihat tatapan mata Rey yang begitu tenang namun tajam yang membuat Bella bingung dan jantungnya menjadi Deg Degan untuk menjawab pertanyaan Rey.<br /><br /> “Rey, bisa beri aku waktu sedikit? Aku ingin berfikir dulu.”<br /><br /> “it’s Ok. Aku akan tunggu jawaban itu. Kapanpun itu” jawab Rey sambil memegang kedua bahu Bella dan menatap dengan serius.<br /><br /> *****<br /><br />Keesokkan harinya disaat matahari gak bisa bersahabat membuat cuaca di kota sangat panas. Sehingga membuat Bella enggan keluar. Bella menghabiskan waktu siangnya yang begitu panas itu dengan bermain piano.<br /><br /> “wew... tumben maen piano Mey. Kog lagunya slow banget.. pasti lagi sedih yah? Atau ada masalah Mey?”tanya Stev yang saat itu baru bangun.<br /><br /> “hump~. Ya gitu deh. Huw…T_T”<br /><br /> “knapa Mey. Cerita dong ama koko” tanya Stev<br /><br />Bella berhenti bermain tuts-tuts pianonya dan ia menceritakan masalah yang ia hadapi. Tentang Rey.<br /><br /> “ow jadi Rey nembak Mey gitu?”<br /><br /> “ya ko.. aku gak tau mau jawab apa.”<br /><br /> “bukannya dia udah ada cewek? Yang di galeri HP nya itu pacarnya kan?” tanya stev<br /><br /> “katanya itu adiknya.”<br /><br /> “0W.. ya udah. Terserah Kamu aja Mey. Koko Cuma mau pesen aja. Jangan terlalu percaya ma orang yang baru kita kenal, key?”<br /><br /> *******<br /><br />Malam harinya Bella bertemu dengan Rey di taman Six tempat pertama kali mereka bertemu untuk mengembalikan Hp mereka masing-masing.<br /><br />Hari ini begitu sunyi dan bulan yang begitu indah memantulkan sinarnya sehingga air di danau memancarkan terangnya sinar bulan yang indah.<br /><br />Suasana pun terdiam. Mereka duduk di bangku. Tanpa suara. Rey memulai pembicaraan.<br /><br /> “ehm.. Bell, boleh ku tau jawabanmu?”<br /><br /> “jawabannya Ya” jawab Bella.<br /><br />Rey langsung memandang Bella dengan senang.<br /><br /> “benar Bel?”<br /><br /> “sure. Asal kamu serius ama aku.”<br /><br /> “aku janji jaga perasaan ini.”<br /><br /> <br /><br />Hari itu menjadi hari yang bersejarah bagi mereka. Hubungan mereka kini berjalan 4 bulan. Hari-hari yang begitu indah mereka lewati. Mereka belajar untuk saling mengenal. Apa yang masing-masing sukai dan apa yang mereka benci,hobi dan sbagainya.<br /><br />Saat weekend berdua di tempat mereka biasa kunjungi. Tiba-tiba Handphone Rey berbunyi bertanda ada sms dari mamanya.<br /><br /> “Bel, kamu tau lagu siapa gak yang tadi jadi ringtone aku?” tanya Rey.<br /><br /> “hoallah… lagu mandarin slow gitu paling Lagu Jay Chou.”<br /><br /> “wew.. kamu juga fans Jay Chou juga ya sayang?”<br /><br /> “Sorry deh yank, aku gak tertarik ama Jay Chou. Semua lagu aku suka kecuali lagu mandarin. Apalagi Jay Chou. Biarpun 1000 cewek di dunia ini banyak fans ama dia. Aku tetep gak bakalan suka apalagi fans ma dy!”<br /><br /> “Ich.. sadis banget. Padahal aku fans berat ama Jay Chou bah. Memangnya kamu gak pernah dengar lagu Jay Chou ya?”<br /><br /> “pernah sih. Yang lagunya gini ni yao wo shuo duo nan khan(lagu An Jing, By Jay Chou). gitu nadanya. Tapi lupa. Soalnya aku pernah denger itu pas temenku lagi karokean gitu.”<br /><br /> “ow.. itu lagunya judulnya an jing yank. Kalau aku sih paling suka lagu Cai Hong.” Ujar Rey.<br /><br /> “ah. Gak tau deh. Pokoknya aku tetep milih semua lagu. Kecuali Jaychou Hahahaha.., Uggh..!!”<br /><br />Tiba-tiba Bella memegang perutnya di bagian lambung. Sepertinya ia merasa kesakitan.<br /><br /> “kamu kenapa Bel?” tanya Rey panik.<br /><br /> “gak kog. Gak pa pa kog. Mending kita pulang aja. Key.” Pinta Rey.<br /><br />Rey pun mengantar Bella pulang kerumah dengan rasa cemas.<br /><br />Sesampai di rumah Stev heran kenapa Bella pulang cepat.<br /><br /> “loh,Mey? Kog cepat pulangnya? Berantem yah?” tanya stev<br /><br /> “ya ko. Perut Mey yang berantem neh. Gak bisa di ajak kompromi. Lagi weekend.. eh.. maagku kambuh.. dasar. Mey lupa bawa obatnya makanya Mey pulang. Gak mampu lagi nih.”<br /><br /> “ye.. dasar. Udah tau mau weekend, masih aja suka gak mau makan. Tu akibatnya!” marah Stev.<br /><br />Bella tak perdulikan omelan Stev padanya. Ia pergi ke dapur untuk minum obatnya lalu masuk kekamarnya.<br /><br />Di kamar, Bella menjatuhkan dirinya di atas tempat tidurnya yang empuk itu. Lalu ia mengambil laptopnya untuk chatting.<br /><br /> <br /><br />BUZZ..!!<br /><br />Rey_xxx: yank.. ge paen? Huw .. Bt. Cpt pulg nya<br /><br />Beexxx: wew.. ahahahha.. mw gmn Lha.. bis sakit a…<br /><br />Rey_xxx: mank ynk skt pa’n? kog gk kcik tau?<br /><br />Beexxx: wew.. aku ada sakit maag bah. Mknya.. hehehe..<br /><br />Rey_xxx: ow.. kog ica ckt maag neh ynk?<br /><br />Beexxx: hahaha.. iaca lah. Sk gak mam.<br /><br />Rey_xxx: wew. Kog gt neh? T_T<br /><br />Beexxx: hahaha… gak auk deh. Aku mah penyakitan ynk. Sakitna mcm2 puna.<br /><br />Rey_xxx: wew. Klu gt tar qt ke dokter aja y. tar iar kmu smbuh.<br /><br />Beexxx: gak uch. Buank duit aja.<br /><br />Rey_xxx: gk kog ynk. Asl qmu smbuh aja. Q ud sng kog J<br /><br />Beexxx: gpp. Gk sah k dktr. Lgpl skit ku ne gak bkal smbuh. hahahha<br /><br />Rey_xxx: makcd ynk?<br /><br />Beexxx: gpp kog. Qdg doank. :P. ynk q bobo dlu yah.. antuk neh.. efek obat X.<br /><br />Rey_xxx: yWd.. ynk bobo jk ya. Night ynk.<br /><br />Beexxx: night 2..<br /><br /> <br /><br />Pagi ini cuaca kembali gak bersahabat. Hujan deras membasahi atap rumah Bella. Bella pun mencari Stev di kamarnya. Rupanya Stev sudah bangun dan dia sedang menyetel senar gitarnya di lantai.<br /><br />Bella datang langsung lompat ke tempat tidur Stev.<br /><br /> “pagi koko.. hehehe” sapa manja Bella sambil mencubit pipi Stev.<br /><br /> “aauuu…. sakit tau! Pagi apaan.. Da siang tau. Lihat noh jam uda jam brapa.!” Ujar Stev sambil mengelus pipi kirinya yang di cubit Bella,<br /><br />Bella melihat jam yang berada di meja Stev. Ternyata sudah pukul 9:30 pagi.<br /><br /> “hah…! Uda jam segini?” kaget Bella<br /><br /> “hah.. hih.. huh.. dasar pemalas.”<br /><br /> “hihihi.. oh ya ko. Lagi ngapaen neh.? Gitarnya rusak Lagi?” tanya Bella.<br /><br /> “gak juga. Cuma mau nyetel suaranya doang.”<br /><br /> “oh gitu. Oh ya ko. Koko tau lagu Jay Chou gak? Yg judulnya apa yah?? Jay.. eh.. Hong.. eh bukan.. apa dah..? lupa .. pokoknya ada hong hong gitu deh” tanya Bella.<br /><br /> “oh.. cai hong kali’ mey.” Jawab Stev.<br /><br /> “nah.. ya.. benar-benar. Itu lagunya”<br /><br /> “mang kenapa mey? Tumben banget suka Jay Chou. Bukannya benci banget? Katanya gak suka lagu mandarin.” Ejek Stev.<br /><br /> “jah.. kalau bukan karna Rey suka ama Jay Chou sih aku gak bakal mau tanya-tanyain lagu itu. Dia paling suka ama lagu cai hong itu. Huw. Dacar tuh anak.” Kesal Bella.<br /><br /> “ ya udah. Kenapa Mey gak kasik supprise ma dia? Nyanyiin lagu Jay Chou pake gitar atau piano Mey gitu.” Saran Stev<br /><br /> “ye.. kalau aku tau lagunya mah udah Mey mainkan kale buat dy.”<br /><br /> “Ya udah. Koko kirimin deh lagunya. Aktifkan tuh Bluetooth Hp” perintah Stev.<br /><br /> “sekalian yang an Jing ko”<br /><br />Setelah dikirim dan Bella membuka lagu Cai Hong itu. Lalu ia meminta Stev untuk mengajarkan Dia bermain lagu Cai Hong. Stev mengajarkan Bella bermain lagu itu. Tidak cukup sulit untuk mengajarkan Bella. Karena Bella selain bisa bermain piano, ia juga mahir memetikkan senar gitar. Setelah bisa bermain lagu itu. Bella pergi kekamarnya untuk mencoba mendengar lagu Cai Hong dan lagu An Jing. Berkali kali ia mendengar kedua lagu itu dan ia mencoba bermain lagu Cai Hong dengan gitarnya dan lagu An Jing dengan pianonya. Bella tersenyum senang karena ia berhasil memainkan kedua lagu itu. Bella mencoba memainkan lagu ini berjam-jam hingga tak terasa sudah lewat dari jam 6 malam ia berlatih memainkan lagu itu. Hingga akhirnya ia lupa makan.<br /><br />Hujanpun berhenti pukul 8 malam. Bella merencanakan untuk pergi kerumah Rey. Ia menelpon taksi langganannya untuk mengantarnya. Tak lupa ia membelikan makanan kesukaan Rey. Sesampai di depan rumah Rey, Bella turun dari taksi lalu Sms ke Rey.<br /><br /> “hey, lagi ngapain”<br /><br />Bella lalu berbisik dalam hati.<br /><br />“loh kog.. aku malah nanya dia lagi ngapain yah? Harusnya kan aku bilang ke dia kalau aku di depan rumahnya. Ah udah lah. Tar dy bales aku blg aja gw di depan rumahnya” bisik Bella dalam hati.<br /><br />Bipp..Bipp.. sms masuk dari Rey. Namun sms itu sangat membuat Bella terpukul.<br /><br /> “Rey nya lagi bo2.. ini ceweknya. Ada apa yah? Tar udah bangun aku sampaikan.”<br /><br /> “Wew.. ahahhah.. cory. Aq salah kirim sms. Maaf yah.>_<” balas Bella.<br /><br /> “gpp kog.^-^”<br /><br />Bella terdiam 1000 bahasa. Tiba-tiba hujan yang semakin deras perlahan mulai mengguyur jalanan. Termasuk Bella. Bella tertunduk diam dan tersenyum. Ia mencoba menahan air matanya. Lalu ia melihat ada seorang pengemis kecil kehujanan sedang berteduh. Ia memberikan makanan yang ia bawa kepada anak kecil itu.<br /><br /> “adik manis, ini ada makanan buat kamu. Kamu pasti belum makan yah? Ini buat kamu aja. Masih panas kog” ujar Bella memberikan makanan yang ia beli.<br /><br /> “kakak kog gak makan?” tanya anak kecil itu polos.<br /><br /> “gak apa-apa kog. Untuk adik aja yah. Kakak mau pulang dulu.”<br /><br /> “tapi kak, sekarang hujannya lebat banget. Nanti kakak sakit” saran anak kecil itu.<br /><br /> “gak apa-apa kog. Kakak ingin bermain hujan” ujar Bella dengan senyumannya lalu meninggalkan anak kecil itu, lalu berjalan pelan pulang kerumah. Tak peduli hujan yang begitu deras dan udara yang sangat dingin menghantam tubuh nya.<br /><br />Ia merasa hatinya lebih sakit dari yang ia rasakan pada tubuhnya ini.<br /><br />Bella berjalan dan terus berjalan di tengah hujan yang membasahi tubuhnya. Ia berusaha tersenyum tanpa mengeluarkan air matanya sedikit pun. Bella pun sampai di rumah dan saat itu hujan masih belum reda seakan mengerti akan kesedihan yang di alami oleh Bella. Ia terus Berjalan pulang kerumah. Dingin, baju yang lembab, dan godaan-godaan laki-laki hidung belang yang terus memanggilnya tak ia hiraukan.<br /><br /> “Mey..!! kamu mau jadi apa sih. Jam 11 baru nyampe rumah. Main hujan lagi! Kamu mau jadi apa! Di Sms kan gak di bales. Di telepon Handphone nya gak aktif.!!”<br /><br />Kali ini Stev marah besar pada Bella. Namun Bella hanya memberikan senyuman pada Stev. Ia tak pedulikan Stev marah padanya. Ia langsung menuju kamarnya dan mengunci pintu kamarnya.<br /><br />Melihat keadaan adiknya seperti itu, ia langsung mengetahui kalau ada sesuatu yang terjadi pada adiknya. Stev menutup pintu depan lalu menuju kamar Bella, namun kamarnya terkunci.<br /><br /> “Mey, kamu kenapa? Buka pintunya.Ada masalah apa? Cerita ama koko!” perintah Stev.<br /><br /> “gak ada apa-apa kog. Udah ah. Aku mau tidur” teriak Bella dari kamarnya.<br /><br /> “ya udah. Mey tenangin diri dulu. Tar kalau mau curhat. Cerita aja ama koko. Key!” ajak Stev.<br /><br />Stev pun masuk kekamarnya dengan penuh rasa tanya. Ada apa dengan Bella.<br /><br /> *******<br /><br />Terdiam. Hanya itu yang bisa Bella rasakan. Ia selalu mengingat kata-kata yang berasal dari sms Rey tadi. Rey nya lagi bobo. Ini ceweknya. Ada apa yah? Ntar di sampaikan. Bella lalu mengganti pakaiannya yang basah, lalu ia keluar kamar. Ia duduk di depan piano. Iapun memainkan lagu An Jing yang sudah ia pelajari selama berjam-jam.<br /><br /> <br /><br /> <br /><br /> <br /><br /> <br /><br />Denting-denting tuts piano mulai berbunyi. Perlahan ia pun mulai memainkan piano. Ia pun mulai bernyanyi.<br /><br />Sambil bernyanyi.. tak sadar air matapun keluar membasahi pipi manisnya itu.<br /><br />ni yao wo shuo duo nan kan wo gen ben bu xiang fen kai wei shen me hai yao wo yong wei xiao lai dai guo ? wo mei you zhe zhong tian fen bao rong ni ye jie shou ta bu yong dan xin de tai duo wo hui yi zhi hao hao guo<br /><br /> <br /><br />ni yi jing yuan yuan li kai wo ye hui man man zou kai wei shen me wo lian fen kai dou qian jiu zhe ni ? wo zhen de mei you tian fen an jing de mei zhe me kuai wo hui xue zhe fang qi ni shi yin wei wo tai ai ni ...<br /><br /> <br /><br />Bella menyanyikannya sambil menangis. Pahit yang ia rasakan sudah tak bisa ia ungkapkan lagi. Mendengar suara Denting piano, Stev keluar dari kamarnya. Lalu pergi menuju ketempat Bella sedang bermain. Ia pun langsung memeluk Bella dari belakang.<br /><br /> “Mey, koko tau Mey ada masalah. Cerita aja ma koko. Koko bantu bah. Jangan siksa diri Mey kayak gini. Hiks” ujar Stev hingga mengeluarkan air matanya.