Selasa, 18 Mei 2010

Kehidupan Manusia yang Seutuhnya

Dalam kehidupan ini, tidak ada yang yang mau disalahkan, tidak ada orang yang mau disakiti, tidak ada orang yang mau dihina, tidak ada yang mau dicuekin, tidak ada orang yang mau hidup sendiri, dan yang jelas hampir semua orang tidak ada yang sudi untuk menderita.
Bila pada dasarnya kita tidak mau hal diatas terjadi pada diri kita, namun mengapa hal tersebut paling sering terjadi dan menimpa siapa saja di dunia ini? dan terkadang datangnya bertubi-tubi, atau berulang-ulang.

Dalam Hidup ini juga, semua orang ingin hidupnya bahagia, ingin hidupnya terpenuhi, ingin hidupnya tenang, ingin selalu senang, ingin selalu disayang, dihargai, didengarkan dan dikasihi. Tetapi mengapa juga keinginan kita seperti yang diharapkan kadang jarang terjadi... kalau ada juga tetapi mengapa tidak begitu kita rasakan?

Sebenarnya semua hal itu datang dan pergi dalam setiap detik, setiap menit setiap hembusan nafas dalam hidup kita, tetapi terlalu jarang bagi kita untuk memperhatikannya... Pada saat kebahagiaan itu muncul sering dianggap sebagai suatu hal yang biasa. Tetapi begitu ketidakbahagiaan itu mencuat, kita segera menjadikannya sebagai suatu hal yang 'luar biasa'.

Padahal semua itu muncul secara bergantian. pada saat bahagia.. orang kurang menyadari bahagia datang padanya, pada saat mendapat perhatian sekalipun, mereka tidak menyadari pentingnya perhatian sesama kita. Tetapi pada saat datangnya segala masalah, ternyata kita sangat 'memperhatikan' betul masalah apa yang datang, mengapa datang, karena siapa, bagaimana dan lain sebagainya. Memakan waktu yang panjang untuk memikirkan sebuah masalah yang datang dalam hidup kita. Walau masalahnya kadang hanya masalah 'sepele' tetapi mengapa bsia 'bertele-tele'? karena kita tidak mengunakan telepon, tidak melihat dengan teleskop, tidak mendengar mengunakan stetoskop. dan kurangnya berkomunikasi dengan mengunakan teleconfrence...

Hasilnya sudah dapat dikatakan, kita menjadi jarang memperhatikan diri sendiri, karena terlalu sibuk memperhatikan orang lain, terlalu sibuk menyalahkan orang lain, terlalu sibuk menganggapi orang lain. selalu obyek yang menyebabkan diri kita menderita adalah dari pihak luar. tidak pernah sadar bahwa diri sendirilah yang sesungguhnya berperan dalam meraih kebahagiaan, dan diri sendirilah penyebab dari penderitaan. Bila kita mau mengamati lebih dalam dan lebih jauh lagi, maka sebenarnya kebahagiaan tidak pernah meninggalkan kita, walau dalam keadaan yang paling sedih sekalipun.

Jadi apapun yang anda rasakan, sadarilah, renungkanlah, resapilah dan jalanilah apa adanya. jangan selalu menyalahkan orang lain, menyalahkan keadaan dan menyalahkan waktu. semua itu adalah proses yang harus kita jalani untuk mendapatkan 'kedewasaan dan kebijaksanaan dalam kehidupan'. Tiada orang yang bertambah matang, bila tidak melewati waktu dan prosesnya, tidak ada orang yang mengerti makna kehidupan bila tidak pernah melihat, merasakan, dan menjalani dua sisi kehidupan. Maka dari pada itu apapun bentuknya Hiduplah dengan selalu bersyukur, hiduplah dengan menikmati kehidupan itu sendiri, hiduplah berdamai dengan 'kehidupan' itu sendiri, Terimalah dua sisi kehidupan yang datang silih berganti pada diri kita, maka kita akan menjadi MANUSIA YANG SEUTUHNYA.

Yakinlah bahwa Hitam dan Putih selalu berganti dalam kehidupan kita, tidak bisa hanya menerima bagian putihnya saja dan selalu mencampakan sisi yang hitam. dan tidak ada orang yang 100% baik, juga tidak ada orang yang 100% jahat. Dalam sisi hitam terdapat sisi yang putih, dalam sisi Putih juga terdapat sisi hitam dan saling melengkapi satu dan lainnya.
Seseorang yang baik sekalipun memiliki sisi buruk dalam dirinya. Seseorang yang jahat dan kejam sekalipun masih terdapat cinta dan ketulusan di dalam dirinya.
Jadi siapa yang baik dan siapa yang jahat?
Dengan menyadari hal ini maka kita baru akan menghargai kehidupan manusia yang seutuhnya....
Melihat orang lain seperti apa adanya....
tidak berlebihan dan juga tidak berkekurangan.

0 komentar:

Posting Komentar