Rabu, 10 November 2010

Bersiaplah menghadapi kehilangan

Bersiaplah menghadapi kehilangan

(Erabaru.or.id) - Seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya. berjalan
tak tentu arah dengan putus asa. Sudah cukup lama ia menganggur. Kondisi
finansial keluarganya morat-marit. Sementara para tetangganya sibuk memenuhi
rumah dengan barang-barang mewah, ia masih bergelut memikirkan cara memenuhi
kebutuhan pokok keluarganya akan sandang dan pangan.

Anak-anaknya sudah tak lama dibelikan pakaian, istrinya sering marah-marah
karena tidak dapat membeli barang-barang rumah tangga yang layak. Laki-laki
itu sudah tak tahan lagi dengan kondisi ini, dan ia tak yakin bahwa
perjalananya kali inipun akan membawa keberuntungan, yakni mendapatkan
pekerjaan. Ketika laki-laki itu meneruskan berjalan, tiba tiba ia melihat
sebuah koin di jalan. Ia membungkuk dan mengambilnya.

"Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok penyok," gerutunya kecewa.
Meskipun begitu, ia membawa koin itu ke sebuah bank. "Sebaiknya koin ini
Bapak bawa saja ke kolektor uang kuno", ujar teller itu memberi saran.
Lelaki itupun mengikuti anjuran si teller, membawa koinnya ke kolektor.
Beruntung sekali, si kolektor menghargai koin itu 30 dollar.

Begitu senangnya lelaki itu mulai memikirkan apa yang akan dilakukannya
dengan rejeki nomplok ini. Ketika melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya
beberapa lembar kayu sedang diobral. Dia bisa membuatkan beberapa rak untuk
istrinya karena istrinya pernah berkata bahwa mereka tak punya tempat untuk
menyimpan barang-barang. Setelah membeli beberapa lembar kayu dengan harga
30 dollar, ia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang. Di tengah
perjalanan ia melewati bengkel seorang tukang pembuat mebel. Mata pemilik
mebel sudah terlatih melihat kayu yang dipanggul lelaki itu. Kayunya indah,
warnanya bagus, dan mutunya terkenal.

Kebetulan pada waktu itu ada pesanan mebel yang membutuhkan kayu yang kuat.
Pembuat menawarkan mebel-mebel seharga 100 dollar yang sudah jadi untuk
ditukar dengan kayu yang dibawa lelaki itu. Lelaki itu akhirnya memilih
sebuah lemari yang pasti disukai istrinya. Dia menukar kayu tersebut dan
meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu pulang.

Di tengah perjalanan ia melewati sebuah perumahan baru. Seorang wanita yang
tengah mendekorasi rumah barunya melongok keluar jendela dan melihat lelaki
itu mendorong gerobak berisi lemari yang indah. Si wanita terpikat dan
menawar dengan harga 200 dollar. Ketika laki-laki itu tampak ragu-ragu, si
wanita menaikkan tawarannya menjadi 250 dollar. Lelaki itupun setuju.
Kemudian ia mengembalikan gerobak ke si pembuat mebel dan berjalan pulang.

Di gang depan rumahnya ia berhenti sejenak dan ingin memastikan uang yang
diterimanya. Ia merogoh saku dan menghitung lembaran bernilai 250 dollar.
Pada saat itu, seorang pencopet keluar dari semak-semak, menodongkan pisau
di perutnya, kemudian merampas uang itu dan kabur. Istri si lelaki kebetulan
melihat dan berlari mendekati suaminya seraya berkata, "Apa yang terjadi?
Engkau baik baik saja, tidak luka kan? Apa yang diambil oleh penodong tadi?"

Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, "Oh, bukan apa-apa. Hanya sebuah
koin penyok yang kutemukan tadi pagi."

Moral dari cerita ini :
Memang, ada beragam cara menyikapi kehilangan
Semoga kita termasuk orang yang bijak menghadapi kehilangan dan sadar bahwa
sukses hanya sementara. Benar kata orang bijak, manusia tak memiliki
apa-apa kecuali pengalaman hidup. Bila kita sadar kita tak pernah memiliki
apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan?

(Sumber : kamerauke

0 komentar:

Posting Komentar