<br /><br />Bella lalu berhenti bermain piano lalu ia membalikkan badan dan memeluk Stev dengan erat. Stev merasakan betapa sedihnya Bella saat memeluknya.<br /><br /> “Mey..cerita ama koko. Koko tau Mey lagi sakit banget hatinya. Plis.. Koko gak mau mey kenapa napa.” Pinta Stev.<br /><br />Stev menyuruh Bella duduk di sofa untuk menenangkan diri sedangkan ia pergi ke dapur untuk membuat susu cokelat panas untuk Bella.<br /><br /> “Mey, minum dulu. Koko tau kamu belum makan. Hangatin badan dulu.”<br /><br />Stev menaruh cangkir susunya di meja lalu pergi kekamar mengambil selimut untuk Bella karena Tubuh dan muka Bella begitu pucat,dingin dan lesu. Stev menyelimuti tubuh Bella dengan selimut yang ia bawa.<br /><br /> “Mey, cerita yah. Plis” pinta Stev.<br /><br />Bella hanya bisa menangis dan memeluk Stev dengan erat. Bella menceritakan semua yang ia alami di rumah Rey.<br /><br /> “koko kan udah bilang, jangan percaya ama orang yang baru kita kenal.” Ujar Stev pada Bella yang saat itu tidak melepaskan pelukan.<br /><br /> “Mey hanya ingin seseorang yang nyata, yang bisa menemani Mey, kalau Mey hanya mengandalkan ko, itu gak mungkin. Karena suatu hari koko bakal pergi menempuh hidup baru. Kita masih bisa bersama, tetapi Mey gak kan bisa memeluk koko seperti ini lagi kalau kita ada masalah. Bahkan menangis di bahu koko” curhat Bella sedih.<br /><br /> “Mey, mey yang sabar aja yah. Berdoa sama Tuhan,key. Mey sekarang jangan pikirin dia lagi. Lupain orang yang sudah menyakiti Mey. Plis banget Mey. Koko gak mau Mey gini. Ya udah. Sekarang Mey tidur aja yah ama koko. Hari ini ko temenin Mey tidur.”<br /><br /> “hmm…” gumam Bella sambil mengangguk kepalanya.<br /><br />Bella hanya menangis hingga ia tertidur dalam pelukan stev. Hal ini sudah biasa ia lakukan setiap mereka memiliki masalah.<br /><br />Keesokkan harinya, Stev membangunkan Bella dari tidurnya. Hari ini ia memasak nasi goreng kesukaan Bella.<br /><br /> “ei pemalas! Bangun!” perintah Stev<br /><br /> “hmm??”~<br /><br /> “dasar pemalas. Nih koko bawa nasi goreng kesukaan Mey. Makan gih.” Perintah Stev sambil membawa nasi goreng.<br /><br />Bella langsung bangun,sikat gigi lalu makan nasi goreng buatan Stev dengan lahap. Yah.. secara dari kemarin gak makan.<br /><br /> “huyuh.. kenyang… eeeee….” Ujar Bella kekenyangan<br /><br /> “dasar. Cepat mandi sana! Abis itu kita pergi!”<br /><br /> “nguik?? Mank mau kemana ko?”<br /><br /> “kita jalan-jalan,refreshing, ketempat yang Mey suka”<br /><br /> “wew.. ok deh. Kita kesalon yah.”<br /><br /> “ngapain?” tanya stev.<br /><br /> “mau potong rambut. Mau Mey permak abis neh rambut. Mau pendekin aja. Model harajuku bila perlu.. Hehehe”<br /><br /> “jah.. jangan potong yang macam-macam dong. Potong pendek yang sesuai untuk Mey aja.tapi sebenarnya Sayang banget. Uda panjang gini juga.” Ujar stev sambil membelai rambut Bella yang panjangnya melewati pakaian dalamnya.<br /><br /> “gpp lah.. cari sensasi. Hahahaha”<br /><br /> “terserah deh.”<br /><br />Bella bersiap-siap pergi bersama Stev pergi kesalon dengan ditemani mobil honda jazz merah kesayangan Bella. Bella benar-benar memangkas rambutnya. Namun, tidak terlalu buruk juga. Sangat cocok dengan wajahnya Bella. Malahan Bella terlihat Fresh. Setelah memangkas rambutnya, ia pergi jalan-jalan bersama Stev. Menghabiskan 1 hari bersama Stev.<br /><br />Tak lupa ia membeli nomor baru untuk handphonenya. Tujuan melupakan Rey.<br /><br /> “rey, aku harap kita takkan bertemu lagi”<br /><br /> <br /><br /> ******<br /><br /> <br /><br />Sudah 2 bulan Bella menjalani kehidupannya dengan status single. Hari-hari ia lewati bersama koko kesayangannya, Stev. Suatu hari Stev mendapatkan Job untuk Bella.<br /><br /> “Mey, ada Job, mau gak?” tanya Stev.<br /><br /> “ job apa’an?”<br /><br /> “Mey kan bisa maen piano, sepupunya temen koko tuh lagi cari pemain Piano buat isi acara di party ”<br /><br /> “ hah? Party apaan?” tanya Bella<br /><br /> “gtw deh. Gak salah pesta topeng gitu lah. Yg datang pake topeng yang tutup mata semua. Gitu. Acaranya malem Mey. Mau gak Mey?”<br /><br /> “hump.. boleh deh. Tar kapan and jam rapa kasik tau Mey aja. Tapi koko ikut kan?”<br /><br /> “ya donk. Ya udah. Tar koko bilang deh.”<br /><br /> <br /><br />Tiba saatnya party tiba. Semua yang datang menggunakan topeng. Baik wanita maupun pria. Bella diperkenalkan dengan sepupunya yang buat acara itu.<br /><br /> <br /><br /> <br /><br /> <br /><br />“Leo. Ne adek gue yang jadi pemain pianonya.” Ujar Stev pada temannya.<br /><br />“Bella” ujar sopan sambil menerima jabat tangan dari leo.<br /><br />“Leo.. oh ini adik lu Stev?”<br /><br />“ya. Oh ya, Btw sepupu lu dalam rangka apa neh sepupu loe buat nih pesta. Mank siapa namanya?” tanya Stev.<br /><br />“namanya Andrew. Tar aja. Lu ama adik lu juga tau kog. Ya udah Bell uda boleh main tuh pianonya. Musik apa aja deh. Yang penting kamu lihat sikonnya aja. Oke!” ujar Leo<br /><br />“oh ya Bella. Kamu harus nyumbang lagu yah!” sambung leo ke Bella.<br /><br />“aa… kog gitu.” Keluh Bella.<br /><br />“gak mau tau. Oke.!”<br /><br />Mau gak mau Bella harus menyumbang sebuah lagu nanti.<br /><br />Leo mengantar Bella ketempat ia harus bermain piano, sedangkan Stev tetap menunggu di tempat ia berada.<br /><br />Bella bermain piano sangat lincah dan sungguh merdu. Andrew pun keluar bersama kekasihnya menggunakan topeng yang sama sambil bergandengan tangan dan menyambut para tamu di atas panggung.<br /><br />“selamat malam semuanya..”<br /><br />“malam…” jawab para tamu.<br /><br />“guys. Makasih yah uda datang ke party ini. Gue ngadain acara ini karena gue mau kasi tau kalian sebuah pengumuman. Minggu depan, gue ama pacar gue, Shella akan bertunangan dan bulan depannya, kami akan merid. So, semua yang ada di sini harus datang, oke..!” ujar Andrew.<br /><br />PROK..PROK..PROK.. suara tepuk tangan dari para tamu. Namun, permainan Piano Bella menjadi Pelan. Mata Bella tiba-tiba mengeluarkan air mata. Suara Andrew yang membuat Bella sedih. Bella ingin pergi dari pesta itu. Namun ia harus tampil saat ini juga. Bella duduk di kursi yang sudah di siapkan di atas panggung. Anehnya Bella tidak memainkan pianonya. Dia bermain gitar. Leo dan Stev heran, bukannya seharusnya ia bermain piano.<br /><br />Tanpa basa basi, bella hanya mengangguk tersenyum pada tamu, andrew dan Shella. Ia memetik gitarnya dan mulai bernyanyi<br /><br />Na li you cai hong gau su wo..<br /><br />neng bu beng ba wo de yuan wang hai gei wo..<br /><br />wei shen ma tian zhe ma an jing.. suo you yun duo pao da wo zhe li...<br /><br /> <br /><br />You mey you kou zhao yi ge gei wo..<br /><br />shi huai shuo le tai duo jiu cheng zhen bu liau..<br /><br />ye xu shi jian shi yi chong jie yao..<br /><br />ye shi wo xian zai zheng fu xia de du yao..<br /><br /> <br /><br />Kan bu jian ni de xiao wo zen me shui de zhao..<br /><br />ni de shen ying zhe ma jin wo que bao bu dao..<br /><br />mey you di qiu tai yang hai shi hui rao..<br /><br />Mey you li you.. wo ye beng zi ji zou..<br /><br /> <br /><br />ni yau li kai.. wo zhi dao hen jian dan..<br /><br />ni shuo yi lai.. shi wo men de zu ai..<br /><br />jiu suan fang kai.. na neng bu neng bie mo shou wo de ai..<br /><br />dang zuo wo zui hou cai ming bai..<br /><br /> <br /><br />Tepuk tangan dari tamu diberikan untuk Bella. Bella langsung turun dari panggung sambil menangis menemui Stev dan leo yang sedang berdiri di dekat pintu.<br /><br />“napa dek? Kog nangis?” tanya Stev panik<br /><br />“dek mau pulang ko. Mey gak mau ketemu Rey lagi.” Bella langsung berlari menginggalkan Stev dan Leo. Tiba-tiba Andrew juga berlari mengejar Bella.<br /><br />“Leo! Apa nama lengkap Andrew?” tanya Stev serius<br /><br />“Andrew Rey. Ada apa?”<br /><br />“pantes” Stev juga berlari mengejar Bella.<br /><br />Bella menangis sedih. Ia berlari dan terus barlari. Ia berlari ke taman tempat pertama kali Bella dan Rey bertemu.<br /><br />“TUHAN.. KENAPA AKU HARUS BERTEMU DENGAN DIA LAGI TUHAN” teriak Bella sambil menangis.<br /><br />“Bella..” suara Lembut memanggil Bella.<br /><br />Itu adalah Rey. Rey langsung memeluk Bella dan meminta maaf pada Bella.<br /><br />“Bell, maafin aku. Aku udah berusaha memberi tahu semua ini padamu. Aku berusaha nelpon kamu dan sms kamu. Tapi gak di balas.”<br /><br />“Rey, aku gak apa-apa kog. Selamat yah. Semoga kamu bahagia dengan Shella. Hihi” tertawa kecil Bella.<br /><br />“Bella.. aku..”<br /><br />“Ssst…!! Aku relain kog. Aku gak apa-apa. Gih. Kamu pergi ke pesta kamu. Shella pasti nungguin kamu.” Pinta Bella dengan halus.<br /><br />Rey berusaha berbicara pada Bella. Namun selalu Bella potong. Bella tidak mau mendengar semua omongan Rey lagi. Rey pun menjadi emosi. Ia membentak Bella karena selalu memotong omongannya.<br /><br />“BELLA..! DENGER GUE DULU BISA GAK..!”<br /><br />Bella terdiam dan menangis.<br /><br />“Bell, dia memang pacar aku. Tapi aku udah gak mau sama dia. Dia hanya ingin sesuatu dari aku. Tetapi mau gimana lagi. Orang tuanya memaksa aku supaya aku menikah dengan dia. Aku memang suka sama kamu. Tapi karna ini aku gak ada pilihan.” Jelas Rey pada Bella.<br /><br />“hihihi.. kenapa harus merasa bersalah seperti itu. Aku juga udah tau kog. Dari Hp kamu udah ngebuktiin kalau kamu udah ada yang punya kog. Rey.. kenapa waktu itu kamu bilang itu adikmu?! Kenapa kamu gak jujur ama aku?! Kalau kamu jujur sama aku. Aku bakal tau diri Rey. Kejadiannya gak kan kayak gini.”<br /><br />“aku takut kamu bakal tinggalin aku.” Jawab Rey<br /><br />“takut apa, hah? Kalau kamu jujur. Toh aku juga bisa menjadi teman kamu atau sahabat kamu. It’s Ok. Aku gak masalah.”<br /><br />“Bell, aku mau nanya. Kenapa di panggung lu bisa nyanyi lagu Cai Hong? Bukannya lu benci ama lagu Jay Chou.?” Tanya Rey.<br /><br />“itu karna Bella udah belajar berjam-jam hanya untuk loe.” Jawab Stev yang tiba-tiba muncul.<br /><br />“maksudnya?” tanya Rey pada Stev.<br /><br />“Bella belajar ama gue lagu kesukaan lu. Dari jam 10 pagi ampe jam 6 sore. Dia bermain terus. Memahami lagu itu. Sampai-sampai dia gak makan. Malamnya, gak peduli hujan begitu deras dia kerumah lu. Dia ingin memberikan supprise dengan loe. Hanya spesial untuk loe. Tapi Ternyata, heh.. lu gitu ama dia. Lu tau gak. Dia hujan-hujan pulang jalan kaki. Lu tau gak jauhnya rumah lu ke rumah Bella.? Lu kenapa tega gitu ama dia? Hah?!” Cerita stev pada Rey.<br /><br />Rey terdiam dan memandang Bella. Bella tak menanggap pandangan Rey. Bella bersama Stev lalu pergi meninggalkan Rey sendirian di sana.<br /><br /> <br /><br />Sesampainya dirumah. Bella terlihat diam dan ia langsung masuk ke kamar. Stev tak berani berbicara apa-apa. ia membiarkan adiknya menenangkan diri.<br /><br />Bella berbaring di atas tempat tidur sambil menatap langit-langit kamarnya. Ia terdiam. Matanya mulai menangis. Tetapi ia tersenyum. Ia mendoakan semoga Rey bahagia. Namun hati kecilnya berkata lain. Ia tak ingin Rey dengan yang lain.<br /><br />Bella mencoba untuk melupakan kejadian ini. Ia memutar lagu Cai Hong dan An Jing berkali kali. Sambil menangis Bella menyanyikan lagu itu. Hingga akhirnya ia tertidur dalam kepedihannya yang ia rasakan.<br /><br />Di dalam tidurnya Bella berdoa<br /><br />“Tuhan, ku tahu bahwa kau tau apa yang ku inginkan. Tapi jika kehendak-Mu lain. Kuatkanlah aku,Tuhan. Amin”<br /><br /> <br /><br />Pagi hari yang cerah.<br /><br />“pagi mey.” Salam Stev pada Bella yang duduk di meja makan.<br /><br />“pagi koko Bawel.”<br /><br />“mey masih sedih?”tanya Stev<br /><br />“menurut koko?” tanya Balik Bella.<br /><br />“koko tau kog. Koko Cuma kuatir gak bisa jaga mey lagi. Gak bisa siapin mey makanan lagi. mey kan kalau koko gak masak tu pasti mey gak makan.” Ujar sedih Stev.<br /><br /> <br /><br />“koko mau balik Ausi. Mau ngurus kuliah koko dulu ntar. mau urus kepindahan koko.”lanjut Stev.<br /><br />“Nguik..?! pindahan? Mank koko mau pindah kemana lagi?” tanya Bella kaget.<br /><br />“koko mau pindah kuliah di sini aja.”<br /><br />“kog gitu? Kan tanggung. Bego ah koko!”<br /><br />“ko Cuma mau jaga mey aja. Ko takut mey ada masalah tuh gak bisa di selesaikan. Ada tar mey kluar ujan-ujan lagi kayak dulu.”<br /><br /> <br /><br />“wew. Remehin aku ya ko?”tanya Bella nantang.<br /><br />“mey, jangan sok kuat gitu lah. Lu tuh lemah mey. Koko tau banget. Ko tuh kasian liat mey gini. Kalau mey kuat mah pasti udah gak pulang-pulang. Ko neh tau mey orangnya gimana. Jangan suka akting di depan ko.mey mau bohongin koko 10 hal aja, belum tentu mey bisa lolos 2.” Ujar Stev.<br /><br /> <br /><br />Bella terdiam sesaat ketika Stev berkata seperti itu padanya.