Agama Khonghucu telah berkembang sejak 500 tahun SM. Sangat banyak orang yang telah menuliskan ajaran agama Khonghucu dan menguraikan berbagai bidang ajaran yang berguna bagi masyarakat. Seperti yang dijelaskan oleh Nabi Khongcu sendiri bahwa ajaran agama itu tidak hanya membahas masalah ritual dan membahas masalah kehidupan setelah kematian. Nabi Khongcu justru menekankan perlunya memikirkan kesejahteraan manusia yang masih hidup. Menurut Nabi Khongcu masalah kematian itu seperti orang pulang ke kampung halaman sendiri. Orang akan kembali ke mana dia dahulu berasal, itulah arti kematian. Manusia datang dari Tuhan, akan kembali kepada Tuhan. Xun Zi menulis: “Kelahiran adalah pintu masuk ke dunia, kematian adalah pintu keluar dari dunia. Pada saat bayi lahir diadakan upacara penyambutan. Setelah orang tua meninggal dunia diadakan upacara perpisahan” Dalam agama Khonghucu, masalah kematian dan kehidupan setelah mati tidak dipermasalahkan karena semua itu sudah diatur oleh Tuhan. Namun .ada ajaran yang mewajibkan anak-cucu mendoakan roh orang-orang tua yang sudah meninggal sebagai wujud berbakti kepada orang tua dan leluhur. .Kewajiban hidup utama manusia adalah membina diri atau Xiu Shen. Maksudnya, memperbaiki hidupnya dan keluarganya. Untuk itu orang perlu mempunyai penghasilan cukup besar agar dapat menghidupi keluarganya. Orang yang membina diri perlu mempunyai pekerjaan atau usaha yang terhormat dan halal disebut Xiu Shen Yi Jing Ye. Usaha yang terhormat dan halal itu artinya mengerjakan pekerjaan yang bermanfaat untuk masyarakat. Orang yang mempunyai kepandaian dan memperoleh pekerjaan dengan gaji cukup besar adalah pekerjaanyan terhormat. Sebaliknya, orang yang mempunyai kepandaian biasa tidak dapat memperoleh pekerjaan dengan gaji besar bisa membuka usaha sendiri. Bekerja sebagai pengusaha juga pekerjaan yang terhormat. Mempunyai pekerjaan tetap atau mempunyai usaha yang lancar diwajibkan bagi semua umat Khonghucu. Xun Zi mengajarkan, apabila orang tidak mendapat pekerjaan dan tidak dapat membuka usaha sendiri dianjurkan untuk bergabung dengan teman-temannya. Membuka usaha seorang diri memang sulit bagi kebanyakan orang, tetapi apabila beberapa orang bergabung mendirikan usaha bersama kemungkinan berhasil banyak. Usaha bersama itu dapat diwujudkan di bidang pertanian, industri, atau perdagangan. Dalam organisasi usaha bersama ini dipilih seorang pemimpin yang pandai dan dapat dipercaya. Di Jepang zaman sekarang ini 90 % perusahaan dikelola secara bersama seperti yang diajarkan oleh Xun Zi ini.
Membina diri selain dalam bentuk menbuka usaha juga mendirikan organisasi sosial guna menolong orang yang memerlukan pertolongan, konsep ini dalam bahasa Tionghua disebut Xiun Shen An Ren . Menurut Xun Zi, organisasi sosial ini diperlukan sebagai wadah membina masyarakat. Kemiskinan disebabkan oleh orang-orang tidak peduli kepada nasib orang lain. Dalam organisasi sosial yang tertib kondisi sosial-ekonomi semua anggotanya dapat diketahui oleh pimpinan organisasi tersebut. Pimpinan organisasi dapat mengatur dan merencanakan usaha untuk menolong orang miskin ini. Di Indonesia organisasi sosial yang dapat mengentaskan kemiskinan belum banyak. Menurut Xun Zi, organisasi sosial tersebut seharusnya bekerja sama dengan pemerintah. Pemerintah mempunyai tanggungjawab membantu organisasi sosial dalam usaha mengentaskan kemiskinan. Menurut Xun Zi, organisasi sosial yang rapi perlu didirikan di seluruh negara. Xun Zi menegaskan: “Jangan sampai ada seorang pun rakyat dibiarkan hidup sendirian tanpa menjadi anggota organisasi”. Organisasi seperti ini menurutnya dapat mencegah terjadinya kejahatan dan pelanggaran hukum lainnya. Di negara maju sistem pengawasan dan pembinaan kepada rakyatnya sudah sangat sistemais karena dibantu dengan peralatan teknologi canggih. Di negara berkembang pembinaan dan pengawasan pemerintah kepada setiap individu itu sangat diperlukan, tetapi karena kurangnya tenaga profesional dan peralatan teknologi canggih sering tidak terlaksana.
