Meng Ce ( Mencius 372 SM - 289 SM. ) bermarga Meng dengan nama Ge, terlahir dimasa Chan Kuo (zaman peperangan 7 negara),didaerah Chou. Meng Ce sebagai pengagum ajaran Nabi Khong Hu Cu (Confusius), dan belakangan orang-orang menghormatinya sebagai Nabi.
Semasa kanak-kanak, ayahnya telah tiada, ibunya bekerja menenun kain untuk nafkah hidup mereka.Waktu itu,Meng Ce tinggal berdekatan dengan kuburan, sering ia menyaksikan orang-orang yang mengantar ke penguburan sedang menangis sejadi-jadinya, juga dilihatnya orang-orang yang datang membersihkan kuburan dan bersembahyang dengan segala barang persembahannya. Meng Ce suka bermain dengan teman-teman tetangganya meniru orang menangis mengantar jenasah.
Melihat kelakuan anaknya yang demikian, ibu Meng Ce merasa hal ini dapat berpengaruh buruk terhadap perkembangan jiwa anaknya, maka diputuskan untuk pindah ke kota.
Tak disangka, di Tengah keramaian kota,tetangganya adalah seorang penjagal sapi dan penjual daging, Meng Ce kecil pun meniru menjagal sapi dan menjual dagingnya. Melihat hal ini, ibunya kembali merasa cemas dan memutuskan untuk pindah lagi.
Kemudian mereka pindah ke tempat yang dekat dengan sekolahan. Melihat anak-anak bersekolah dengan rajin, Meng Ce pun tertarik dan mempunyai keinginan untuk ikut belajar.
Melihat perkembangan baik ini, ibunya baru merasa lega hati, dan Meng Ce pun disekolahkan.Suatu hari,Meng Ce bolos sekolah dan pulang ke rumah sebelum jam belajar selesai, saat itu ibunya sedang menenun kain, melihat Meng Ce bolos, ibunya marah dan mengambil sebuah gunting lalu menggunting putus kain tenun yang sedang dikerjakan. Meng Ce sangat kaget melihat perbuatan ibunya dan ibunya pun “ mendidik” nya dengan menunjuk pada kain yang sudah putus terpotong :
“ kamu harus belajar seperti menenun kain ini, mesti sebagian demi sebagian ditenun, kalau menenun sampai setengah lalu dipotong, berarti tidak bakal jadi sehelai kain. Belajar juga harus setahap demi setahap, dan kalau belajar hanya setengah-setengah, apakah bisa berhasil? Sama seperti menenun kain yang belum selesai sudah dipotong, berarti sia-sialah semuanya..! “
Meng Ce sangat tergugah oleh perkataan ibunya, dan langsung kembali lagi ke sekolah.
Sejak itulah, dia rajin belajar dan berhasil menjadi seorang yang sangat terpelajar dan mempunyai kebajikan dalam membimbing orang lain. Dikemudian hari dia disebut sebagai “ Ya Sheng” (Nabi sastra ke-2 setelah Confusius)
0 komentar:
Posting Komentar