<br /><br />“ko, cepat pulang yah. Dek akan coba kuat.”<br /><br />“pasti mey. Ko akan pulang secepat mungkin.” Jawab Stev sambil mengelus pipi Bella.<br /><br /> <br /><br />“kapan ko pergi dan kapan pulang?” tanya Bella<br /><br />“ko pergi 5 hari lagi dan pulang bulan depan.”<br /><br />“bulan depan. 1 hari sesudah pernikahan Rey dan Shella?” tanya bella<br /><br />“hmm..bisa aja. Mungkin pas dia nikah kali.mey bisa kan. Koko gak mau tau. Koko pulang ke sini mey harus lebih gemuk dari sekarang dan jangan lupa tuh minum obatnya.” Perintah Stev.<br /><br /> <br /><br />“ya.. ya.. koko ku yang bawel.” Jawab Bella.<br /><br />Kini minggu itu telah berlalu. Tiba saatnya Stev pergi ke Australia<br /><br />“Tuhan, kuatkan Hambamu ini Tuhan”<br /><br /> <br /><br />******<br /><br /> <br /><br />Terdiam di rumah sendirian. Sangat membosankan untuk Bella. Aktivitasnya hanya itu-itu saja. Bangun pagi,Berbaring di depan laptop untuk chating dengan Stev, nonton, bermain piano dan gitar,malamnya selalu menangis. Bahkan kebiasaan yang selalu ia lakukan. Makan sehari hanya 1x. kalau lapar pergi keluar mencari makanan. Itupun selalu nasi goreng terus.<br /><br />1 minggu telah berlalu. Bella sedang menonton TV. Untung aja ada film komedi. Jadinya Bella tidak bosan.<br /><br />Ting..Tong.. bunyi bell di rumah Bella berbunyi.<br /><br />Bella membukakan pintu. Seorang wanita seumuran dengannya datang kerumahnya.<br /><br />“cari siapa ya?” tanya Bella<br /><br />“Loe Bella kan?” tanya cwe itu sinis.<br /><br />“ya, gue bella. Siapa yah?” tanya balik Bella.<br /><br />“Gue Shella. Pacarnya Rey. Calon istrinya Rey.”<br /><br />“oh. Shella. Masuk silahkan.” Ajak Bella.<br /><br />Namun Shella bukannya menerima ajakkan Bella. Malah Bella di maki-maki.<br /><br />“alah.. gak usah sok Baek deh loe. Gue Cuma mau kasik tau aja ya. Jadi cewek itu gak usah kegatelan deh. Jangan suka ganggu-ganggu kami lagi. Ngerti loe.! Kalau gak, mampus loe!” ujar Shella marah.<br /><br />Bella hanya terdiam saja. Ia tak memarahi Shella. Ia menutup pintu lalu pergi kekamarnya. Ia chating dengan Stev.<br /><br />BUZZ..!!<br /><br />Beexxx : ko..<br /><br />Stev_zi : ui.. mey.? Npa?<br /><br /> <br /><br />Beexxx : so sad + kesel + Bt.. campur jd 1..<br /><br />Stev_zi : dcr.. mank da maslh apa lg..?<br /><br />Beexxx : tuh.. td 4 shella dtg k’umah..<br /><br />Stev_zi : shella mn? Cwe na rey yah?<br /><br />Beexxx : y gt deh.. cpa lg. grrrr…<br /><br />Stev_zi : mank dy npa mey<br /><br />Beexxx : tuh.. dtg2 marh2.. kt na jgn curh gngg rey ba. Huw. Pdhl kn dlu rey yg goda mey. Hue.<br /><br />Stev_zi : ya udha. Gk usa urus lah. O ya mey. Da mam lum.<br /><br /> <br /><br />Beexxx : menurut ko?<br /><br />Stev_zi : pst lum lah.. dek palink klu ad mam. Pst 1x doank.<br /><br />Beexxx : lah.. klu uda tw masih nanya..zZZzz-_-<br /><br />Stev_zi : mey neh.. jgn gt lah.. tar klu np2 ko sush..<br /><br /> <br /><br />Beexxx : ya w..gk gt.. ko da dlu ya. Mw cr mam. Hehehe…<br /><br />Stev_zi : huw..dcr. yo ud. Ko jg mau mandi. Da jam 4 dicn.<br /><br />Beexxx : yo i.. hahahaha<br /><br /> <br /><br /> <br /><br />Bella tidak pergi membeli makanan setelah selesai chating dengan Stev. Dia membereskan dapur, kamar dan rumahnya.<br /><br />Selesai itu, Bella pergi mencari makan. Sambil menunggu nasi goreng pesanannya. Tiba-tiba Bella pingsan. Mukanya sangat pucat dan lemah. Suasana disana pun menjadi heboh. Seseorang membawa Bella ke rumah sakit. Bella pingsan cukup lama. Ia pun siuman.<br /><br />“gue dimana?” tanya Bella lemas.<br /><br />“lu di rumah sakit.”<br /><br />“Leo, kog lu ada disini?” tanya Bella heran.<br /><br />“Ya. Gue disini seorang dokter. Spesialis organ dalam juga. Lu tadi pingsan. Lu pasti jarang makan yah?” tanya Leo<br /><br />“hmmp.. gitu deh. Mank nya kenapa? Oh ya. Apa hasil dari lu dapat?”<br /><br />“gak ada kog. Lu hanya kecapekan. Ya udah. Loe istirahat aja yah. Gue mau ke kantor gue dulu.” Ujar Leo.<br /><br />Namun saat Leo ingin pergi Bella menahannya.<br /><br />“jangan kasi’ tau Stev ya. Plis” pinta Bella<br /><br />Leo hanya mengangguk tersenyum menandakan bahwa jawabannya adalah Ya.<br /><br />Tiba diruangan Leo. Leo sangat gelisah. Ia terus menerus mengelap keringatnya yang ada di dahinya. Perawat pribadi Leo yang merupakan adiknya heran kenapa Ia begitu gelisah.<br /><br />“Kog gelisah gitu,?” tanya Perawat.<br /><br />“gak. Gue lagi pikir pasien kita yang baru aja. Di kamar 103 tadi.”<br /><br />“oh.. yang pingsan punya yah. Mank napa dok?”<br /><br />“saya curiga dia terkena penyakit kanker lambung.” Ujar Leo serius.<br /><br />“hah? Apa mungkin. Dokter sudah benar-benar memeriksanya. Gejala-gejala atau semacamnya? Itu kan kanker yang berbahaya. Tidak mungkin bisa bertahan lama kalau ada penyakit itu.”<br /><br />“hmm. Ya.. saya sudah memeriksanya. Gejala yang timbul padanya. Perut kembung, tubuh kurus tidak normal untuk usianya, dan mukanya pucat. Dan saya yakin 1 hal. Kalau dia sedang Buang air,Dia pasti diare. Apalagi dia ada sakit maag. Saya yakin itu.” Jawab Leo.<br /><br />“jadi apa yang harus saya lakukan dok?” tanya perawat.<br /><br />“selidiki pola makannya, atau selengkapnya. Key. Nanti beri tau hasilnya pada saya.”<br /><br />“baik pak.”<br /><br />Perawatpun pergi mencari Bella di kamarnya. Tapi aneh. Bella tidak di temukan. Bella menghilang. Leo dan Perawatnya pun bingung mencari Bella kemana. Ia kabur dari rumah sakit.<br /><br /> <br /><br />*****<br /><br /> <br /><br />Sementara itu, pada Bella. Bella sedang berjalan sedih. Sambil menangis. Rupanya ia sudah mengetahui semuanya. Tentang penyakitnya itu. Ia mendengar pembicaraan Leo di ruangan.<br /><br />“gue kena kanker.. haha.. pasti gue mati. Tapi mungkin itu akan lama. Kan Cuma gejala. Hahaha..” gumam bella.<br /><br />Bella berjalan dan berjalan. Ia tak tau kemana. Ia menjadi stres. Pakaiannya menjadi lusuh, rambutnya tak disisir. Ia berjalan dan selalu menyanyikan lagu cai hong. Terutama jika ia melihat pelangi. Ia akan menangis, bernyanyi sambil menatap pelangi itu.<br /><br />Suatu hari, Bella sedang berteduh di suatu ruko yang sudah tutup. Hujannya begitu deras. Lalu ia melihat banyak pecahan kaca di tepi jalan. Ia mengambilnya lalu ia mengukir nama Rey sampai berdarah di tangan kirinya. Tiba-tiba ada seorang anak perempuan berambut gelombang panjang dan cantik.<br /><br />“Kakak. Kakak sedang apa? kenapa main hujan?” tanya anak kecil itu.<br /><br />Bella hanya tertawa dan menunjukkan tangan kirinya kepada anak itu.<br /><br />“eh. Kakak kan yang dulu pernah kasik aku makanan itu kan. Kakak ingat aku gak. Yang kakak bilang mau main hujan itu.” Ujar anak kecil itu yang mengenal Bella.<br /><br />Bella pun berusaha mengingatnya.<br /><br />“ahahaha.. ingak kog. Kakak ingat. Yang malam-malam itu kan?” jawab Bella dengan logat anak kecil.<br /><br />“kakak kenapa disini. Kakak tulis apa sampai berdarah gitu.”<br /><br />“oh. Ini orang yang udah khianati saya. Hihihi..” jawab Bella.<br /><br />Uhuk..Uhuk.. Bella batuk tak henti-henti. Ia batuk mengeluarkan darah.<br /><br />“ya ampun kakak. Kakak batuk darah.”<br /><br />“ich.. darah. Hore.. kamu jangan kuatir adik kecil. Ini tandanya kakak mau mati. Hore…”<br /><br />“kakak jangan ngomong gitu.”<br /><br />Bella menjadi kesal dan memarahi adik kecil itu.<br /><br />“AH.. BAWEL BANGET SIH LOE. PERGI SANA..!!” Bentak Bella.<br /><br />Anak kecil itu pun pergi. Hujan makin deras. Bella merasa bersalah telah memarahi anak itu. Dia menangis dengan perbuatannya.<br /><br />Tiba tiba anak kecil itu datang membawa setangkai bunga mawar merah.<br /><br />“kakak. Ini untuk kakak. Semoga kakak mendapat keberuntungan dan cepat sembuh” ujar anak kecil itu.<br /><br />Bella pun menangis lalu memeluk anak kecil itu. Dengan halus Bella mengucapkan terima kasih. Bella menerima bunga pemberian itu dengan senang.<br /><br />“kakak. Aku pulang dulu yah. Nanti aku kena marah mama.” Pamit anak kecil itu.<br /><br />“ummp” jawab Bella sambil melambaikan tangan.<br /><br />Hari ini adalah Hari Minggu. Bella sedang berjalan-jalan. Ia pun sampai di taman Gereja Xaverius. Ia berlompat-lompat kegirangan. Ia heran, kenapa hari ini gereja sangat ramai.<br /><br />Ia mengintip dari kejauhan di balik pohon. Oh.. rupanya ada resepsi perkawinan. Bella mendekati para tamu yang datang. Tingkah Bella mengagetkan semua yang ada di sana. Mereka ketakutan melihat Bella. Bella berlari mengejar siapa saja. Hingga ia menabrak 2 pria memakai jas.<br /><br />“Bella!” ujar kedua pria itu.<br /><br />Mereka adalah Leo dan Rey. Bella pun ketakutan dan berlari. Leo dan Rey juga mengejar. Buat Rey, tak peduli hari ini adalah hari pernikahannya. Bella berlari sekuat tenaga, sampai-sampai ia harus batuk berdarah berkali-kali. Ia berlari ke 1 tol yang sedang di bangun pemerintah. Bella menaiki tiang tol lalu duduk di sana. Ia menikmati udara yang segar meniup tubuhnya.<br /><br />Leo dan Rey pun tiba di sana. Rey ingin naik tapi di ancam oleh Bella. Ia akan lompat jika Rey mendekat.<br /><br />Bella melihat sebuah pelangi yang indah muncul di bagian barat dari bella. Bella sangat senang melihatnya. Ia langsung menyanyikan lagu Cai Hong dengan merdu.<br /><br />Tak di sangka, Suasana di sana makin ramai. Para rombongan yang ada di gereja semua menyusul Rey dan Leo.<br /><br />“BELL, TURUN BELLA. GUE MOHON.” Pinta Rey.<br /><br />“ng..? hihihi.. gak mau. Huh..” jawab Bella cuek.<br /><br />“Bel, tar kamu jatuh Bel. Ayo turun. Aliran sungainya deras banget.” Pinta Leo juga.<br /><br />“hah.. jatuh. Kog panik gitu. Kalau jatuh mah yah kebawah,Byur.. ahahaha... masa ke atas. Ahahhaha” jawab Bella canda.<br /><br />Semua orang menyuruh Bella turun. Namun Bella malah marah mereka semua.<br /><br />“Ah.. ngapain aku turun. Aku sudah mau mati. Aku sudah kena kanker lambung. Gak liat apa baju aku banyak darah. Buta yah kalian semua.” Marah Bella.<br /><br />Rey pun kesal. Ia menaiki tiang tol juga. Bella mengancam akan turuh loncat kebawah. Rey tak peduli. Malahan ia juga bilang ia akan loncat juga kebawah.<br /><br />Bella benar-benar nekat. Ia pun loncat kebawah.<br /><br />“Tuhan. Ku tahu kau tau isi hatiku dan apa yang ku inginkan.” Gumam Bella saat melompat.<br /><br />Rupanya Bella tidak pandai berenang. Ia terbawa arus. Rey juga ikut lompat karena ia ingin menolong Bella. Namun Rey tak berhasil menyelamatkan Bella.<br /><br />Rey menepi dan menangis histeris.<br /><br />“Shit..Gue bego.. kenapa gue harus naik. Kalau gue gak naik pasti Bella gak kan Nyebur.” Maki Rey.<br /><br />“sabar Rey. Sekarang kita lapor polisi aja. Biar mereka yang nyari. Kita kembali ke gereja.” Ajak Leo.<br /><br />Rey yang terus histeris pun akhirnya pergi ke Gereja untuk menikah.<br /><br />Sang pastorpun Berkotbah lalu bertanya.<br /><br />“Anakku Shella Juventia. Apakah kau bersedia menjadikan Andrew Rey sebagai suamimu dan kau akan selamanya mencintai dia dikala susah maupun senang?” tanya pastor.<br /><br />“Ya. Saya bersedia” jawab Shella.<br /><br />“Anakku Andrew Rey. Apakah kau bersedia menjadikan Shella Juventia sebagai istrimu dan kau akan selamanya mencintai dia dikala susah maupun senang?” tanya pastor pada Rey.<br /><br />“ TIDAK. SANGAT TIDAK. SAYA TIDAK INGIN DIA MENJADI ISTRI SAYA.” jawab Rey.<br /><br />Semua menjadi kaget mendengar jawaban Rey. Tak kala Orang Tua Shella dan Shella.<br /><br />“sorry Shel, gue Cuma mau seseorang mencintai gue dari hati. Bukan dari harta.” Ujar Rey pada Shella.<br /><br />Ia pun mengajak Leo pergi bersamanya ketempat tol dimana Bella bunuh diri.<br /><br />Di sana sudah ada belasan orang yang mencari Bella. 1 jam usaha mereka mencari Bella tidak sia-sia. Kondisi Bella sangat lemah, badannya dingin dan pucat. Rey dan Leo membawanya kerumah sakit dan langsung ke UGD.<br /><br />Leo langsung segera memeriksanya sedangkan Rey tunggu di luar.<br /><br />Akhirnya Leo pun keluar.<br /><br />“gimana Leo. Gimana keadaan Bella. Plis leo” tanya Rey kuatir.<br /><br />Leo tertunduk, dan Rey mulai menangis.<br /><br />“Bella meninggal?” tanya Rey.<br /><br />“miracle” jawab Leo.<br /><br />“maksud loe.?” Tanya Rey balik.<br /><br />“ keajaiban. Sungguh keajaiban. Gue gak pernah melihat ini sebelumnya.”<br /><br />“jadi Bella gak mati. Bella masih hidup” tanya Rey senang.<br /><br />“bukan hanya itu. Kanker yang ia alami juga Sembuh. Tapi..”<br /><br />“Tapi apa Leo.?”<br /><br />“ia koma. Gak tau sampai kapan.”<br /><br />“boleh gue jenguk dia gue pengen jaga dia.” Pinta Rey.