Tujuan pengajaran agama Khonghucu adalah memberikan saran pemikiran untuk kesejahteraan kepada masyarakat melalui pendidikan dan pembinaan rohani. Namun, kesejahteraan masyarakat tidak cukup dengan pembinaan rohani saja. Para tokoh agama Khonghucu, seperti Xun Zi, hanya dapat menyarankan kepada pemerintah yang berwenang menyejahterakan rakyat. Pemikiran yang berkaitan dengan kesejahteraan rakyat terkait dengan tugas pembinaan diri, yaitu membina diri untuk membantu menyejahterakan rakyat disebut Xiu Shen Yi Bai Xing.
Xun Zi membedakan pengertian cendekiawan dan profesional. Yang dimaksud dengan profesional adalah para praktisi yang menggunakan keahliannya. Petani yang terdidik, tukang yang terdidik, para menteri, para manager perusahaan, dan para guru adalah profesional. Cendekiawan adalah para pemikir, perencana, para pejabat negara yang menentukan kebijakan negara serta pembuat undang-undang. Murid Xun Zi yang bernama Han Fei Zi (250 SM) sudah mengusulkan kekuasaan negara dibagi atas
1. pembuat undang-undang.
2. Pelaksana pemerinthan.yaitu raja dan menteri-menterinya
3. Pemegang kekuasaan pengadilan.
Sayangnya, ajaran Han Fei Zi ini kurang mendapat perhatian di Tiongkok pada zaman kerajaan. Para pembuat undang-undang yang paling tepat adalah para cendekiawan yang tidak mempunyai kepentingan pribadi atau golongan. Di dalam negara yang tidak memisahkan dengan jelas pembedaan antara cendekiawan dan profesional akan menghadapi masalah yang rumit. Kaum profesional itu lebih sesuai bekerja di lapangan sebagai pelaksana. Sedangkan kaum cendekiawan mengutamakan pengabdian kepada negara, mereka dipilih karena mempunyai kepribadian yang kuat dan tidak tamak akan harta.
Menurut Xun Zi, negara yang jumlah cendekiawannya sedikit akan menjadi lemah. Strategi pembangunan negara tidak ditentukan oleh para profesional, tetapi oleh para cendekiawan. Anggota DPR dan MPR seharusnya para cendekiawan. Para menteri adalah para profesional. Anehnya, pada zaman Orde Baru, para menteri itu menjadi anggota MPR dan membuat GBHN. Setelah kabinet terbentuk mereka berubah menjadi menteri. Dengan demikian, GBHN itu dibuat oleh orang yang sama dalam posisi yang berbeda. Sebaiknya, para anggota DPR dan MPR tetap pada posisinya dalam badan Lagislatif. Para menteri juga dipilih dari mereka yang memang profesional. Badan Legislatif diduduki oleh cendekiawan yang pandai. Badan Eksekutif dipegang oleh menteri yang profesional. Badan Yudikatif dipegang oleh orang yang bijaksana dan mempunyai rasa keadilan, dan tidak membuat keputusan yang menyakiti rasa keadilan rakyat
Manusia dalam melakukan tugasnya sehari-hari perlu didasari keyakinan spiritual yang mantap supaya tidak mudah menyerah bila menghadapi kegagalan. Menurut ajaran agama Khonghucu, orang bekerja tidak hanya mencari nafkah, yang lebih penting adalah memperoleh posisi yang terhormat dalam masyarakat. Orang yang tidak mempunyai keahlian dan pekerjaan adalah orang yang tidak mempunyai posisi yang terhormat dalam masyarakat. Apabila mereka mendatangi rumah orang lain pasti dicurigai akan minta sesuatu atau meminjam sesuatu. Dalam kenyataannya orang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap banyak merugikan orang lain. Orang yang bekerja hanya untuk mencari nafkah juga kurang dihargai. Pekerja yang baik harus memperhatikan hasil kerja yang bermutu baik. Kualita hasil kerja seseorang menunjukkan kualitas pribadi orangnya. Ajaran agama Khonghucu selalu mengingatkan umatnya agar memilih pekerjaan yang benar-benar dikuasainya. Pengusaha yang menguasai bidang usahanya akan sukses, sebaliknya pengusaha yang hanya ingin mencari keuntungan akan gagal.
Agama Khonghucu banyak membahas masalah kesejahteraan hidup masyarakat karena hal itu sebagai bagian dari tujuan membina diri. Kesejahteraan hidup masyarakt juga menjadi syarat bagi orang yang kan menjalani hidup sesuai akaran agama Khonghucu. Oran yang hidupnya selalu dalam kesulitan ekonmi tidak dapat melakukan upacara sembahyang dengan perasaan senang karena perlengkapannya sembahyang tidak memadai. Dalam upacara sembahyang agama Khonghucu perlu menyiapkan dupa, lilin, buah, dan makanan. Apabila orang tidak mempunyai uang cukup dia tidak dapat membeli semua perlengkapan upacara tersebut. Perlengkapan upacara itu dapat disederhanakan apabila dalam situasi darurat, tetapi tidak dibenarkan apabila setiap kali melakukan upacara sembahyang selalu dalam situasi darurat. Situasi darurat yang dimaksud misalnya dalam situasi perang, dalam situasi bencana alam
0 komentar:
Posting Komentar