<br /><br />Leo mengangguk. Lalu Rey pun menemui Bella. Ia duduk di samping tempat tidur Bella dan memegang tangan Bella.<br /><br />“Bella.. maaf selama ini aku nyakitin hati kamu. Aku sayang sama kamu. Aku memilih mati jika aku gak bisa hidup sama kamu. Bel, aku tau. Kamu pasti dengar omongan aku. Bel, kalau kamu dengar suara aku. Plis genggam erat tangan aku.” Bisik Rey pada Bella.<br /><br />Rey bernyanyi lagu Cai Hong untuk Bella. Tiba-tiba Bella menggenggam erat tangan Rey. Rey sangat senang. Karena suatu hari Rey yakin Bella akan Bangun.<br /><br />2 hari telah berlalu. Bella belum siuman. Rey terus menerus menjaga Bella. Ia juga menyanyikan lagu Cai Hong untuk Bella.<br /><br />Hari ini hari ke-3 Bella belum siuman. Rey pun kembali menyanyikan lagu Cai Hong untuk Bella. Lalu Rey berdiri dan mencium kening Bella. Ia pun berbisik pada Bella.<br /><br />“Bell, kalau kita di takdirkan untuk Bersama. Hari ini kamu siuman. Tapi kalau Kita tidak di takdirkan, maka Besok atau lusa kamu baru siuman.” Bisik Rey.<br /><br />Rey pun tertidur sambil memeluk tangan Bella.<br /><br />“Rey.. Bangun Rey.”<br /><br />Rey pun bangun dan betapa ia senang ternyata Bella yang membangunkannya. Ia langsung memeluk Bella dan memanggil Leo untuk memeriksa keadaannya.<br /><br />“gue dimana nih yank? Tadi kan aku lagi belajar maen gitar sama koko Stev. Kog bisa ada di sini” tanya Bella.<br /><br />“yank? siapa yang lu panggil yank itu?” tanya Leo yang ingin memeriksanya.<br /><br />“kog tanya siapa lagi. Yah Rey lah” Jawab Bella cuek.<br /><br />“nguik..? gak salah neh Bell?” tanya Rey.<br /><br />“oh.. jadi gak senang neh. Gak mau ama gue lagi. OK lah kalau begitu. Huh..” kesal Bella.<br /><br />Rey langsung memeluk Bella dan berkata<br /><br />“aku gak akan kehilangan kamu lagi. Aku ingin kamu selalu ada untuk aku.”<br /><br />Bella hanya terdiam dan bingung. Keadaan Bella membaik dan ia pun pulang kerumah.<br /><br />Stev sudah di rumah. Ternyata Stev sudah pulang 2 hari yang lalu. Ia disuruh Leo untuk tidak panik.<br /><br />Hari ini Bella Pulang. Ia di antar Leo dan Rey. Sesampai dirumah..<br /><br />“koko..” teriak Bella.<br /><br />“mey..” jawab Stev yang langsung memeluk Bella.<br /><br /> <br /><br />Semua pada Heboh. Tak lupa Leo menceritakan apa yang terjadi pada Bella, namun secara rahasia. Bella sangat senang sekali. Ia lupa pada masa lalunya yang sebenarnya sangat pahit.<br /><br />Ia hanya mengingat ia sedang belajar bermain Gitar dengan Stev.<br /><br />“Rey.. sini aku ada supprise untuk kamu.”<br /><br />Dengan senang Bella mempertunjukkan permainan pianonya pada Rey. Ia memainkan lagu An Jing dengan pianonya dan Cai Hong dengan gitarnya.<br /><br />Rey sangat bahagia, begitu pula dengan Stev dan Leo.<br /><br />“Semuanya tenang. Aku ingin meminta sesuatu pada Bella!” perintah Rey.<br /><br />“mau minta apa Rey?” tanya Bella.<br /><br />Rey pun berlutut layaknya gaya Romeo dan dengan tangan meminta Pada Bella.<br /><br />“Bell, would you Be my girl?” Tanya Rey.<br /><br />“Sure. Why Not?” jawab Bella senang.<br /><br />Semua yang ada disana berbahagia lalu mereka pergi keluar untuk cari makan sekaligus merayakan kesembuhan Bella.<br /><br />“Bella,xie xie ni de ai. Wo hen gao xing.Sandy Vanzhttp://www.blogger.com/profile/11993467133709794442noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1298987393049556890.post-7520743776739764832010-11-16T07:41:00.000-08:002010-11-16T07:42:31.624-08:00“Shi Sang Chi You Mama Hau”“Shi Sang Chi You Mama Hau”<br />Cintailah Mama kita sebagai mana kita mencitai diri kita sendiri.<br /><br />Alkisah, ada sepasang kekasih yang saling mencintai. Sang pria berasal dari keluarga kaya, dan merupakan orang yang terpandang di kota tersebut. Sedangkan sang wanita adalah seorang yatim piatu, hidup serba kekurangan, tetapi cantik, lemah lembut, dan baik hati. Kelebihan inilah yang membuat sang pria jatuh hati.<br /><br />Sang wanita hamil di luar nikah. Sang pria lalu mengajaknya menikah, dengan membawa sang wanita ke rumahnya. Seperti yang sudah mereka duga, orang tua sang pria tidak menyukai wanita tersebut. Sebagai orang yang terpandang di kota tersebut, latar belakang wanita tersebut akan merusak reputasi keluarga. Sebaliknya, mereka bahkan telah mencarikan jodoh yang sepadan untuk anaknya. Sang pria berusaha menyakinkan orang tuanya, bahwa ia sudah menetapkan keputusannya, apapun resikonya bagi dia.<br /><br />Sang wanita merasa tak berdaya, tetapi sang pria menyakinkan wanita tersebut bahwa tidak ada yang bisa memisahkan mereka. Sang pria terus berargumen dengan orang tuanya, bahkan membantah perkataan orangtuanya, sesuatu yang belum pernah dilakukannya selama hidupnya (di zaman dulu, umumnya seorang anak sangat tunduk pada orang tuanya).<br /><br />Sebulan telah berlalu, sang pria gagal untuk membujuk orangtuanya agar menerima calon istrinya. Sang orang tua juga stress karena gagal membujuk anak satu-satunya, agar berpisah dengan wanita tersebut, yang menurut mereka akan sangat merugikan masa depannya.<br /><br />Sang pria akhirnya menetapkan pilihan untuk kawin lari. Ia memutuskan untuk meninggalkan semuanya demi sang kekasih. Waktu keberangkatan pun ditetapkan, tetapi rupanya rencana ini diketahui oleh orang tua sang pria. Maka ketika saatnya tiba, sang orangtua mengunci anaknya di dalam kamar dan dijaga ketat oleh para bawahan di rumahnya yang besar.<br /><br />Sebagai gantinya, kedua orang tua datang ke tempat yang telah ditentukan sepasang kekasih tersebut untuk melarikan diri. Sang wanita sangat terkejut dengan kedatangan ayah dan ibu sang pria. Mereka kemudian memohon pengertian dari sang wanita, agar meninggalkan anak mereka satu-satunya. Menurut mereka, dengan perbedaan status sosial yang sangat besar, perkawinan mereka hanya akan menjadi gunjingan seluruh penduduk kota, reputasi anaknya akan tercemar, orang-orang tidak akan menghormatinya lagi. Akibatnya, bisnis yang akan diwariskan kepada anak mereka akan bangkrut secara perlahan-lahan.<br /><br />Mereka bahkan memberikan uang dalam jumlah banyak, dengan permohonan agar wanita tersebut meninggalkan kota ini, tidak bertemu dengan anaknya lagi, dan menggugurkan kandungannya. Uang tersebut dapat digunakan untuk membiayai hidupnya di tempat lain.<br /><br />Sang wanita menangis tersedu-sedu. Dalam hati kecilnya, ia sadar bahwa perbedaan status sosial yang sangat jauh, akan menimbulkan banyak kesulitan bagi kekasihnya. Akhirnya, ia setuju untuk meninggalkan kota ini, tetapi menolak untuk menerima uang tersebut. Ia mencintai sang pria, bukan uangnya. Walaupun ia sepenuhnya sadar, jalan hidupnya ke depan akan sangat sulit?.<br /><br />Ibu sang pria kembali memohon kepada wanita tersebut untuk meninggalkan sepucuk surat kepada mereka, yang menyatakan bahwa ia memilih berpisah dengan sang pria. Ibu sang pria kuatir anaknya akan terus mencari kekasihnya, dan tidak mau meneruskan usaha orang tuanya. “Walaupun ia kelak bukan suamimu, bukankah Anda ingin melihatnya sebagai seseorang yang berhasil? Ini adalah untuk kebaikan kalian berdua”, kata sang ibu.<br /><br />Dengan berat hati, sang wanita menulis surat. Ia menjelaskan bahwa ia sudah memutuskan untuk pergi meninggalkan sang pria. Ia sadar bahwa keberadaannya hanya akan merugikan sang pria. Ia minta maaf karena telah melanggar janji setia mereka berdua, bahwa mereka akan selalu bersama dalam menghadapi penolakan-penolakan akibat perbedaan status sosial mereka. Ia tidak kuat lagi menahan penderitaan ini, dan memutuskan untuk berpisah.<br /><br />Tetesan air mata sang wanita tampak membasahi surat tersebut. Sang wanita yang malang tersebut tampak tidak punya pilihan lain. Ia terjebak antara moral dan cintanya. Sang wanita segera meninggalkan kota itu, sendirian. Ia menuju sebuah desa yang lebih terpencil. Disana, ia bertekad untuk melahirkan dan membesarkan anaknya.<br /><br />Detik...Menit...Jam.. Hari...Minggu...Tahun..Tak terasa Tiga tahun telah berlalu. Ternyata wanita tersebut telah menjadi seorang ibu. Anaknya seorang laki-laki. Sang ibu bekerja keras siang dan malam, untuk membiayai kehidupan mereka. Di pagi dan siang hari, ia bekerja di sebuah industri rumah tangga, malamnya, ia menyuci pakaian2 tetangga dan menyulam sesuai dengan pesanan pelanggan. Kebanyakan ia melakukan semua pekerjaan ini sambil menggendong anak di punggungnya. Walaupun ia cukup berpendidikan, ia menyadari bahwa pekerjaan lain tidak memungkinkan, karena ia harus berada di sisi anaknya setiap saat.<br /><br />Tetapi sang ibu tidak pernah mengeluh dengan pekerjaannya. Di usia tiga tahun, suatu saat, sang anak tiba-tiba sakit keras. Demamnya sangat tinggi. Ia segera dibawa ke rumah sakit setempat. Anak tersebut harus menginap di rumah sakit selama beberapa hari. Biaya pengobatan telah menguras habis seluruh tabungan dari hasil kerja kerasnya selama ini, dan itupun belum cukup. Ibu tersebut akhirnya juga meminjam ke sana-sini, kepada siapapun yang bermurah hati untuk memberikan pinjaman.<br /><br />Saat diperbolehkan pulang, sang dokter menyarankan untuk membuat sup ramuan, untuk mempercepat kesembuhan putranya. Ramuan tersebut terdiri dari obat-obatan herbal dan daging sapi untuk dikukus bersama. Tetapi sang ibu hanya mampu membeli obat-obat herbal tersebut, ia tidak punya uang sepeserpun lagi untuk membeli daging. Untuk meminjam lagi, rasanya tak mungkin, karena ia telah berutang kepada semua orang yang ia kenal, dan belum terbayar.<br /><br />Ketika di rumah, sang ibu menangis. Ia tidak tahu harus berbuat apa, untuk mendapatkan daging. Toko daging di desa tersebut telah menolak permintaannya, untuk bayar di akhir bulan saat gajian. Diantara tangisannya, ia tiba-tiba mendapatkan ide. Ia mencari alkohol yang ada di rumahnya, sebilah pisau dapur, dan sepotong kain. Setelah pisau dapur dibersihkan dengan alkohol, sang ibu nekad mengambil sekerat daging dari pahanya. Agar tidak membangunkan anaknya yang sedang tidur, ia mengikat mulutnya dengan sepotong kain. Darah berhamburan. Sang ibu tengah berjuang mengambil dagingnya sendiri, sambil berusaha tidak mengeluarkan suara kesakitan yang teramat sangat?<br /><br />Hujan lebatpun turun. Lebatnya hujan menyebabkan rintihan kesakitan sang ibu tidak terdengar oleh para tetangga, terutama oleh anaknya sendiri. Tampaknya langit juga tersentuh dengan pengorbanan yang sedang dilakukan oleh sang ibu.<br /><br />Enam tahun telah berlalu, anaknya tumbuh menjadi seorang anak yang tampan, cerdas, dan berbudi pekerti. Ia juga sangat sayang ibunya. Di hari minggu, mereka sering pergi ke taman di desa tersebut, bermain bersama, dan bersama-sama menyanyikan lagu “Shi Sang Chi You Mama Hau” (terjemahannya “Di Dunia ini, hanya ibu seorang yang baik”).<br /><br />Sang anak juga sudah sekolah. Sang ibu sekarang bekerja sebagai penjaga toko, karena ia sudah bisa meninggalkan anaknya di siang hari. Hari-hari mereka lewatkan dengan kebersamaan, penuh kebahagiaan. Sang anak terkadang memaksa ibunya, agar ia bisa membantu ibunya menyuci di malam hari. Ia tahu ibunya masih menyuci di malam hari, karena perlu tambahan biaya untuk sekolahnya. Ia memang seorang anak yang cerdas. Ia juga tahu, bulan depan adalah hari ulang tahun ibunya. Ia berniat membelikan sebuah jam tangan, yang sangat didambakan ibunya selama ini. Ibunya pernah mencobanya di sebuah toko, tetapi segera menolak setelah pemilik toko menyebutkan harganya. Jam tangan itu sederhana, tidak terlalu mewah, tetapi bagi mereka, itu terlalu mahal. Masih banyak keperluan lain yang perlu dibiayai.<br /><br />Sang anak segera pergi ke toko tersebut, yang tidak jauh dari rumahnya. Ia meminta kepada kakek pemilik toko agar menyimpan jam tangan tersebut, karena ia akan membelinya bulan depan. “Apakah kamu punya uang?” tanya sang pemilik toko. “Tidak sekarang, nanti saya akan punya”, kata sang anak dengan serius.<br /><br />Ternyata, bulan depan sang anak benar-benar muncul untuk membeli jam tangan tersebut. Sang kakek juga terkejut, kiranya sang anak hanya main-main. Ketika menyerahkan uangnya, sang kakek bertanya “Dari mana kamu mendapatkan uang itu? Bukan mencuri kan?”. “Saya tidak mencuri, kakek. Hari ini adalah hari ulang tahun ibuku. Saya biasanya naik becak pulang pergi ke sekolah. Selama sebulan ini, saya berjalan kaki saat pulang dari sekolah ke rumah, uang jajan dan uang becaknya saya simpan untuk beli jam ini. Kakiku sakit, tapi ini semua untuk ibuku. O ya, jangan beritahu ibuku tentang hal ini. Ia akan marah” kata sang anak. Sang pemilik toko tampak kagum pada anak tersebut.<br /><br />Seperti biasanya, sang ibu pulang dari kerja di sore hari. Sang anak segera memberikan ucapan selamat pada ibu, dan menyerahkan jam tangan tersebut. Sang ibu terkejut bercampur haru, ia bangga dengan anaknya. Jam tangan ini memang adalah impiannya. Tetapi sang ibu tiba-tiba tersadar, dari mana uang untuk membeli jam tersebut. Sang anak tutup mulut, tidak mau menjawab.<br /><br />“Apakah kamu mencuri, Nak?” Sang anak diam seribu bahasa, ia tidak ingin ibu mengetahui bagaimana ia mengumpulkan uang tersebut. Setelah ditanya berklai-kali tanpa jawaban, sang ibu menyimpulkan bahwa anaknya telah mencuri. “Walaupun kita miskin, kita tidak boleh mencuri. Bukankah ibu sudah mengajari kamu tentang hal ini?” kata sang ibu.<br /><br />Lalu ibu mengambil rotan dan mulai memukul anaknya. Biarpun ibu sayang pada anaknya, ia harus mendidik anaknya sejak kecil. Sang anak menangis, sedangkan air mata sang ibu mengalir keluar. Hatinya begitu perih, karena ia sedang memukul belahan hatinya. Tetapi ia harus melakukannya, demi kebaikan anaknya. Suara tangisan sang anak terdengar keluar. Para tetangga menuju ke rumah tersebut heran, dan kemudian prihatin setelah mengetahui kejadiannya. “Ia sebenarnya anak yang baik”, kata salah satu tetangganya.<br /><br />Kebetulan sekali, sang pemilik toko sedang berkunjung ke rumah salah satu tetangganya yang merupakan familinya. Ketika ia keluar melihat ke rumah itu, ia segera mengenal anak itu. Ketika mengetahui persoalannya, ia segera menghampiri ibu itu untuk menjelaskan. Tetapi tiba-tiba sang anak berlari ke arah pemilik toko, memohon agar jangan menceritakan yang sebenarnya pada ibunya.<br /><br />“Nak, ketahuilah, anak yang baik tidak boleh berbohong, dan tidak boleh menyembunyikan sesuatu dari ibunya”. Sang anak mengikuti nasehat kakek itu. Maka kakek itu mulai menceritakan bagaimana sang anak tiba-tiba muncul di tokonya sebulan yang lalu, memintanya untuk menyimpan jam tangan tersebut, dan sebulan kemudian akan membelinya. Anak itu muncul siang tadi di tokonya, katanya hari ini adalah hari ulang tahun ibunya. Ia juga menceritakan bagaimana sang anak berjalan kaki dari sekolahnya pulang ke rumah dan tidak jajan di sekolah selama sebulan ini, untuk mengumpulkan uang membeli jam tangan kesukaan ibunya.<br /><br />Tampak sang kakek meneteskan air mata saat selesai menjelaskan hal tersebut, begitu pula dengan tetangganya. Sang ibu segera memeluk anak kesayangannya, keduanya menangis dengan tersedu-sedu.”Maafkan saya, Nak.”<br />“Tidak Bu, saya yang bersalah”<br /><br />Sementara itu, ternyata ayah dari sang anak sudah menikah, tetapi istrinya mandul. Mereka tidak punya anak. Sang orangtua sangat sedih akan hal ini, karena tidak akan ada yang mewarisi usaha mereka kelak. Ketika sang ibu dan anaknya berjalan-jalan ke kota, dalam sebuah kesempatan, mereka bertemu dengan sang ayah dan istrinya. Sang ayah baru menyadari bahwa sebenarnya ia sudah punya anak dari darah dagingnya sendiri. Ia mengajak mereka berkunjung ke rumahnya, bersedia menanggung semua biaya hidup mereka, tetapi sang ibu menolak. Kami bisa hidup dengan baik tanpa bantuanmu.<br /><br />Berita ini segera diketahui oleh orang tua sang pria. Mereka begitu ingin melihat cucunya, tetapi sang ibu tidak mau mengizinkan.<br /><br />Di pertengahan tahun, penyakit sang anak kembali kambuh. Dokter mengatakan bahwa penyakit sang anak butuh operasi dan perawatan yang konsisten. Kalau kambuh lagi, akan membahayakan jiwanya. Keuangan sang ibu sudah agak membaik, dibandingkan sebelumnya. Tetapi biaya medis tidaklah murah, ia tidak sanggup membiayainya. Sang ibu kembali berpikir keras. Tetapi ia tidak menemukan solusi yang tepat. Satu-satunya jalan keluar adalah menyerahkan anaknya kepada sang ayah, karena sang ayahlah yang mampu membiayai perawatannya.<br /><br />Maka di hari Minggu ini, sang ibu kembali mengajak anaknya berkeliling kota, bermain-main di taman kesukaan mereka. Mereka gembira sekali, menyanyikan lagu “Shi Sang Chi You Mama Hau”, lagu kesayangan mereka. Untuk sejenak, sang ibu melupakan semua penderitaannya, ia hanyut dalam kegembiraan bersama sang anak. Sepulang ke rumah, ibu menjelaskan keadaannya pada sang anak. Sang anak menolak untuk tinggal bersama ayahnya, karena ia hanya ingin dengan ibu. “Tetapi ibu tidak mampu membiayai perawatan kamu, Nak” kata ibu. “Tidak apa-apa Bu, saya tidak perlu dirawat. Saya sudah sehat, bila bisa bersama-sama dengan ibu. Bila sudah besar nanti, saya akan cari banyak uang untuk biaya perawatan saya dan untuk ibu. Nanti, ibu tidak perlu bekerja lagi, Bu”, kata sang anak. Tetapi ibu memaksa akan berkunjung ke rumah sang ayah keesokan harinya. Penyakitnya memang bisa kambuh setiap saat.<br /><br />Disana ia diperkenalkan dengan kakek dan neneknya. Keduanya sangat senang melihat anak imut tersebut. Ketika ibunya hendak pulang, sang anak meronta-ronta ingin ikut pulang dengan ibunya. Walaupun diberikan mainan kesukaan sang anak, yang tidak pernah ia peroleh saat bersama ibunya, sang anak menolak. “Saya ingin Ibu, saya tidak mau mainan itu”, teriak sang anak dengan nada yang polos. Dengan hati sedih dan menangis, sang ibu berkata “Nak, kamu harus dengar nasehat ibu. Tinggallah di sini. Ayah, kakek dan nenek akan bermain bersamamu.” “Tidak, aku tidak mau mereka. Saya hanya mau ibu, saya sayang ibu, bukankah ibu juga sayang saya? Ibu sekarang tidak mau saya lagi”, sang anak mulai menangis.<br /><br />Bujukan demi bujukan ibunya untuk tinggal di rumah besar tersebut tidak didengarkan anak kecil tersebut. Sang anak menangis tersedu-sedu “Kalau ibu sayang padaku, bawalah saya pergi, Bu”. Sampai pada akhirnya, ibunya memaksa dengan mengatakan “Benar, ibu tidak sayang kamu lagi. Tinggallah disini”, ibunya segera lari keluar meninggalkan rumah tersebut. Tampak anaknya meronta-ronta dengan ledakan tangis yang memilukan.<br /><br />Di rumah, sang ibu kembali meratapi nasibnya. Tangisannya begitu menyayat hati, ia telah berpisah dengan anaknya. Ia tidak diperbolehkan menjenguk anaknya, tetapi mereka berjanji akan merawat anaknya dengan baik. Diantara isak tangisnya, ia tidak menemukan arti hidup ini lagi. Ia telah kehilangan satu-satunyanya alasan untuk hidup, anaknya tercinta.<br /><br />Kemudian ibu yang malang itu mengambil pisau dapur untuk memotong urat nadinya. Tetapi saat akan dilakukan, ia sadar bahwa anaknya mungkin tidak akan diperlakukan dengan baik. Tidak, ia harus hidup untuk mengetahui bahwa anaknya diperlakukan dengan baik. Segera, niat bunuh diri itu dibatalkan, demi anaknya juga.<br /><br />Setahun berlalu. Sang ibu telah pindah ke tempat lain, mendapatkan kerja yang lebih baik lagi. Sang anak telah sehat, walaupun tetap menjalani perawatan medis secara rutin setiap bulan. Seperti biasa, sang anak ingat akan hari ulang tahun ibunya. Uang pun dapat ia peroleh dengan mudah, tanpa perlu bersusah payah mengumpulkannya. Maka, pada hari tersebut, sepulang dari sekolah, ia tidak pulang ke rumah, ia segera naik bus menuju ke desa tempat tinggal ibunya, yang memakan waktu beberapa jam. Sang anak telah mempersiapkan setangkai bunga, sepucuk surat yang menyatakan ia setiap hari merindukan ibu, sebuah kartu ucapan selamat ulang tahun, dan nilai ujian yang sangat bagus. Ia akan memberikan semuanya untuk ibu.<br /><br />Sang anak berlari riang gembira melewati gang-gang kecil menuju rumahnya. Tetapi ketika sampai di rumah, ia mendapati rumah ini telah kosong. Tetangga mengatakan ibunya telah pindah, dan tidak ada yang tahu kemana ibunya pergi. Sang anak tidak tahu harus berbuat apa, ia duduk di depan rumah tersebut, menangis “Ibu benar-benar tidak menginginkan saya lagi.”<br /><br />Sementara itu, keluarga sang ayah begitu cemas, ketika sang anak sudah terlambat pulang ke rumah selama lebih dari 3 jam. Guru sekolah mengatakan semuanya sudah pulang. Semua tempat sudah dicari, tetapi tidak ada kabar. Mereka panik. Sang ayah menelpon ibunya, yang juga sangat terkejut. Polisi pun dihubungi untuk melaporkan anak hilang.<br /><br />Ketika sang ibu sedang berpikir keras, tiba-tiba ia teringat sesuatu. Hari ini adalah hari ulang tahunnya. Ia terlalu sibuk sampai melupakannya. Anaknya mungkin pulang ke rumah. Maka sang ayah dan sang ibu segera naik mobil menuju rumah tersebut. Sayangnya, mereka hanya menemukan kartu ulang tahun, setangkai bunga, nilai ujian yang bagus, dan sepucuk surat anaknya. Sang ibu tidak mampu menahan tangisannya, saat membaca tulisan-tulisan imut anaknya dalam surat itu.<br /><br />Hari mulai gelap. Mereka sibuk mencari di sekitar desa tersebut, tanpa mendapatkan petunjuk apapun. Sang ibu semakin resah. Kemudian sang ibu membakar dupa, berlutut di hadapan altar Dewi Kuan Im, sambil menangis ia memohon agar bisa menemukan anaknya.<br /><br />Seperti mendapat petunjuk, sang ibu tiba-tiba ingat bahwa ia dan anaknya pernah pergi ke sebuah kuil Kuan Im di desa tersebut. Ibunya pernah berkata, bahwa bila kamu memerlukan pertolongan, mohonlah kepada Dewi Kuan Im yang welas asih. Dewi Kuan Im pasti akan menolongmu, jika niat kamu baik. Ibunya memprediksikan bahwa anaknya mungkin pergi ke kuil tersebut untuk memohon agar bisa bertemu dengan dirinya.<br /><br />Benar saja, ternyata sang anak berada di sana. Tetapi ia pingsan, demamnya tinggi sekali. Sang ayah segera menggendong anaknya untuk dilarikan ke rumah sakit. Saat menuruni tangga kuil, sang ibu terjatuh dari tangga, dan berguling-guling jatuh ke bawah.<br /><br />Sepuluh tahun sudah berlalu. Kini sang anak sudah memasuki bangku kuliah. Ia sering beradu mulut dengan ayah, mengenai persoalan ibunya. Sejak jatuh dari tangga, ibunya tidak pernah ditemukan. Sang anak telah banyak menghabiskan uang untuk mencari ibunya kemana-mana, tetapi hasilnya nihil.<br /><br />Siang itu, seperti biasa sehabis kuliah, sang anak berjalan bersama dengan teman wanitanya. Mereka tampak serasi. Saat melaju dengan mobil, di persimpangan sebuah jalan, ia melihat seorang wanita tua yang sedang mengemis. Ibu tersebut terlihat kumuh, dan tampak memakai tongkat. Ia tidak pernah melihat wanita itu sebelumnya. Wajahnya kumal, dan ia tampak berkomat-kamit. Di dorong rasa ingin tahu, ia menghentikan mobilnya, dan turun bersama pacar untuk menghampiri pengemis tua itu. Ternyata sang pengemis tua sambil mengacungkan kaleng kosong untuk minta sedekah, ia berucap dengan lemah “Dimanakah anakku? Apakah kalian melihat anakku?”. Sang anak merasa mengenal wanita tua itu. Tanpa disadari, ia segera menyanyikan lagu “Shi Sang Ci You Mama Hau” dengan suara perlahan, tak disangka sang pengemis tua ikut menyanyikannya dengan suara lemah. Mereka berdua menyanyi bersama. Ia segera mengenal suara ibunya yang selalu menyanyikan lagu tersebut saat ia kecil, sang anak segera memeluk pengemis tua itu dan berteriak dengan haru “Ibu? Ini saya ibu”.<br /><br />Sang pengemis tua itu terkejut, ia meraba-raba muka sang anak, lalu bertanya, “Apakah kamu ??..(nama anak itu)?” “Benar bu, saya adalah anak ibu?”. Keduanya pun berpelukan dengan erat, air mata keduanya berbaur membasahi bumi.<br /><br />Karena jatuh dari tangga, sang ibu yang terbentur kepalanya menjadi hilang ingatan, tetapi ia setiap hari selama sepuluh tahun terus mencari anaknya, tanpa peduli dengan keadaaan dirinya. Sebagian orang menganggapnya sebagai orang gila.<br /><br />Perenungkan untuk kita renungkan bersama-sama:<br /><br />Dalam kondisi kritis, Ibu kita akan melakukan apa saja demi kita. Ibu bahkan rela mengorbankan nyawanya.. Simaklah penggalan doa keputusasaan berikut ini, di saat Ibu masih muda, ataupun disaat Ibu sudah tua :<br /><br />1. Anakku masih kecil, masa depannya masih panjang. Oh Tuhan, ambillah aku sebagai gantinya.<br />2. Aku sudah tua, Oh Tuhan, ambillah aku sebagai gantinya.<br /><br />Diantara orang-orang disekeliling Anda, yang Anda kenal, Saudara/I kandung Anda, diantara lebih dari 6 Milyar manusia, siapakah yang rela mengorbankan nyawanya untuk Anda, kapan pun, dimana pun, dengan cara apapun ………..<br /><br />Tidak diragukan lagi “Ibu kita adalah Orang Yang Paling Mulia di dunia ini”.Sandy Vanzhttp://www.blogger.com/profile/11993467133709794442noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1298987393049556890.post-34248971136625852382010-11-10T09:31:00.000-08:002010-11-10T09:33:27.683-08:00孟母三迁= Meng mu san jienMeng Ce ( Mencius 372 SM - 289 SM. ) bermarga Meng dengan nama Ge, terlahir dimasa Chan Kuo (zaman peperangan 7 negara),didaerah Chou. Meng Ce sebagai pengagum ajaran Nabi Khong Hu Cu (Confusius), dan belakangan orang-orang menghormatinya sebagai Nabi.<br /><br /><br /><br />Semasa kanak-kanak, ayahnya telah tiada, ibunya bekerja menenun kain untuk nafkah hidup mereka.Waktu itu,Meng Ce tinggal berdekatan dengan kuburan, sering ia menyaksikan orang-orang yang mengantar ke penguburan sedang menangis sejadi-jadinya, juga dilihatnya orang-orang yang datang membersihkan kuburan dan bersembahyang dengan segala barang persembahannya. Meng Ce suka bermain dengan teman-teman tetangganya meniru orang menangis mengantar jenasah.<br /><br />Melihat kelakuan anaknya yang demikian, ibu Meng Ce merasa hal ini dapat berpengaruh buruk terhadap perkembangan jiwa anaknya, maka diputuskan untuk pindah ke kota.<br /><br /><br /><br />Tak disangka, di Tengah keramaian kota,tetangganya adalah seorang penjagal sapi dan penjual daging, Meng Ce kecil pun meniru menjagal sapi dan menjual dagingnya. Melihat hal ini, ibunya kembali merasa cemas dan memutuskan untuk pindah lagi.<br /><br />Kemudian mereka pindah ke tempat yang dekat dengan sekolahan. Melihat anak-anak bersekolah dengan rajin, Meng Ce pun tertarik dan mempunyai keinginan untuk ikut belajar.<br /><br /><br /><br />Melihat perkembangan baik ini, ibunya baru merasa lega hati, dan Meng Ce pun disekolahkan.Suatu hari,Meng Ce bolos sekolah dan pulang ke rumah sebelum jam belajar selesai, saat itu ibunya sedang menenun kain, melihat Meng Ce bolos, ibunya marah dan mengambil sebuah gunting lalu menggunting putus kain tenun yang sedang dikerjakan. Meng Ce sangat kaget melihat perbuatan ibunya dan ibunya pun “ mendidik” nya dengan menunjuk pada kain yang sudah putus terpotong :<br /><br />“ kamu harus belajar seperti menenun kain ini, mesti sebagian demi sebagian ditenun, kalau menenun sampai setengah lalu dipotong, berarti tidak bakal jadi sehelai kain. Belajar juga harus setahap demi setahap, dan kalau belajar hanya setengah-setengah, apakah bisa berhasil? Sama seperti menenun kain yang belum selesai sudah dipotong, berarti sia-sialah semuanya..! “<br /><br /><br />Meng Ce sangat tergugah oleh perkataan ibunya, dan langsung kembali lagi ke sekolah.<br /><br />Sejak itulah, dia rajin belajar dan berhasil menjadi seorang yang sangat terpelajar dan mempunyai kebajikan dalam membimbing orang lain. Dikemudian hari dia disebut sebagai “ Ya Sheng” (Nabi sastra ke-2 setelah Confusius)Sandy Vanzhttp://www.blogger.com/profile/11993467133709794442noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1298987393049556890.post-86567849174033569072010-11-10T09:26:00.000-08:002010-11-10T09:30:52.351-08:00Dua orang yang baik, tapi, mengapa perkawinan tidak berakhir bahagiaDua orang yang baik, tapi, mengapa perkawinan tidak berakhir bahagia<br /><br />Ibu saya adalah seorang yang sangat baik, sejak kecil, saya melihatnya dengan begitu gigih menjaga keutuhan keluargam. Ia selalu bangun dini hari, memasak bubur yang panas untuk ayah, karena lambung ayah tidak baik, pagi hari hanya bisa makan bubur.<br />Setelah itu, masih harus memasak sepanci nasi untuk anak-anak, karena anak-anak sedang dalam masa pertumbuhan, perlu makan nasi dengan begitu baru tidak akan lapar seharian di sekolah<br /><br />Setiap sore, ibu selalu membungkukkan badan menyikat panci, setiap panci di rumah kami bisa dijadikan cermin, tidak ada noda sedikit pun. Menjelang malam, dengan giat ibu membersihkan lantai, mengepel seinci demi seinci. Lantai di rumah tampak lebih bersih dibanding sisi tempat tidur orang lain, tiada debu sedikit pun meski berjalan dengan kaki telanjang.<br /><br />Ibu saya adalah seorang wanita yang sangat rajin, namun, di mata ayahku, ia (ibu) bukan pasangan yang baik. Dalam proses pertumbuhan saya, tidak hanya sekali saja ayah selalu menyatakan kesepiannya dalam perkawinan, tidak memahaminya<br /><br />Ayah saya adalah seorang laki-laki yang bertanggung jawab. Ia tidak merokok, tidak minum-minuman keras, serius dalam pekerjaan, setiap hari berangkat kerja tepat waktu, bahkan saat libur juga masih mengatur jadwal sekolah anak-anak, mengatur waktu istrirahat anak-anak. Ia adalah seorang ayah yang penuh tanggung jawab, mendorong anak-anak untuk berpretasi dalam pelajaran<br />Ia suka main catur, suka larut dalam dunia buku-buku kuno, Ayah saya adalah seoang laki-laki yang baik, di mata anak-anak: Ia maha besar seperti langit, menjaga kami, melindungi kami dan mendidik kami<br /><br />Hanya saja, di mata ibuku, ia juga bukan seorang pasangan yang baik, dalam proses pertumbuhan saya,<br />kerap kali saya melihat ibu menangis terisak secara diam diam di sudut halaman<br /><br />Ayah menyatakannya dengan kata-kata, sedang ibu dengan aksi, menyatakan kepedihan yang dijalani dalam perkawinan<br />Dalam proses pertumbuhan, aku melihat juga mendengar ketidakberdayaan dalam perkawinan ayah dan ibu,<br />sekaligus merasakan betapa baiknya mereka, dan mereka layak mendapatkan sebuah perkawinan yang baik<br />Sayangnya, dalam masa-masa keberadaan ayah di dunia, kehidupan perkawinan mereka lalui dalam kegagalan,<br />sedangkan aku, juga tumbuh dalam kebingungan, dan aku bertanya pada diriku sendiri:<br />Dua orang yang baik mengapa tidak diiringi dengan perkawinan yang bahagia?<br /><br /><br />Pengorbanan yang dianggap benar<br /><br />Setelah dewasa, saya akhirnya memasuki usia perkawinan, dan secara perlahan-lahan saya pun mengetahui akan jawaban ini<br />Di masa awal perkawinan, saya juga sama seperti ibu, berusaha menjaga keutuhan keluarga, menyikat panci dan membersihkan lantai,<br />Dengan sungguh-sungguh berusaha memelihara perkawinan sendiri<br /><br />Anehnya, saya tidak merasa bahagia; dan suamiku sendiri, sepertinya juga tidak bahagia<br />Saya merenung, mungkin lantai kurang bersih, masakan tidak enak, lalu, dengan giat saya membersihkan lantai lagi,<br />dan memasak dengan sepenuh hati<br /><br />Namun, rasanya, kami berdua tetap saja tidak bahagia<br />Hingga suatu hari, ketika saya sedang sibuk membersihkan lantai, suami saya berkata: Istriku, temani aku sejenak mendengar alunan musik!<br />Dengan mimik tidak senang saya berkata: Apa tidak melihat masih ada separoh lantai lagi yang belum di pel ?<br />Begitu kata-kata ini terlontar, saya pun termenung, kata-kata yang sangat tidak asing di telinga,<br />dalam perkawinan ayah dan ibu saya, ibu juga kerap berkata begitu sama ayah<br /><br />Saya sedang mempertunjukkan kembali perkawinan ayah dan ibu, sekaligus mengulang kembali ketidakbahagiaan dalam perkwinan mereka<br />Ada beberapa kesadaran muncul dalam hati saya<br /><br /><br />Yang kamu inginkan ?<br /><br />Saya hentikan sejenak pekerjaan saya, lalu memandang suamiku, dan teringat akan ayah saya<br />Ia selalu tidak mendapatkan pasangan yang dia inginkan dalam perkawinannya,<br />Waktu ibu menyikat panci lebih lama daripada menemaninya<br />Terus menerus mengerjakan urusan rumah tangga, adalah cara ibu dalam mempertahankan perkawinan,<br />Ia memberi ayah sebuah rumah yang bersih, namun, jarang menemaninya, sibuk mengurus rumah,<br />Ia berusaha mencintai ayah dengan caranya, dan cara ini adalah mengerjakan urusan rumah tangga<br /><br />Dan aku, aku juga menggunakan caraku berusaha mencintai suamiku<br />Cara saya juga sama seperti ibu, perkawinan saya sepertinya tengah melangkah ke dalam sebuah cerita,<br />Dua orang yang baik mengapa tidak diiringi dengan perkawinan yang bahagia<br /><br />Kesadaran saya membuat saya membuat keputusan (pilihan) yang sama<br />Saya hentikan sejenak pekerjaan saya, lalu duduk di sisi suami, menemaninya mendengar musik,<br />Dan dari kejauhan, saat memandangi kain pel di atas lantai seperti menatapi nasib ibu<br /><br />Saya bertanya pada suamiku: Apa yang kau butuhkan?<br />Aku membutuhkanmu untuk menemaniku mendengar musik, rumah kotor sedikit tidak apa-apa-lah,<br />Nanti saya carikan pembantu untukmu, dengan begitu kau bisa menemaniku! ujar suamiku<br /><br />Saya kira kamu perlu rumah yang bersih, ada yang memasak untukmu, ada yang mencuci pakianmu?<br />Dan saya mengatakan sekaligus serentetan hal-hal yang dibutuhkannya, semua itu tidak penting-lah! Ujar suamiku.<br />Yang paling kuharapkan adalah kau bisa lebih sering menemaniku<br />Ternyata sia-sia semua pekerjaan yang saya lakukan, hasilnya benar-benar membuat saya terkejut<br />Kami meneruskan menikmati kebutuhan masing-masing, dan baru saya sadari ternyata dia juga telah banyak melakukan pekerjaan yang sia-sia,<br />Kami memiliki cara masing-masing bagaimana mencintai, namun, bukannya cara pihak kedua<br /><br /><br />Jalan kebahagiaan<br /><br />Sejak itu, saya menderetkan sebuah daftar kebutuhan suami, dan meletakkanya di atas meja buku,<br />Begitu juga dengan suamiku, dia juga menderetkan sebuah daftar kebutuhanku<br />Puluhan kebutuhan yang panjang lebar dan jelas, seperti misalnya, waktu senggang menemani pihak kedua mendengar musik,<br />Saling memeluk kalau sempat, setiap pagi memberi sentuhan selamat jalan bila berangkat<br /><br />Beberapa hal cukup mudah dilaksanakan, tapi ada juga yang cukup sulit, misalnya dengarkan aku, jangan memberi komentar<br />Ini adalah kebutuhan suami. Kalau saya memberinya usul, dia bilang akan merasa dirinya akan tampak seperti orang bodoh<br />Menurutku, ini benar-benar masalah gengsi laki-laki<br /><br />Saya juga meniru suami tidak memberikan usul, kecuali dia bertanya pada saya,<br />Kalau tidak saya hanya boleh mendengar dengan serius, menurut sampai tuntas, demikian juga ketika salah jalan<br />Bagi saya ini benar-benar sebuah jalan yang sulit dipelajari, namun, jauh lebih santai daripada mengepel,<br />Dan dalam kepuasan kebutuhan kami ini, perkawinan yang kami jalani juga kian hari semakin penuh daya hidup<br />Saat saya lelah, saya memilih beberapa hal yang gampang dikerjakan, misalnya menyetel musik ringan,<br />Dan kalau lagi segar bugar merancang perjalanan keluar kota<br /><br />Menariknya, pergi ke taman flora adalah hal bersama dan kebutuhan kami, setiap ada pertikaian, selalu pergi ke taman flora,<br />Dan selalu bisa menghibur gejolak hati masing-masing<br />Sebenarnya, kami saling mengenal dan mencintai juga dikarenakan kesukaan kami pada taman flora,<br />Lalu bersama kita menapak ke tirai merah perkawinan, kembali ke taman bisa kembali ke dalam suasana hati yang saling mencintai bertahun-tahun silam<br /><br />Bertanya pada pihak kedua: Apa yang kau inginkan, kata-kata ini telah menghidupkan sebuah jalan kebahagiaan lain dalam perkawinan<br />Keduanya akhirnya melangkah ke jalan bahagia<br /><br />Kini, saya tahu kenapa perkawinan ayah ibu tidak bisa bahagia,<br />Mereka terlalu bersikeras menggunakan cara sendiri dalam mencintai pihak kedua<br />Bukan mencintai pasangannya dengan cara pihak kedua<br />Diri sendiri lelahnya setengah mati, namun, pihak kedua tidak dapat merasakannya,<br />Akhirnya ketika menghadapi penantian perkawinan, hati ini juga sudah kecewa dan hancurSandy Vanzhttp://www.blogger.com/profile/11993467133709794442noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1298987393049556890.post-38760134850779419222010-11-10T09:25:00.000-08:002010-11-10T09:26:45.731-08:00Hukum Pygmalion - Hukum Berpikir PositifHukum Pygmalion - Hukum Berpikir Positif<br /><br />Pygmalion adalah seorang pemuda yang berbakat seni memahat. Ia sungguh piawai dalam memahat patung. Karya ukiran tangannya sungguh bagus.Tetapi bukan kecakapannya itu menjadikan ia dikenal dan disenangi teman dan tetangganya.<br /><br />Pygmalion dikenal sebagai orang yang suka berpikiran positif. Ia memandang segala sesuatu dari sudut yang baik.<br />Apabila lapangan di tengah kota becek, orang-orang mengomel. Tetapi Pygmalion berkata, "Untunglah, lapangan yang lain tidak sebecek ini."<br />Ketika ada seorang pembeli patung ngotot menawar-nawar harga, kawan-kawan Pygmalion berbisik, "Kikir betul orang itu."<br />Tetapi Pygmalion berkata, "Mungkin orang itu perlu mengeluarkan uang untuk urusan lain yang lebih perlu".<br />Ketika anak-anak mencuri apel dikebunnya, Pygmalion tidak mengumpat. Ia malah merasa iba, "Kasihan, anak-anak itu kurang mendapat pendidikan dan makanan yang cukup di rumahnya."<br /><br /><br />Itulah pola pandang Pygmalion. Ia tidak melihat suatu keadaan dari segi buruk, melainkan justru dari segi baik. Ia tidak pernah berpikir buruk tentang orang lain; sebaliknya, ia mencoba membayangkan hal-hal baik dibalik perbuatan buruk orang lain.<br /><br />Pada suatu hari Pygmalion mengukir sebuah patung wanita dari kayu yang sangat halus. Patung itu berukuran manusia sungguhan. Ketika sudah rampung, patung itu tampak seperti manusia betul. Wajah patung itu tersenyum manis menawan, tubuhnya elok menarik.<br /><br />Kawan-kawan Pygmalion berkata, "Ah,sebagus-bagusnya patung, itu cuma patung, bukan isterimu."<br /><br />Tetapi Pygmalion memperlakukan patung itu sebagai manusia betul. Berkali-kali patung itu ditatapnya dan dielusnya.<br /><br />Para dewa yang ada di Gunung Olympus memperhatikan dan menghargai sikap Pygmalion, lalu mereka memutuskan untuk memberi anugerah kepada Pygmalion, yaitu mengubah patung itu menjadi manusia betul. Begitulah, Pygmalion hidup berbahagia dengan isterinya itu yang konon adalah wanita tercantik di seluruh negeri Yunani.<br /><br />Nama Pygmalion dikenang hingga kini untuk mengambarkan dampak pola berpikir yang positif. Kalau kita berpikir positif tentang suatu keadaan atau seseorang, seringkali hasilnya betul-betul menjadi positif.<br /><br />Misalnya,<br />Jika kita bersikap ramah terhadap seseorang, maka orang itupun akan menjadi ramah terhadap kita.<br />Jika kita memperlakukan anak kita sebagai anak yang cerdas, akhirnya dia betul-betul menjadi cerdas.<br />Jika kita yakin bahwa upaya kita akan berhasil, besar sekali kemungkinan upaya dapat merupakan separuh keberhasilan.<br /><br /><br />Dampak pola berpikir positif itu disebut dampak Pygmalion.<br /><br />Pikiran kita memang seringkali mempunyai dampak fulfilling prophecy atau ramalan tergenapi, baik positif maupun negatif.<br /><br />Kalau kita menganggap tetangga kita judes sehingga kita tidak mau bergaul dengan dia, maka akhirnya dia betul-betul menjadi judes.<br />Kalau kita mencurigai dan menganggap anak kita tidak jujur, akhirnya ia betul-betul menjadi tidak jujur.<br />Kalau kita sudah putus asa dan merasa tidak sanggup pada awal suatu usaha, besar sekali kemungkinannya kita betul-betul akan gagal.<br /><br /><br />Pola pikir Pygmalion adalah berpikir, menduga dan berharap hanya yang baik tentang suatu keadaan atau seseorang. Bayangkan, bagaimana besar dampaknya bila kita berpola pikir positif seperti itu. Kita tidak akan berprasangka buruk tentang orang lain.<br /><br />Kita tidak menggunjingkan desas-desus yang jelek tentang orang lain. Kita tidak menduga-duga yang jahat tentang orang lain.<br /><br />Kalau kita berpikir buruk tentang orang lain, selalu ada saja bahan untuk menduga hal-hal yang buruk. Jika ada seorang kawan memberi hadiah kepada kita, jelas itu adalah perbuatan baik. Tetapi jika kita berpikir buruk,kita akan menjadi curiga, "Barangkali ia sedang mencoba membujuk," atau kita mengomel, "Ah, hadiahnya cuma barang murah." Yang rugi dari pola pikir seperti itu adalah diri kita sendiri.Kita menjadi mudah curiga. Kita menjadi tidak bahagia.<br /><br />Sebaliknya, kalau kita berpikir positif, kita akan menikmati hadiah itu dengan rasa gembira dan syukur, "Ia begitu murah hati. Walaupun ia sibuk, ia ingat untuk memberi kepada kita."<br /><br />Warna hidup memang tergantung dari warna kaca mata yang kita pakai.<br />Kalau kita memakai kaca mata kelabu, segala sesuatu akan tampak kelabu. Hidup menjadi kelabu dan suram. Tetapi kalau kita memakai kaca mata yang terang, segala sesuatu akan tampak cerah. Kaca mata yang berprasangka atau benci akan menjadikan hidup kita penuh rasa curiga dan dendam. Tetapi kaca mata yang damai akan menjadikan hidup kita damai.<br /><br /><br />Hidup akan menjadi baik kalau kita memandangnya dari segi yang baik. Berpikir baik tentang diri sendiri. Berpikir baik tentang orang lain. Berpikir baik tentang keadaan.<br /><br />Dampak berpikir baik seperti itu akan kita rasakan. Keluarga menjadi hangat. Kawan menjadi bisa dipercaya. Tetangga menjadi akrab. Pekerjaan menjadi menyenangkan. Dunia menjadi ramah. Hidup menjadi indah. Seperti Pygmalion, begitulahSandy Vanzhttp://www.blogger.com/profile/11993467133709794442noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1298987393049556890.post-84656497903907504452010-11-10T09:17:00.000-08:002010-11-10T09:25:07.457-08:00Apakah cinta perluh Pengorbanan?“Apakah kau mencintaiku?”, tanya Yuliana kepada pacarnya. Sambil memandang mata kekasihnya Yendi dengan lembut berkata, “tentu saja sayang”, disertai dengan sebuah kecupan hangat dikeningnya Yuliana. “Lalu apa yang membuatmu jatuh cinta kepadaku?”, tanya Yuliana sambil bermanja pada Yendi. “aku tidak tahu, yang aku tahu aku sangat mencintaimu. Bahkan akupun tidak tahu kenapa dada ku selalu berdebar-debar jika keluar bersamamu, seperti saat ini”, jawab Yendi spontan.<br /><br />“Masa kamu tidak tahu alasan mencintaiku sih?”, tanya Yuliana agak sedikit ngambek. “teman-temanku selalu bercerita padaku bahwa pacarnya mencintainya karena mereka cantik, karena mereka menarik dan alasan-alasan lainnya”, sambung Yuliana. “hmmm...aku benar-benar tidak tahu sayang, alasan yang aku tahu adalah aku sangat mencintaimu, dan bagiku itu lebih dari cukup bukan?”, jawab Yendi sedikit bingung. “Tidak cukup bagiku”, jawab Yuliana pendek. Dari raut wajahnya yang cantik terlihat Yuliana ngambek.<br /><br />Yendi yang menyadari hal itu berpikir keras. Dia tidak ingin kebersamaan mereka menjadi jenuh hanya karena sebuah pertanyaan sederhana begitu. Akhirnya Yendi berkata pada Yuliana, “aku tahu alasan kenapa aku mencintaimu”, kata Yendi kepada Yuliana. “apa itu?”, tanya Yuliana penasaran. Dari matanya terpancar binar-binar gairah. Yuliana ingin tahu kenapa pangeran berkudanya datang dari jauh untuk menjemputnya.<br /><br />“Karena wajahmu yang cantik yang membuat mataku tak bisa berkedip”“Karena suaramu yang merdu yang membuat kedua telingaku tergiang terus”<br /><br />“Karena kelincahanmu yang membuat aku ingin selalu mengejarmu”<br /><br />Mendengar sang pangeran mengatakan alasan mencintainya, Yuliana pun senang sekali. Dalam kebersamaan sore itu, kedua pasangan ini seperti kupu-kupu cantik yang tidak henti-hentinya menari-nari diatas bunga, membuat ciptaan Tuhan lainnya iri. Selang beberapa bulan kemudian, kekasih Yendi, Yuliana mendapat kecelakaan.<br /><br />Dari keadaan mobilnya, bisa dipastikan Yuliana mengalami kecelakaan yang cukup parah. Dia dibawa kerumah sakit oleh orang-orang yang menolongnya. Dan dari diagnosis dokter, Yuliana harus diopname beberapa bulan dirumah sakit. Dalam kesedihannya yang mendalam, Yuliana menanggis tersedu-sedu. Wajahnya yang dulu cantik sekarang harus menerima kenyataan bahwa ada beberapa jahitan abadi di wajahnya. Suaranya yang dulu selalu Yendi puja-puja bisa meluluhkan hati para malaikat sekarang menjadi parau karena saat terjadi kecelakaan tenggorokannya tertekan oleh benda keras. Kelincahannya yang membuat Yendi selalu ingin mengejarnya, sekarang untuk berjalan saja dunia terasa berat sebelah. Kenyataan itu membuat Yuliana hampir menjadi gila.<br /><br />Selang beberapa minggu. Yuliana memberanikan diri mengirim surat kepada Yendi tentang keadaannya. Sebelumnya Yendi tidak tahu bahwa kekasihnya Yuliana mengalami kecelakaan. Yuliana juga meminta teman-temanya Yendi agar merahasiakan hal ini karena tidak ingin Yendi kuatir karena hal itu akan mengganggu konsentrasinya. Dalam surat tersebut, Yuliana menjelaskan semuanya. Dari kenapa dia tidak memberitahu Yendi tentang kecelakaan yang ia alami sampai juga kenyataan yang harus ia terima.<br /><br />Disurat itu Yuliana juga meminta Yendi untuk meninggalkannya dan mencari pacar yang lain karena sudah tidak ada alasan Yendi harus mencintainya. Dengan sangat berat hati dan penuh air mata Yuliana meminta temannya mengirimkan surat itu. Beberapa minggu kemudian, surat yang dikirim Yuliana mendapat balasan dari Yendi. Yuliana tidak berani membuka surat itu selama beberapa hari. Yuliana sudah tahu isinya pasti akan sangat menyakitkan. Tapi pada pagi itu, Yuliana memberanikan diri untuk membaca surat dari pangerannya. Toh nasi sudah jadi bubur. Penyesalan yang disesali pun tidak akan mengubah kenyataan yang terjadi. Maka dibukalah surat itu dan dibacanya pelan-pelan.<br /><br />Dear Yuliana, malaikat kecilku...<br /><br />Dulu kamu bertanya padaku, apa alasan aku mencintaimu. Dan alasan-alasan itu telah kuutarakan padamu. Sekarang aku juga ingin memperjelas hubungan kita. Ya, sepertinya aku harus meninggalkanmu.....<br /><br />Membaca surat tersebut hati Yuliana begitu hancur, air matanya mulai membasahi wajahnya. Dalam hatinya Yuliana sudah menebak balasan surat kekasihnya akan menyakitkan, tapi tidak disangka setelah dibaca lebih menyakitkan lagi. Yuliana mengusap air matanya yang semakin deras membasahi wajahnya. Surat itu masih ada lanjutannya, maka Yuliana memaksakan diri untuk membaca habis surat itu.<br /><br />Tentunya kamu masih ingat, aku pernah berkata bahwa aku mencintaimu karena kamu cantik, tapi itu sebelum kecelakaan yang menimpamu. Dulu wajahmu yang cantik sekarang tidak seperti itu lagi sekarang, dan ini adalah alasan pertama aku tidak bisa mencintaimu lagi....<br /><br />Aku pernah mengatakan padamu bahwa aku mencintaimu bahwa suaramu yang merdu, suara yang membuatku damai, suara yang membuat pohon-pohon dan bunga bermekaran....tapi itu dulu. Sekarang suaramu tidak seperti itu lagi, dan ini alasan keduamu tidak bisa mencintaimu lagi.<br /><br />Aku juga pernah mengatakan padamu, kelincahanmu selalu membuatku gemas untuk mengejarmu. Langkah-langkah kakimu bagaikan menari diatas lantai dansa. Setiap gerakanmu membuatku ingin menangkapmu dan memelukmu...tapi itu pun dulu. Inilah alasan ketigaku tidak bisa mencintaimu lagi.<br /><br />Tapi.... Masih ingatkah kamu bahwa aku juga pernah mengatakan padamu aku tidak tahu alasan kenapa aku sangat mencintaimu? Dan sampai hari ini aku pun tidak tahu kenapa aku masih sangat mencintaimu. Jika cinta memerlukan alasan-alasan untuk mencintai, maka saat kamu membaca surat ini aku mungkin sudah pergi jauh. Sekali lagi aku katakan padamu, aku benar-benar tidak tahu alasan mengapa aku mencintaimu, yang aku tahu aku sangat mencintaimu. Beberapa hari lagi aku akan pulang menjengukmu, hari Selasa aku akan pulang dari tugas kantorku. Tunggulah kedatangan pangeranmu datang menjemputmu.<br /><br />Oya sayang, kamu mungkin berpikir aku hanya menghiburmu disurat ini. Tapi ketahuilah bahwa foto-foto dan videomu telah kuterima dari teman-temanku. Mereka mengirimkannya kepadaku supaya aku bisa mengambil keputusan dalam hidupku, sebuah keputusan yang besar,apakah aku harus tetap bersamamu atau berpisah, dan tahukah kamu, menurutku wajahmu tidaklah seburuk dalam suratmu, malah menurutmu kamu makin cantik dan aku tidak tahu alasanya, bagiku kamu tetap cantik dimataku. Suaramu saat berbicara juga tetap merdu ditelingaku, bahkan dalam video yang direkam tanpa sepengetahuanmu. Aku sudah tidak sabar ingin menemuimu malaikat kecilku.<br /><br />Pelukan hangat dan kecupan sayang dari pangeranmu nan jauh...Yendi<br /><br />Air mata yang mengalir sebelumnya adalah air mata kesedihan, tapi sekarang air mata itu berganti air mata kebahagiaan. Yuliana mencoba mencari kalendar tanggal kedatangannya pangerannya. Hari ini tanggal 14 bulan Februari. Hari selasa. Hari ini pangeranku datang kata Yuliana dalam hati. Dia mencoba merapikan rambutnya serapi mungkin menanti pangerannya datang, belum selesai merapikan terdengar pintu kamar terbuka..... Seorang pria datang, pria yang sangat tampan. Terlihat dari wajahnya pria ini telah lama mengenal Yuliana. Wajahnya tersenyum sangat lembut. Mata birunya begitu indah memancarkan cahaya kerinduan yang mendalam. Ditanganya terdapat sebuket mawar putih. Putih yang melambangkan kesetiaan. Putih yang melambangkan ketulusan. Pria tampan ini lalu berkata pada Yuliana dengan lembut.<br /><br />“Aku datang menjemputmu malaikat kecilku...”<br /><br />cerita ini diambil dari catatan Ai Cia 爱家 (陈爱家)Sandy Vanzhttp://www.blogger.com/profile/11993467133709794442noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1298987393049556890.post-3323652113099916252010-11-10T09:14:00.000-08:002010-11-10T09:16:45.306-08:00Setiap kemenagan butuh kesabaranDi suatu sore, seorang anak datang kepada ayahnya yg sedang baca koran… ayah anak“Ayah, ayah” kata sang anak…<br /><br />“Ada apa?” tanya sang ayah…..<br /><br />“aku capek, sangat capek … aku capek karena aku belajar mati matian untuk mendapat nilai bagus sedang temanku bisa dapat nilai bagus dengan menyontek…aku mau menyontek saja! aku capek. sangat capek…<br /><br />aku capek karena aku harus terus membantu ibu membersihkan rumah, sedang temanku punya pembantu, aku ingin kita punya pembantu saja! … aku capel, sangat capek …<br /><br />aku cape karena aku harus menabung, sedang temanku bisa terus jajan tanpa harus menabung…aku ingin jajan terus! …<br /><br />aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga lisanku untuk tidak menyakiti, sedang temanku enak saja berbicara sampai aku sakit hati…<br /><br />aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga sikapku untuk menghormati teman teman ku, sedang teman temanku seenaknya saja bersikap kepada ku…<br /><br />aku capek ayah, aku capek menahan diri…aku ingin seperti mereka…mereka terlihat senang, aku ingin bersikap seperti mereka ayah ! ..” sang anak mulai menangis…<br /><br />Kemudian sang ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya sambil berkata<br /><br />” anakku ayo ikut ayah, ayah akan menunjukkan sesuatu kepadamu”,<br />lalu sang ayah menarik tangan sang anak kemudian mereka menyusuri sebuah jalan yang sangat jelek, banyak duri, serangga, lumpur, dan ilalang… lalu sang anak pun mulai mengeluh<br /><br />” ayah mau kemana kita?? aku tidak suka jalan ini, lihat sepatuku jadi kotor, kakiku luka karena tertusuk duri. badanku dikelilingi oleh serangga, berjalanpun susah krn ada banyak ilalang… aku benci jalan ini ayah” … sang ayah hanya diam.<br /><br />Sampai akhirnya mereka sampai pada sebuah telaga yang sangat indah, airnya sangat segar, ada banyak kupu kupu, bunga bunga yang cantik, dan pepohonan yang rindang…<br /><br />“Wwaaaah… tempat apa ini ayah? aku suka! aku suka tempat ini!” sang ayah hanya diam dan kemudian duduk di bawah pohon yang rindang beralaskan rerumputan hijau.<br /><br />“Kemarilah anakku, ayo duduk di samping ayah” ujar sang ayah, lalu sang anak pun ikut duduk di samping ayahnya.<br /><br />” Anakku, tahukah kau mengapa di sini begitu sepi? padahal tempat ini begitu indah…?”<br />” Tidak tahu ayah, memangnya kenapa?”<br />” Itu karena orang orang tidak mau menyusuri jalan yang jelek tadi, padahal mereka tau ada telaga di sini, tetapi mereka tidak bisa bersabar dalam menyusuri jalan itu”<br />” Ooh… berarti kita orang yang sabar ya yah? alhamdulillah”<br />” Nah, akhirnya kau mengerti”<br />” Mengerti apa? aku tidak mengerti”<br /><br />” Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam kujujuran, butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapat kemenangan, seperti jalan yang tadi… bukankah kau harus sabar saat ada duri melukai kakimu, kau harus sabar saat lumpur mengotori sepatumu, kau harus sabar melawati ilalang dan kau pun harus sabar saat dikelilingi serangga… dan akhirnya semuanya terbayar kan? ada telaga yang sangatt indah.. seandainya kau tidak sabar, apa yang kau dapat? kau tidak akan mendapat apa apa anakku, oleh karena itu bersabarlah anakku”<br /><br />” Tapi ayah, tidak mudah untuk bersabar ”<br /><br />” Aku tau, oleh karena itu ada ayah yang menggenggam tanganmu agar kau tetap kuat … begitu pula hidup, ada ayah dan ibu yang akan terus berada di sampingmu agar saat kau jatuh, kami bisa mengangkatmu, tapi… ingatlah anakku… ayah dan ibu tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh, suatu saat nanti, kau harus bisa berdiri sendiri… maka jangan pernah kau gantungkan hidupmu pada orang lain, jadilah dirimu sendiri… seorang pemuda muslim yang kuat, yang tetap tabah dan istiqomah karena ia tahu ada Allah di sampingnya… maka kau akan dapati dirimu tetap berjalan menyusuri kehidupan saat yang lain memutuskan untuk berhenti dan pulang… maka kau tau akhirnya kan?”<br /><br />” Ya ayah, aku tau.. aku akan dapat surga yang indah yang lebih indah dari telaga ini … sekarang aku mengerti … terima kasih ayah , aku akan tegar saat yang lain terlempar ”<br />Sang ayah hanya tersenyum sambil menatap wajah anak kesayangannya.Sandy Vanzhttp://www.blogger.com/profile/11993467133709794442noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1298987393049556890.post-55162388931527746952010-11-10T09:13:00.000-08:002010-11-10T09:14:22.644-08:00Sebuah pelajaranSekelompok kodok sedang ber jalan2<br />melintasi hutan.dua di antara<br />kodok tsb jatuh ke dalam sebuah<br />lubang.kodok2 yg lain segera<br />mengelilingi lubang tsb,ketika<br />melihat betapa dalam'y lubang<br />itu,mereka berkata pd ke 2 kodok<br />itu agar lebih baik menyerah saja.ke<br />2 kodok itu mngacuhkan'y dan<br />mencoba melompat keluar dari<br />lubang,sementara kodok2 yg di atas<br />tetap dan terus2 berteriak agar mereka<br />berhenti melompat,menyerah dan<br />mati saja,akhir'y salah 1 dari kodok yg<br />ada di lubang itu mendengarkan kata2<br />kodok di atas dan menyerah,ia pun<br />jatuh dan mati.sementara kodok yg 1"y<br />lg tetap melanjutkan lompatan'y<br />semampu mgkn,sekuat tenaga,dan<br />akhir'y dia berhasil keluar dari lubang<br />tsb,ketika sampai di atas se ekor<br />kodok bertanya pd'y"apa kau tak<br />mendengar teriakan kami???"lalu<br />kodok itu pun(sembari mmbaca<br />gerakan bibir kodok yg lain)<br />menjelaskan bahwa ia sebenar'y<br />tuli.akhir'y kerumunan kodok itu<br />pun sadar bahwa selama di bawah<br />tadi,mereka di anggap telah memberi<br />semangat kpd kodok yg tuli itu...<br />*Kekuatan hidup n mati ada pd<br />lidah,hati2 lah dgn apa yg di<br />ucapkan,suarakan "kata2<br />kehidupan".<br /><br />dari:Mei Lian 刘Sandy Vanzhttp://www.blogger.com/profile/11993467133709794442noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1298987393049556890.post-79755627942109692402010-11-10T09:11:00.000-08:002010-11-10T09:12:54.827-08:00Jeruk Busuk Rasa ManisJeruk Busuk Rasa Manis<br />Oleh Bayu Gawtamaby Smiling Heart<br /><br /><br />Suatu hari, ketika saya sedang menjenguk salah satu saudara yang<br />tengah dirawat di rumah sakit, terdengar suara makian keras dari<br />pasien sebelah, "Bawa jeruk kok busuk, mau ngeracunin saya? Biar saya<br />cepat mati?"<br /><br />Suara marah itu berasal dari lelaki tua yang kedatangan salah satu<br />keluarganya dengan membawa jeruk. Boleh jadi benar, bahwa beberapa<br />jeruk dalam jinjingan itu busuk atau masam. Meski tidak semua jeruk<br />yang dibawanya itu busuk dan sangat kebetulan yang terambil pertama<br />oleh si pasien yang busuk. Dan tanpa bertanya lagi, marahlah ia kepada<br />si pembawa jeruk.<br /><br />Sebenarnya, boleh dibilang wajar jika seorang pasien marah lantaran<br />kondisinya labil dan kesehatannya terganggu. Ketika ia marah karena<br />jeruk yang dibawa salah satu keluarganya itu busuk, mungkin itu hanya<br />pemicu dari segunung emosi yang terpendam selama berhari-hari di rumah<br />sakit. Penat, bosan, jenuh, mual, pusing, panas, dan berbagai perasaan<br />yang menderanya selama berhari-hari, belum lagi ditambah dengan<br />bisingnya rumah sakit, perawat yang kadang tak ramah, keluarga yang<br />mulai uring-uringan karena kepala keluarganya sekian hari tak bekerja,<br />semuanya membuat dadanya bergemuruh. Lalu datanglah salah satu<br />saudaranya dengan setangkai ketulusan berjinjing jeruk. Namun karena<br />jeruk yang dibawanya itu tak bagus, marahlah ia.<br /><br />Wajar. Sekali lagi wajar. Tetapi tidak dengan peristiwa lain yang<br />hampir mirip terjadi di acara keluarga besar belum lama ini. Seorang<br />keluarga yang tengah diberi ujian Allah menjalani kehidupannya dalam<br />ekonomi menengah ke bawah, berupaya untuk tetap berpartisipasi dalam<br />acara keluarga besar tersebut. Tiba-tiba, "Kalau nggak mampu beli<br />jeruk yang bagus, mending nggak usah beli. Jeruk asam gini siapa yang<br />mau makan?" suara itu terdengar di tengah-tengah keluarga dan membuat<br />malu keluarga yang baru datang itu.<br /><br />Pupuslah senyum keluarga itu, rusaklah acara kangen-kangenan keluarga<br />oleh kalimat tersebut. Si empunya suara mungkin hanya melihat dari<br />jeruk masam itu, tapi ia tak mampu melihat apa yang sudah dilakukan<br />satu keluarga itu untuk bisa membawa sekantong jeruk yang boleh jadi<br />harganya tak seberapa.<br /><br />Harga sekantong jeruk mungkin tak lebih dari sepuluh ribu rupiah. Tapi<br />tahukah seberapa besar pengorbanan yang dilakukan satu keluarga itu<br />untuk membelinya? Rumahnya sangat jauh dari rumah tempat acara<br />keluarga, dan sedikitnya tiga kali tukar angkutan umum. Sepuluh ribu<br />itu seharusnya bisa untuk makan satu hari satu keluarga. Boleh jadi<br />mereka akan menggadaikan satu hari mereka tanpa lauk pauk di rumah.<br />Atau jangan-jangan pagi hari sebelum berangkat, tak satu pun dari<br />anggota keluarga itu sempat menyantap sarapan karena uangnya dipakai<br />untuk membeli jeruk. Yang lebih parah, mungkin juga mereka rela<br />berjalan kaki dari jarak yang sangat jauh dan memilih tak menumpang<br />satu dari tiga angkutan umum yang seharusnya. "Ongkos bisnya kita<br />belikan jeruk saja ya, buat bawaan. Nggak enak kalau nggak bawa<br />apa-apa," kata si Ayah kepada keluarganya.<br /><br />Kalimat sang Ayah itu, hanya bisa dijawab dengan tegukan ludah kering<br />si kecil yang sudah tak sanggup menahan lelah dan panas berjalan<br />beberapa ratus meter. Tak tega, Ayah yang bijak itu pun menggendong<br />gadis kecil yang hampir pingsan itu. Ia tetap memaksakan hati untuk<br />tega demi bisa membeli harga dari di depan keluarga besarnya walau<br />hanya dengan sekantong jeruk. Menahan tangisnya saat mendengar<br />lenguhan nafas seluruh anggota keluarganya sambil berkali-kali<br />membungkuk, jongkok, atau bahkan singgah sesaat untuk mengumpulkan<br />tenaga. Itu dilakukannya demi mendapatkan sambutan hangat keluarga<br />besar karena menjinjing sesuatu.<br /><br />Setibanya di tempat acara, sebuah rumah besar milik salah satu<br />keluarga jauh yang sukses, menebar senyum di depan seluruh keluarga<br />yang sudah hadir sambil bangga bisa membawa sejinjing jeruk, lupa<br />sudah lelah satu setengah jam berjalan kaki, tak ingat lagi terik yang<br />memanggang tenggorokan, bertukar dengan sejumput rindu berjumpa<br />keluarga. Namun, terasa sakit telinga, layaknya dibakar dua matahari<br />siang. Lebih panas dari sengatan yang belum lama memanggang kulit,<br />ketika kalimat itu terdengar, "Jeruk asam begini kok dibawa..."<br /><br />Duh. Jika semua tahu pengorbanan yang dilakukan satu keluarga itu<br />untuk bisa menjinjing sekantong jeruk tadi, pastilah semua jeruk asam<br />itu akan terasa manis. Jauh lebih manis dari buah apa pun yang dibawa<br />keluarga lain yang tak punya masalah keuangan. Yang bisa datang dengan<br />kendaraan pribadi atau naik taksi dengan ongkos yang cukup untuk<br />membeli seperti jeruk manis dan segar.<br /><br />Mampukah kita melihat sedalam itu? Sungguh, manisnya akan terasa lebih<br />lama, meski jeruknya sudah dimakan berhari-hari yang lalu.Sandy Vanzhttp://www.blogger.com/profile/11993467133709794442noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1298987393049556890.post-16485960208673534292010-11-10T09:07:00.000-08:002010-11-10T09:10:03.292-08:00Berikan lebih banyak untuk MAMAMama melahirkan kita sambil menangis kesakitan...<br />Masihkah kita menyakitkannya?<br />Masih mampukah kita tertawa melihat penderitaannya?<br />Mencaci makinya?<br />Melawannya?<br />Memukulnya?<br />Mengacuhkannya?<br />Meninggalkannya?<br />Mama tidak pernah mengeluh membersihkan kotoran kita waktu masih kecil,<br />Memberikan ASI waktu kita bayi,<br />Mencuci celana kotor kita,<br />Menahan derita,<br />Menggendong kita sendirian...<br />Di saat mamamu tidur, coba kamu lihat matanya dan bayangkan matanya takkan terbuka untuk selamanya...<br />Tangannya tak dapat hapuskan airmatamu dan tiada lagi nasihat yang sering kita abaikan...<br />Bayangkan mamamu sudah tiada...<br />Apakah kamu cukup membahagiakannya...<br />Apakah kamu pernah berfikir betapa besar pengorbanannya semenjak kamu berada di dalam perutnya...<br />Kirim pesan ini pada semua... Itupun kalau kamu sayang mamamu dan mau mengingatkan teman2mu. Ingat-ingatlah 5 (lima) aturan sederhana untuk menjadi bahagia:<br />1. Bebaskan hatimu dari rasa benci.<br />2. Bebaskan pikiranmu dari segala kekuatiran.<br />3. Hiduplah dengan sederhana.<br />4. Berikan lebih banyak (give more).<br />5. Jangan terlalu banyak mengharap (expect less).<br />SADARILAH bahwa di dunia ini tidak ada 1 orang pun yang mau mati demi MAMA, tetapi... Beliau justru satu-satunya orang yang bersedia mati untuk melahirkan kita... Mama bukan tempat penititipan cucunya disaat anda jalan-jalan, tetapi disaat beliau sudah tua dan tak bertenaga, yang beliau butuhkan sekarang adalah perhatian anda, datang & hampiri dia, bertanyalah bagaimana kesehatannya saat ini dan dengarlah curhatnya, temani dia disaat dia membutuhkan anda, itu saja..... Beliau sudah bahagia sekali............. dan melupakan semua hutang anda kepadanya.....Sandy Vanzhttp://www.blogger.com/profile/11993467133709794442noreply@blogger.com0